CYRAKHA • 43

58.6K 6K 224
                                    

Seorang gadis terbangun dari tidur lelapnya ketika cahaya mentari yang melewati celah tirai menembus kornea matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis terbangun dari tidur lelapnya ketika cahaya mentari yang melewati celah tirai menembus kornea matanya.

Ia menerjap dan menatap sekeliling. Pemandangan ruangan serba putih, ia pasti sedang ada di rumah sakit.

Tangannya bergerak menelusuri sisi brankar miliknya dan tak sengaja menyentuh benda halus yang merupakan rambut itu. Ia mengelus pelan rambut pria yang kini tertidur dengan tangan dan kepala menumpu pada brankar rumah sakit.

"Auden?" Sang pemilik nama kini terbangun karena merasa terpanggil.

"Liv?"

Livy melemparkan senyum tipis pada Auden sementara Auden mengusap pipi Livy.

"Lo kenapa bisa gini? Kenapa lo keluar malem sendiri?" Tanya Auden.

Belum sempat menjawab, para inti Phentanonz beserta Phentz Queen datang sambil membawa banyak makanan.

"Livy..." Seru Carly.

"Livy, gapapa?" Tanya Cyra dibalas anggukan lemah oleh Livy.

"Yuk , Liv. Mamam dulu sini!" Ara menyodorkan sebungkus bubur ayam pada Livy.

"Hai bebeb. Nih ku bawain matcha." Ujar Ganeeta.

"Nih gue bawain kue kering kesukaan lo." Sahut Adeena.

Livy tampak tersenyum manis membuat Auden ikut tersenyum dan mengelus rambut Livy.

Namun, sesaat setelah itu, ia kemudian melihat ke arah Cyra. "Bu ketu, lo ga ada hubungannya sama semua ini kan?"

Inti Phentanonz dan Phentz Queen kini sama-sama terfokus ke arah Cyra yang nampak tersenyum tulus tanpa dosa.

"Selicik- liciknya gue, gue ga akan pernah nyakitin sahabat gue sendiri."

"Auden, Cyra ga ada hubungannya sama semua ini." Sahut Livy.

"Sebenernya tadi malem, gue cuma mau beli cemilan doang. Jadi gue keluar, tapi di gang sepi deket toko itu gue ga sengaja lihat.."

"... pembantaian Pascal." Sambung Livy.

Livy tengah berjalan dengan santai sambil meneguk sekotak susu coklat ditangannya. Ia melewati banyak gang-gang sempit dan gelap. Keadaan sangat sepi malam itu.

Tiba di salah satu gang yang lumayan lebar, Livy justru di buat kaget tatkala ia melihat seluruh anggota Pascal dibantai di sana.

Darah berceceran di mana-mana, satu per satu anggota Pascal tumbang.

Livy dengan nafas yang tercekat berusaha mundur perlahan. Ia sudah tak kuat dengan seluruh adegan berdarah itu hingga,

krak!

Sial, kakinya menginjak botol mineral kosong. Semua pelaku pembunuhan serba hitam itu menoleh ke arah Livy. Tidak, saatnya Livy harus lari.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang