CYRAKHA • 38

67.6K 6.4K 336
                                    

plak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

plak!

Tamparan keras kini membuat pipi cantik Cyra berubah semu merah. Darah segar yang mengalir keluar dari bibirnya, serta penampilannya yang berantakan membuat siapapun yang melihatnya akan menjadi iba.

Air mata bak intan mengkilap kini sudah singgah di ujung pelupuk mata gadis itu. Namun, entah kenapa, rasanya air mata itu seperti enggan untuk turun dan membasahi wajah Cyra.

"Kenapa berhenti?" Tanya Cyra lirih.

"Papa kasih kamu kesempatan lagi. Bunuh Rakha!" Kata-kata itu akhirnya terdengar kembali di telinga Cyra. Kata-kata yang selalu membuat hidupnya tersiksa.

Cyra menggeleng lemah. "Cyra udah kehilangan Elang, Dito. Cyra ga akan kehilangan Rakha."

bugh!

Tubuh mungil Cyra terhempas ke dinding tatkala Dellano, papanya, memukul perut Cyra dengan kepalan tangannya. Cyra hanya meringis pelan. Ini sudah biasa ia dapatkan. Bahkan saat usianya masih 10 tahun, papanya pernah menendang perutnya hingga ia terjatuh dari tangga karena tak sengaja membuat Dito menangis.

"BUNUH RAKHA DASAR ANAK SIALAN!"

"Kenapa, Pa? Cyra udah bilang, Rakha bukan pembunuh Elang sama Dito. Pembunuh Elang udah di penjara. Pembunuh Dito juga lagi Cyra cari." Ujar Cyra emosi.

"Kenapa Cyra ga bisa dapet kebahagiaan, Pa? Cyra cuma mau punya seseorang yang sayang sama Cyra. Selama ini cuma El sama Dito yang sayang Cyra. Cyra juga mau ngerasain kasih sayang papa." Imbuh Cyra lirih.

Dellano terkekeh pelan. "Bahkan papa ga pernah berharap punya anak perempuan yang ga becus dan cuma beban kayak kamu. Andai dulu Elang ngga jagain kamu dua puluh empat jam, sejak bayipun kamu udah mati di tangan papa."

Cyra tersenyum tipis. Kehadirannya ternyata memang tak pernah diinginkan. "Bener kata El. Bagi papa, perempuan itu lemah, dan laki-laki itu tahanan. Mungkin dengan perginya El sama Ito, mereka bisa bebas dari papa."

plak!

"TERUS ,PA!! TAMPAR TERUS! BUNUH CYRA!"  Tamparan yang dirasakan oleh Cyra semakin keras dan membuat pipinya semakin panas. Sampai kapan penderitaan ini berlangsung?

"Papa masih mau ada mayat Rakha di depan papa. Sebelum itu terjadi, kamu ga akan mati. Papa terima perjodohan dari Tuan Nugraha biar kamu bisa tusuk Rakha dari belakang,"

"TAPI KAMU MALAH JATUH CINTA SAMA BAJINGAN ITU!!" Dellano memekik tepat di telinga Cyra.

"Cyra ga akan pernah kehilangan Rakha." Kekeh Cyra.

Dellano sangat geram dengan putrinya ini. Ingin sekali ia menyobek mulut yang terus-terusan membangkang dirinya itu.

"Papa bakal tunggu mayat Rakha sampai kesabaran papa habis. Dan ketika kesabaran papa habis, kamu.. mati. Rakha juga mati." Desis Dellano mengancam Cyra.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang