"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡."
🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫
(Jangan lupa vote, komen, dan follow!)
Sebuah amanah telah membawanya muncul dalam kehidupan seorang ketua dari Phentanonz...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah hampir 40 menit melakukan perjalanan darat dengan mobil, mereka semua akhirnya memasuki sebuah tempat dengan gerbang hitam besar bertuliskan 'Churchill' pada bagian tengah terbuat dari gold yang mengkilap. Dari gerbang itu, mereka di arahkan untuk terus masuk melewati jalan dengan perkebunan anggur di kanan kirinya.
Tepat di depan sana, sebuah bangunan mansion yang sangat megah sudah bisa terlihat oleh netra mereka. Semua serba luas dan besar. Langit dengan semburat jingganya itu pun menjadikan mansion milik keluarga Churchill terlihat bersinar dan gemerlapan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka semua nampak terpesona dengan yang biasa di sebut rumah oleh Cyra. Sembari menaiki satu per satu anak tangga menuju teras mansion, ciwi-ciwi ini sama sekali tak bisa diam mengagumi ketampanan para bodyguard yang berdiri di sepanjang jalan yang mereka lalui. "Ra, bodyguard lo buat gue satu napa?" ujar Livy membuat Phentz Queen terkikik.
"Ekhem, ga dianggap!" sindir Arka. Lihatlah, mereka gelagapan, mereka sungguh tak menyadari ternyata Phentanonz sudah terdiam menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam.
"Jadi ada yang lebih ganteng?" tanya Rakha dengan muka datar dan tangan terlipat di depan dada. Cyra yang melihat pacarnya menatapnya dengan sengit akhirnya membalasnya. "Ada, aku punya.. emm.. banyak!" Cyra kemudian terlihat berpikir siapa yang akan ia sebut.
Ah, iya, dia ingat. "Alister, Lucas, 4R, saudara jauh ku, Joven, juga tampan."
Phentz Queen terlihat sangat bersemangat ingin bertemu 4R ini. Mereka masih saja membayangkan bagaimana ketampanan yang dimiliki oleh mereka berempat. Sementara itu, Adeena justru menatap ke arah Jevan yang juga balik melihatnya tanpa ada keinginan untuk memutus kontak mata.
