"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡."
🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫
(Jangan lupa vote, komen, dan follow!)
Sebuah amanah telah membawanya muncul dalam kehidupan seorang ketua dari Phentanonz...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Weh, itu kesana woy. Gila kali lo?" ricuh Arka memainkan game online dengan para inti Phentanonzdi warung Bu Laksmi.
"Eh, Van lo ngapa diem bae? Serang egoo!" timpal Anta.
"Ck! Ntar!" ujar Jevan santai.
Berbeda dengan mereka bertiga, Zayyan dan Auden menyibukkan diri mereka dengan bermain catur dan mendapat ketenangan. Dito masih anteng di tempatnya menikmati kopi panas sambil memandangi foto mentari kesayangannya. Ia kemudian beralih mengirim pesan pada Adeena, meski ia tahu Adeena pasti sudah tertidur mengingat ini sudah mulai larut.
Mentari
Mentari bobo ya? Dito sayang mentari
Dito terkekeh kecil dengan pesan yang ia kirim. Sedikit cringe tapi itu memang kenyataannya. Dito merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah gelang bunga matahari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Besok mentari ulang tahun. Dia pasti suka kan?" gumam Dito pelan sambil meraba gelang yang ia beli khusus untuk mentari nya itu.
Dito akhirnya mengingat sesuatu. Ia belum mengunci markas. Ia kemudian pamit untuk pergi ke markas memastikan semuanya aman. "Gue ke markas bentar."
"OKE!" sahut mereka serempak masih sibuk dengan permainan mereka.
Dito berjalan sekitar lima menit untuk sampai ke markas. Ia langsung masuk dan mendekati saklar lampu. Tunggu, ekor matanya menangkap sesuatu di depan sana. Terlihat seorang pria dengan jaket berlogo 'G' milik Garzavos dan wajah tertutup masker tampak menunggunya untuk datang.
Mata Dito membulat. "Ngapain lo?"
bugh!
Dito salah, orang itu tak sendirian. Ia membawa satu temannya lagi yang kini memukul tengkuk Dito dengan sebuah benda terbuat dari besi. Kepala Dito terasa berputar tapi sebisa mungkin ia menyerang balik. Tak mungkin ia berteriak meminta tolong. Itu hanya akan sia-sia saja.