CYRAKHA • 48

53.4K 5.3K 279
                                    

Rakha berada dalam gelisah pada tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rakha berada dalam gelisah pada tidurnya. Berkali-kali ia coba untuk memejamkan mata, tapi pikirannya tak bisa lepas dari satu hal. Bukan tentang dugaan penyerangan yang akan terjadi padanya malam ini, namun pada gadisnya yang ada di sana.

Rakha menghela napas. Ia menumpukan lengannya di atas kedua matanya. Batinnya ingin cepat melupakan pikiran buruk yang membuat hatinya tak tenang saat ini. Ia pikir berada di markas yang sepi akan membuatnya sedikit tenang ternyata tidak sama sekali.

Rakha kemudian menggapai selembar kertas yang ia letakkan di atas meja tadi.

Lihatlah! Bahkan saat menyentuh kertas itu, hatinya sudah bergejolak tak menentu. Sakit, takut, dan khawatir telah menjadi satu. Kata-kata dokter itu masih terngiang-ngiang di kepala Rakha.

"Benturan keras pada kepala pasien telah menyebabkan adanya cidera. Kemungkinan untuk baik-baik saja hanya sekedar harapan kecil. Kami sudah tak bisa lagi memantau pasien yang kini sudah jauh dari jangkauan kami."

"Kita hanya bisa berharap kalau pasien tidak mengalami.."

"..amnesia atau kebutaan."

Rakha mengacak-acak rambutnya. Satu pertanyaan dalam benaknya. Apakah Byby nya di sana baik-baik saja?

Rakha terlalu takut. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Ia takut Cyra kenapa-kenapa. Ia takut Cyra melupakannya. Ia takut untuk kehilangan gadis yang telah menjadi separuh dari jiwanya.

Kenapa ia harus pergi ke rumah sakit tadi? Seharusnya ia tak perlu mendengar kabar buruk seperti ini.

"Buset kaget gue, Khaa!!!"

"Lo ngapain di sini malem-malem njir?!"

Bukan hanya Anta yang terkejut, Rakha juga terkejut. Ia pikir semua temannya sudah pulang ternyata Anta kini kembali lagi di malam yang sudah sangat larut.

"Lo ngapain di sini?" tanya Rakha.

"Lah, malah balik tanya," jengkel Anta.

"Gue masih takut mati."

Anta mendelik. Ia tahu saat ini pasti Rakha sedang berbohong. "Iyain. Lagi ada masalah apa lo?"

"Ga ada."

"Masa?"

"Hm."

"Lo mau apa ke sini malem-malem?" tanya Rakha pada Anta.

"Pascal kasih kabar gue. Mereka udah ada di markas. Markas mereka masih lengkap. Ini lagi cari sandinya," jelas Anta.

Rakha sejenak berpikir. Markasnya lengkap? Apa mungkin itu jebakan. Karena seharusnya mereka juga mengacak-acak markas Pascal kalau mau semua bukti hilang bukan?

"Kenapa bengong, Kha?"

"Nggak. Bilang apa mereka?"

"Ntar, lima menit lagi gue di telfon. Gue mau siapin pemindahan data jarak jauhnya."

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang