CYRAKHA • 61

50.8K 5.2K 194
                                        

Tempat yang luas ini ternyata memang menyimpan banyak sudut yang jarang terjamah oleh sembarang orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat yang luas ini ternyata memang menyimpan banyak sudut yang jarang terjamah oleh sembarang orang. Mansion yang mungkin hanya tampak seperti bangunan megah biasa ini juga memiliki bagian-bagian tersembunyi yang seolah menjadi sebuah portal untuk memasuki dunia yang terlihat berbeda dari luar.

Sama seperti saat ini, Rakha dan semuanya di buat heran dengan Cyra yang hanya berdiri diam menghadap dinding paling ujung dari salah satu lorong mansion. Ia hanya membeku dan membisu. Sembari mengetuk-ketukkan kakinya dan bersenandung dalam hati, Cyra masih mengamati corak-corak bunga hitam pada dinding mansion yang ada di hadapannya sekarang tanpa mengetahui teman-temannya di belakang mulai bertanya-tanya satu sama lain.

"Bu ketu?" tanya Arka memecah suasana.

"Iya, nanti." Seolah mengerti nada panggilan yang dilakukan oleh Arka, Cyra langsung menjawab maksud dari untuk apa ia berdiri di depan dinding.

"Fokus ke depan!" titah Cyra membuat semuanya mau tidak mau ikut saja.

Setelah sekitar dua menit berdiri menghadap dinding, tiba-tiba sebuah suara yang memekakkan telinga terdengar jelas oleh mereka.

"Identification has been successful."

"Welcome Phentanonz and Phentz Queen."

Tak lama setelah suara itu terdengar, salah satu corak ukiran bunga hitam dari dinding itu perlahan mulai menyembul keluar membentuk sebuah pegangan. Dengan tombol di tengah-tengah pegangan yang tampak timbul itu, Cyra menekannya sebanyak tiga kali dan secara ajaib dinding di hadapannya itu bergeser ke samping membuat semuanya takjub, kecuali Jevan yang hanya tersenyum miring melihatnya.

"Omo!" ujar Livy kaget.

Seketika darah mereka berdesir ketika melihat perbedaan antara terangnya lorong mansion dengan gelapnya ruangan di dalam sana. "Itu ruangan apa?" tanya Auden.

Cyra tersenyum sekilas tanpa menatap wajah teman-temannya. "Eksekusi mati."

"Anj-" Hampir saja Anta mengeluarkan makiannya dan langsung di tahan oleh Rakha.

"Jangan asal nyebut! Karma itu ada." Anta menelan kembali salivanya dengan susah payah. Ia mengerti maksud Rakha memintanya agar tidak sembarangan berucap di tempat seperti itu.

Setelah merasa teman-temannya cukup siap untuk masuk, Cyra akhirnya mendahului untuk menunjukkan pada mereka tour ruangan-ruangan tersembunyi yang memang di dominasi oleh ruangan eksekusi mati. Memang tidak ada darah di dalam sana tapi bau anyirnya benar-benar membuat hidung mereka serasa di tusuk-tusuk.

Berbagai alat penyiksaan saat ini terpampang jelas di depan mata mereka. Pisau, gergaji, rantai, silet-silet yang dibiarkan berkarat di sudut-sudut ruangan, dan benda-benda di luar nalar orang awam lainnya.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang