CYRAKHA • 17

90.6K 8.3K 762
                                    

"ARKA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARKA!"

Napas Ganeeta tersenggal. Ia bermimpi buruk. Rasa trauma tentang kejadian tadi siang tentu tak mudah hilang dari pikirannya. Setetes air mata mulai turun di pelupuk matanya.

tok!
tok!

"Hah?!"

Jantung Ganeeta terpacu ketika bayangan hitam mengetuk jendela balkon miliknya. Ia bergeser mundur hingga melupakan ia ada di ujung kasur dan terjatuh. Ia terlalu fokus pada bayangan hitam yang seperti sedang memberikan isyarat padanya untuk pergi ke halaman depan. 

Bayangan hitam itu perlahan membuka jendela balkon dan melangkah masuk. Alas kaki yang kotor menimbulkan bekas di lantai. Bekas jejak berwarna merah darah.

Ganeeta terus mundur hingga merasakan tubuhnya sudah terbentur dinding. Ia tak bisa ke mana-mana lagi. Bayangan hitam di depannya semakin mendekat.

Sebuah celurit terangkat dan dalam sekejap menebas leher Ganeeta hingga darahnya mengalir deras dan menimbulkan bercak di dinding kamarnya.

Ganeeta gugur.

Gugur dalam ketakutan dan rasa trauma mendalam. Andai disaat terakhirnya , ia bisa melihat seluruh keluarganya berkumpul dan memanjakannya untuk terakhir kali.

"Ganeeta?"

"Ta?"

"Jangan sentuh aku... Jangan sentuh aku.."

"Ta?"

"Aku jijik, aku jijik sama Mas. Aku jijik aku benci."

"Anjir ni bocah kerasukan Afifah apa gimana? Heh!"

Arka mencoba membangunkan Ganeeta yang sedari tadi menendang-nendang angin sambil berteriak. Arka heran, padahal Ganeeta masih dalam keadaan tertidur. "Heh! Bangun!"

"JANGAN SENTUH! SAYA SUDAH MINUM SUDAH MANDI!" pekik Ganeeta menelungkup kan tubuhnya dan bergeser ke sisi lain kasur.

"Astagfirullah. Salah apa hamba-Mu ini Ya Allah?" Arka frustasi menghadapi gadis didepannya ini. Ia mengedarkan pandang dan menemukan sebuah poster di dinding kamar Ganeeta. Gulf Kanawut?

Arka berbalik arah dengan cepat lalu mendekati Ganeeta. "Ta, ada Gulf dateng mau lamar lo , Ta!"

"Hah? Mana suami aku? Eh..tapi dia kan anak perempuan aku satu-satunya. "

"Buset gitu ternyata banguninnya."

Arka mengelus dada. Random sekali gadis ini. Bisa-bisanya setelah ia mengatakan hal itu, Ganeeta bangun dengan tatapan polos tak berdosa lalu celingak-celinguk mencari keberadaan aktor Thailand yang ia anggap suaminya atau anak perempuannya atau apapun itu.

"Gue udah di surga ya?" rancau Ganeeta.

"Hah?"

"Tadi ada yang dateng ke kamar. Item, kurus krempeng kayak kremian. Trus dia bawa-bawa celurit. Leher gue dipotong dong!"

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang