"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡."
🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫
(Jangan lupa vote, komen, dan follow!)
Sebuah amanah telah membawanya muncul dalam kehidupan seorang ketua dari Phentanonz...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy 800k readerslaknatable yang tercintah❤ Jadi gue niatnya mau hiat 2 minggu~ Tapi lo pada gak asik! Mainnya teror Nggak DM Ig, nggak TikTok, nggak DM Wp isinya "up dong thor" Nih up gue Tapi habis ini ngilang lagi~ Ehe.. Byee👋
***
Rakha terbangun di tengah malam dalam keadaan kebingungan. Bagaimana tidak, handphone yang kini berada di atas nakas miliknya terus-terusan bergetar dan berdering tanpa henti. Nyawanya yang masih belum terkumpul itu merasa malas untuk menggapai benda pipih yang masih mengeluarkan bunyi sampai sekarang.
Rakha sekarang tambah frustrasi ketika suara ketukan pintu kamar terdengar semakin keras. "Tuan Rakha?" panggil seseorang dari luar sana. Rakha terkejut hingga refleks bangkit dari ranjang ketika mengetahui ketukan pintu itu berasal dari bodyguard yang di kirim oleh Cyra dan ditugaskan untuk menjaga mereka semua di Indonesia.
Rakha segera berlari menggapai pintu dan membukanya. "Kenapa?" tanya Rakha ling-lung. "Tuan, segeralah pergi dari sini!" titah bodyguard itu.
Rakha mengerutkan dahinya. "Kenapa? Ada apa?"
"Tuan, anak buah dari Nando telah dikirim untuk membunuh kalian semua. Markas dua geng kalian telah di obrak-abrik. Kami sudah mengirim perintah untuk semua bodyguard yang ditugaskan menjaga teman-temanmu yang lain untuk segera bersiap," jelas bodyguard itu.
"Mana adikku?" Rakha seketika ingat pada adiknya yang lebih penting baginya dari pada dirinya sendiri. "Dia juga tengah bersiap. Bawa apapun yang penting untuk kalian, kalian akan segera kami terbangkan menuju London."
Rakha mengangguk paham, bodyguard itu segera pergi keluar dan bersiap untuk penerbangan Indonesia-London. Rakha langsung mengemasi tasnya. Apapun yang ia rasa penting, ia bawa. Ia tak terlalu memikirkan pakaian, toh nanti di sana ia bisa membeli yang baru sehingga tasnya tidak akan di penuhi pakaian saja.
Rakha membawa semua berkas-berkas penting tentang kasus yang tengah mereka selesaikan selama ini. Semua blackcard ,pasport, dompet ia masukkan ke dalam tas. Rakha kemudian meraih handphone miliknya dan mengecek pesan chat yang masuk.
•Temen Dakjal•
Arka Jir.. Rakha ngebo..
Zayyan Gue udah di bandara
Anta Cewek gue riweh, woy!"
Auden Orang tua lo semua gimana?
Zayyan Udah gue anter ke tempat lain, di jaga juga ama bodyguard bu ketu
