CYRAKHA • 65

49.9K 4.9K 442
                                    

Byur!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Byur!

Nando terkejut saat dinginnya air menghantam tubuhnya yang masih setengah sadar. Saat ia membuka mata, orang yang pertama kali ia lihat adalah Auden dengan wadah bekas air dingin tadi berdiri di depannya dengan tatapan datarnya. "Bangun! Di sini bukan tempat lo tidur!" ketus Auden.

Nando tersulut emosi. Ia berusaha bangkit dan ingin sekali menghabisi Auden saat itu juga, tapi rantai yang mengikatnya tak memberi izin. Nando terduduk kembali karena ikatan rantai itu terlalu kuat melekat pada tubuhnya.

"ARGH!! RAKHA!!" pekik Nando.

"Gak usah teriak! Gue nggak tuli," balas Rakha santai sembari berjalan di belakang kursi tempat Nando terikat.

Rakha mencengkram dagu Nando dengan sangat kuat hingga empunya sempat kesakitan. "Kenapa?"

"Kau akan menyesali ini!" ancam Nando.

Rakha terkekeh, menunjukkan raut penuh ejek nya. Rakha kemudian berjalan ke ke depan. Ia mencondongkan tubuhnya dan mengunci pergerakan Nando dengan memojokkan kedua bahu pria itu pada sandaran kursi. "Lihat nanti, lo, atau gue yang akan nyesel?"

"Gara. Sorry...Nando. Lo harusnya sadar! Lo cuma boneka kakak lo, lo cuma perisai yang bisa di tumbalin kapanpun dia mau. Lo jangan tolol!" ejek Rakha membuat Nando naik pitam.

"Sialan! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa?"

"Gue tahu," potong Rakha.

"Lo, mantan ketua Phentanonz, pembunuh Elang, pembunuh Dito, dan penyebab jatuhnya banyak korban tanpa dosa lainnya."

Nando terbahak. "Temanmu juga pengkhianat!" ujar Nando sembari melempar tatapannya pada Jevan di sudut sana.

"Dan dia udah kehilangan salah satu sahabatnya sebagai hukuman," sahut Zayyan dengan tangan bersidekap dada.

"Hahaha! Dia penyebab kematian salah satu anggotamu dan kau masih menyangkal hal itu?"

Jevan tak bisa berkata apa-apa. Dia salah dan dia menyadarinya. Tapi kehilangan Dito juga salah satu hukuman untuknya. Rakha menengok ke arah Jevan yang terlihat sangat kesal. Terlihat dari tangannya yang terkepal keras. Rakha tahu, Jevan bukan kesal dengan Nando tapi dengan dirinya sendiri.

"Jev, keluar dari sini sekarang!" titah Rakha. Awalnya Jevan hampir menolak, tapi anggukan dari Rakha membuatnya mengalah dan memilih keluar.

Setelah Jevan keluar dari ruangan bawah tanah, Rakha menghela napas lega. Setidaknya Nando tidak akan tersakiti oleh emosi Jevan sekarang.

Ya, itu benar. Rakha tidak ingin melukai Nando sekarang. Ia selalu  mengingat prinsip dari gadisnya. Untuk apa mengotori tanganmu untuk menyakiti bajingan yang bukan levelmu.

Rakha menatap Nando yang masih dengan bangganya menampakkan tatapan nyalang itu. Rakha tersenyum miring. "Lo masih berguna buat gue. Lo nggak akan mati secara instan. Tapi secara spontan."

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang