CYRAKHA • 30

68.6K 6.3K 204
                                    

Mematikan satu tokoh bukan berarti akhir dari sebuah cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mematikan satu tokoh bukan berarti akhir dari sebuah cerita.
This is not the end
Masih ada misteri yang belum terpecahkan.
Masih ada penyesalan yang belum tersampaikan.
Masih ada villain yang tertawa dalam kemenangan.

So, mari kita selesaikan kisah ini
CYRAKHA

From author,
muttyara18


Reminder : Ingat kata Jevan! "JANGAN NANGIS! LO NANGIS, AUTHOR BAHAGIA"

***

Kepergian yang meninggalkan duka. Kini membekas penuh luka. Gundukan tanah yang menyembunyikan raga seseorang dibawahnya, telah menjadi pembatas antara kita.

Dito telah pergi menyisakan kenangan bagi para sahabat dan teman-temannya. Tangis tak bisa terbendung, bahkan beberapa sudah merasa kekeringan.

Adeena mengusap nisan milik Dito 'DITO ASHWANGGA BIN FAJAR' . Ia memeluk nisan itu seraya merasakan kehadiran Dito di sisinya. Livy yang merasa iba akhirnya menarik Adeena dengan lembut dan memeluknya. "Adeena yang sabar ya! Dito pasti udah tenang," ujar Cyra sambil mengelus puncak kepala Adeena.

"Abang? Orang tua Dito kemana?" tanya Ganeeta pada Rakha hati-hati.

Rakha menggeleng pelan. Sungguh ia pun tak tahu menahu tentang orang tua Dito. "Dito ga pernah bahas orang tuanya. Dia tinggal sendiri. Dia cuma pernah bilang kalau nama papanya itu Fajar."

Rakha merasakan terik mulai menyengat di kulitnya. Tak sadar sudah dua jam mereka berada di sana. Rakha kemudian menepuk pelan belakang nisan Dito. "Kita cabut ya, Bro. Kita bakal sering main kesini buat temenin lo. Ntar kita nongkrong bareng lagi."

Para inti Phentanonz meletakkan tangan mereka di atas makam Dito secara bersamaan dan mengucapkan janji mereka. "Solidaritas selamanya."

Mereka semua beranjak pergi kecuali satu orang. Cyra. Ia masih setia menatap gundukan tanah di bawahnya itu hingga genggaman tangan menyadarkannya. "Ayo pulang, by!" ajak Rakha dibalas anggukan oleh Cyra.

Setelah dari pemakaman, Inti Phentanonz memutuskan untuk berkumpul ke markas setelah mengantar Phentz Queen pulang.

"Gue ngerasa bersalah banget sama Dito," ujar Rakha dengan nada bersalah sambil mengusap kasar wajahnya.

"Sama. Kita ga bisa saling jaga satu sama lain," sambung Auden.

"Kita ga mungkin diem aja kan, Kha?" Tanya Arka.

Rakha meneguk sebentar sebotol air mineral di tangannya sambil berpikir. "Kita butuh bukti dulu. Biar mereka ga bisa ngelak."

"Anta, sekarang tugas lo!" Lanjut Rakha.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang