CYRAKHA • 49

54K 5.6K 820
                                        

"Pasien atas nama Rakha Radeya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pasien atas nama Rakha Radeya.."

"Maaf, pasien bernama Rakha sudah di pindahkan ke ruang jenazah."

deg!

"J-jenazah?" tanya Auden ragu.

"Iya, Mas. Baru saja dipindahkan."

Auden tak percaya akan hal itu. Tidak.

"Rakha.." lirih Arka.

"Abang.." Ganeeta histeris mendengar kabar itu.

"Auden ayo cari abang!!!" pinta Ganeeta.

Semua inti Phentanonz juga Ganeeta berlari. Langkah penuh kepanikan mereka pijak kan di setiap lorong rumah sakit mencari kamar jenazah tempat Rakha berada sekarang.

Mereka sudah tak peduli pukul berapa sekarang. Yang mereka inginkan hanyalah semua kabar tentang Rakha hanya kebohongan belaka. Setelah Anta memberi kabar lewat telfon dengan tangisan histerisnya mereka hanya bisa  berharap hal buruk itu tak pernah terjadi.

"Anta!" panggil Zayyan.

Anta hanya diam. Menunduk menatap tubuh pria yang kini diselimuti kain putih.

"ABANG!!!"

"Abang bangun!!"

"Abang bilang cuma mau titipin Etaa ke Arka bentar kan?"

"AYO BANGUNNN!!!"

Ganeeta mengguncang tubuh kakak kesayangannya penuh luka. Walaupun Rakha adalah kakak yang terkadang menjengkelkan, tapi baginya, Rakha adalah orang yang sangat spesial.

"Abang! Ayo bangun!"

"Iya, nanti Etaa ga minta di beliin martabak atau album lagi sama abang. Etaa ga akan ganggu abang kalau nongkrong lagi."

"Abang..."

Auden kini mendekati tubuh yang nampak kaku tersebut. Ia mengelus rambut Rakha hinga tak sadar meneteskan air mata.

"Kha, lo udah gue anggep adek gue sendiri. Lo ga mau bangun demi gue? Demi Ganeeta? Demi ratusan Phentanonz?"

"Ayo bangun bentar, Kha. Tugas lo belum selesai. Jangan tinggalin tanggung jawab lo." ujar Auden.

Anta mendengar sesuatu dari luar ruangan. Ia kemudian melangkah ke ambang pintu dan mengintip nya. Kosong. Hanya itu yang ia dapatkan.

Anta kemudian menutup pintu tersebut dan berbalik. Berlari kecil menuju brankar jenazah milik Rakha.

"Kosong anjing!"

Rakha kemudian membuka kain putih penutup tubuhnya dan bernapas lega, membuat semua inti dan Ganeeta terlonjak kaget hingga mundur satu langkah.

"GERAH SIALAN!!" Rakha mengayun-ayunkan telapak tangannya seperti sebuah kipas. Ternyata begini rasanya jadi mayat.

"Kha?!" panggil semua inti.

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang