CYRAKHA • 34

68.2K 6.3K 260
                                    

"Selamat pagi, anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita ulangan kimia dadakan ya. Siapkan satu kertas dan alat tulis. Tidak ada mencontek  . Mencontek berarti coret dari daftar kelas," ujar guru Kimia XII MIPA 7.

"Ish, mampus, gue ga belajar." Panik Anta.

Semua siswa terlihat panik dan berkeringat mendengar kata 'ulangan dadakan', sungguh itu lebih horor dan membuat jantung berdetak tak menentu dari pada harus uji nyali di rumah berhantu.

Jevan menghela napas dan menoleh kesamping yang merupakan bangku kosong milik Dito. Ia ingat kalau si otak encer Dito sudah tiada lagi. "Gue cari ke mana-mana, taunya di.."

".. tanah."

"Set, dark sekali epribadeh." Sahut Anta.

Saat guru Kimia keluar kelas untuk mengambil soal, Rakha yang duduk di depan dengan Cyra akhirnya menoleh kebelakang. Melihat satu deret meja berisi inti Phentanonz dengan muka tegang mereka.

Mata Rakha memberi isyarat dengan menyorot ke arah Cyra yang terlihat santai menyobek kertas dari buku. Ya, Kimia bisa dibilang kecil oleh Cyra.

Para inti Phentanonz menelan kasar saliva mereka. Oke, ini saatnya. "Yuk, bisa yuk, hilangkan harga diri ini sementara." Ujar Auden.

"Bu Ketu..." Serempak inti Phentanonz ke Cyra.

Cyra terkesiap lalu refleks menengok ke belakang. Ia bisa mendapati semua inti Phentanonz menatapnya dengan puppy eyes mereka sambil memohon.

"Dih, kemarin aja bentak-bentak gue." Kesal Cyra.

Rakha mengerucutkan bibirnya dan menoel lengan Cyra dengan raut imut. "Sekayiii aja ya?"

Cyra menggesek-gesekkan giginya sambil mendelik ke arah Rakha. Sepintas muncul ide di dalam otaknya. "Oke, gue contekin. Tapi ntar malem kita war."

"Oke siapa takut." Jawab inti Phentanonz serentak.

"Dan gue yang harus menang."

"Ok-. Oh tidak bisa.." Ujar Rakha.

"Jangan pernah harap hal itu terjadi." Sambung Zayyan.

"Yaudah gausah gue contekin."

"Eh, bu ketu ga asik ih. Mainnya ngancem." Kesal Anta.

Cyra tekekeh kecil melihat raut mereka yang berubah-ubah. Ia antara ingin menampar dan tertawa di saat yang bersamaan. Beberapa detik kemudian, guru kimia sudah masuk kembali ke kelas dan memberikan soal pada setiap deretan meja.

Ulangan berlangsung tenang. Waktu serasa berputar dua kali lebih cepat. Mana tidak ada dari inti Phentanonz yang sudah memenuhi kertas mereka. Tolong hamba-Mu ini Ya Allah.

Di saat waktu tinggal sepuluh menit mereka sudah pasrah dengan sepuluh soal kimia didepan mereka. Otak mereka serasa mengeluarkan kepulan asap.

Rakha tiba-tiba merasakan ada suatu dorongan di lipatan tangannya. Sebuah kertas coretan dari Cyra. Isinya lengkap dengan semua jawabannya. Rakha mengulum senyum dan meraih kertas itu. Meletakkannya di bawah kertas jawaban miliknya.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang