"Tuan, semua anak buah tuan di Indonesia telah di singkirkan oleh anak buah keluarga Churchill. Sudah tak ada yang tersisa. Beberapa berhasil kembali kemari dengan selamat dan beberapa-"
Brak!
Nando yang telah tersulut akan emosi membuat dirinya menendang kuat meja yang berada di hadapannya. Sekali lagi, mereka gagal. Bahkan semua antek-anteknya telah di hancurkan.
Anak buah yang baru saja membawa kabar itu seketika merinding. Ia takut dengan amarah itu akan menjadikan dirinya sebagai korban selanjutnya.
"KENAPA KALIAN SANGAT TIDAK BECUS, HUH?" pekik Nando.
Berbeda dengan sang adik, Nathan justru terlihat datar. Meski tak menampakkan rut wajah apapun tapi bisa terlihat tatapan mata yang amat tajam.
"Lalu bagaimana dengan para bocah ingusan itu?" tanya Nathan santai.
Anak buahnya tercekat. Seakan sangat sulit untuk membuka mulut karena saking takutnya. "M-mereka.."
Mendengar nada bertele-tele seperti itu membuat Nathan menjadi tak sabar. Dengan senyum licik terpampang di wajahnya, ia mengambil pistol miliknya dan tanpa basa-basi menembakkan peluru di dalamnya. Peluru itu melesat cepat mengenai dinding telat di belakang pria itu. Jika pria itu bergeser sedikit saja, selesai perjalanan hidupnya.
"Kau mau coba menelan timah ini?" Pria itu semakin bergidik ngeri. "Tidak, tuan! Mereka.. mereka telah di bawa kabur ke Inggris."
Dor!
"Wrong answer," (Jawaban yang salah) ujar Nathan setelah dengan sekali tembakan berhasil membunuh pembawa berita itu dengan timah panas menembus tulang tengkoraknya.
"Bagaimana ini, Kak?"
"Mereka lolos!"
"Mereka sekarang bergabung dengan Churchill."
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Argh, ingin sekali aku membunuh mereka dengan tanganku."
"SHUT THE FUCK UP!" Tak tahan dengan ocehan adiknya membuat Nathan ingin sekali menjahit mulut itu hingga tertutup rapat-rapat. Ia tahu adiknya tak pernah becus melakukan apa-apa. Jika memang ia berhasil, pasti ada saja jejak yang masih tertinggal dan membuat semua kacau.
Nathan kembali menyandarkan punggungnya pada sofa yang empuk sembari menatap adiknya yang sudah menunduk ketakutan. "Sekarang katakan padaku! Apa yang bisa menjadi pancingan paling ampuh bagi seorang Rakha?" tanya Nathan tiba-tiba mengingat Rakha lah target terberat setelah Cyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYRAKHA
Roman pour Adolescents"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡." 🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫 (Jangan lupa vote, komen, dan follow!) Sebuah amanah telah membawanya muncul dalam kehidupan seorang ketua dari Phentanonz...