CYRAKHA • 33

65.8K 6.1K 359
                                    

"Happy Birthday, Baby Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy Birthday, Baby Rara." Ucap Elang dan Dito bersamaan.

Hari ulang tahun Cyra ke-14 dirayakan sederhana oleh kedua saudaranya itu. Setiap tahun selalu seperti itu dan Cyra tetap merasa bahagia mengingat hanya kedua saudara laki-lakinya dan mamanya saja yang menyayanginya.

"Yee, Baby Rara udah 14 tahun, El," ujar Cyra dengan nada gemas.

Elang yang saat itu sudah berumur 17 tahun memberikan Cyra hadiah sebuah sweater coklat hasil pertama kalinya ia mengambil alih bisnis keluarga Dellano yang memiliki dua perusahaan di Indonesia. Sedangkan Dito yang saat itu usianya satu tahun di bawah Cyra memberi jepit rambut berbentuk awan.

"El, mama mana? Baby Rara mau makan kue nya."

"Eh bentar dong! Tunggu mama!" Titah Elang.

"Panggil aja, Bang." Sahut Dito.

"Bentar ya , abang panggil dulu."

Elang melangkahkan kakinya mencari keberadaan sang mama. Dirinya terhenti ketika mendengar suara tangis dari kamar orang tuanya. Pintunya sedikit menganga memudahkan dirinya mengintip kedalam.

Elang berusaha menahan emosi tatkala melihat sang mama memeluk kaki papanya dengan tangis yang sudah pecah sementara sang papa sibuk menerima telfon dengan santai. Ia kemudian mendengarkan dengan seksama percakapan Dellano dalam telfon.

"Iya, pak. Sekarang gadis itu sudah berusia 14 tahun, sudah cukup untuk melayani bapak. Di usia bapak yang 50 tahun tentu butuh pendamping kan? Bawa saja tidak apa-apa," ujar Dellano dalam telfon.

Segitu benci kah Dellano pada Cyra? Hingga ia sampai tega memberikan anak kandungnya yang baru 14 tahun untuk melayani pria berusia 50 tahun.

Dellano tersenyum saat mematikan telfon. Elang mengepalkan tangannya.

"Mas, Siska mohon jangan lakuin itu ke Cyra, Mas! Salah apa gadis lugu itu?" Pinta Siska sambil menangis.

"AH! Dari awal Mas ga mau punya anak perempuan. Bisanya cuma jadi beban. Mending dia pergi bisa hasilin uang. Minggir!" Bentak Dellano sambil menendang bahu istrinya.

"Mas cuma mau anak laki-laki untuk penerus, kenapa harus di kasih anak perempuan segala? Dia ga berguna."

Tidak, Elang harus bertindak sekarang. Ia tak mau masa depan adiknya harus hancur karena papanya. Elang segera berlari menuju kamar Cyra dimana adik-adiknya kini tengah menunggunya.

"El, mama mana?"

"Hust, ikut El sekarang!"

Elang mengambil tas Cyra dan memasukkan asal baju-baju Cyra. Ia juga memasukkan segala kebutuhan yang mungkin dalam waktu dekat dibutuhkan oleh Cyra. Elang memakaikan sweater yang ia berikan pada Cyra.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang