CYRAKHA • 18

94.7K 8.9K 717
                                    

"Maaf, Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, Mas. Neng Cyra nya udah nggak tinggal disini lagi."

Pernyataan dari seorang ibu yang merupakan pemilik kontrakan Cyra membuat inti Phentanonz terkejut. Pasalnya dari pukul dua pagi hingga sekarang, pukul satu siang, tak ada tanda-tanda keberadaan Cyra.

Mereka sudah mencari ke semua markas geng motor lain juga nihil. Bela-belaan mereka tak masuk sekolah demi mencari keberadaan Bu Ketu mereka.

"Kira-kira pindah ke mana ya, Bu?" tanya Anta.

"Kalau itu saya kurang tahu, Mas. Kemarin sempet nggak pulang berhari-hari, sekalinya pulang ternyata mau pindah."

"Ya sudah, Bu. Terimakasih"

Para inti Phentanonz menghela napas. Mereka harus bisa menemukan keberadaan Cyra. Walaupun mereka jengkel pada Rakha tapi mereka tetap tidak ingin mengecewakannya. Apalagi Cyra sudah mereka anggap bagian dari Phentanonz.

Saat mereka berpamitan, sebuah mobil putih menghampiri mereka. Awalnya mereka mengira itu hanya mobil warga sana, ternyata itu adalah Rakha.

Wajah mereka datar saling menatap satu sama lain. Rakha keluar dari mobil dan menatap teman-temannya. Baru pertama kali ini jantungnya berdegup seperti takut untuk bertemu mereka.

Perlahan Rakha berjalan mendekati teman-temannya. Ia menunduk sekilas dan menatap kembali teman-temannya. "Sorry"

Para inti Phentanonz diam. Masih tanpa ekspresi apapun. Tapi dalam sekejap mereka mendekati Rakha. Auden memukul dada Rakha pelan. "It's okay, Bro"

Mereka berpelukan seperti teletubbies. Layaknya kawan lama yang tak pernah berjumpa. "Cyra mana?" tanya Rakha.

Auden menggeleng. "Sorry, Kha. Kita belum tahu Bu Ketu dimana sekarang."

"Gue bodoh, Den. Gue harusnya mikir dulu sebelum ambil keputusan." Rakha menyugar rambutnya dan mendiamkan sebentar tangannya di kepala sambil memejamkan mata. Ia sangat menyesal.

"Udah, Kha. Lo jadiin pelajaran aja!"

Dering handphone milik Zayyan membuat semua menoleh. Zayyan mengamati nama kontak yang tertulis disana. Tuan Putri.

"Halo?"

"Boo, lo lagi sama yang lain kan?"

"Kenapa?"

"Loudspeaker coba!"

Zayyan langsung menghidupkan mode loudspeaker seperti yang di perintahkan Ara.

"Lo semua pada kesini cepet! Cyra disini, di ruang guru, kayaknya mau cabut nama dari sekolah."

tut..

Sambungan diputuskan sepihak oleh Zayyan. Mereka semua berlari ke arah kendaraan masing-masing dan segera tancap gas ke sekolah.
Rakha berharap ia masih belum terlambat untuk menemui Cyra. Sungguh, ia menjadi gila karena Cyra.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang