CYRAKHA • 58

52K 5.6K 454
                                    

Saat ini pikiran Rakha sedang di isi banyak sekali pertanyaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini pikiran Rakha sedang di isi banyak sekali pertanyaan. Tentang siapa itu Nathan Nando di mata Cyra, tentang apakah Cyra telah mengetahui kebenaran yang terjadi pada Elang dan Dito, juga lebih banyak lagi. Semua itu seakan terus menerus menghantui pikiran Rakha. Setelah ini ia harus bisa mendapat jawabannya, jika tidak, mungkin sebentar lagi ia bisa gila.

Rakha terus saja diam sembari memainkan garpu di tangannya. Makanan di hadapannya sama sekali tak menggugah selera baginya. Sudah sepuluh menit Cyra memperhatikan Rakha hanya seperti itu, ia mengernyit bingung. "Rakha?" panggil Cyra.

Tak mendapat balasan, Cyra akhirnya menoel pipi Rakha hingga membuat empunya terkesiap. Rakha menaikkan salah satu alisnya, bermaksud untuk bertanya 'Ada apa?'.

"Rakha kenapa?" Rakha hanya menggeleng sebagai balasan dari pertanyaan Cyra. Cyra yang di perlakukan seperti itu hanya bisa ber negative thinking. Apa Rakha marah padanya atau ada hal lain?

Cyra mencebikkan bibirnya. Ia kemudian mendekat ke arah Rakha, yaitu tepat pada lengan kekar Rakha dan menumpukan dagunya pada pundak Rakha. Rakha yang merasakan Cyra menempel di tubuhnya akhirnya beralih menatap manik itu lekat-lekat. "Apa?" tanyanya pelan bahkan suaranya hampir tak terdengar.

"Rakha marah ya?" Rakha terus menggeleng sebagai balasan akan pertanyaan itu.

"Ekhem.. Lagi makan bisa-bisanya bucin," sindir Arka.

"Uwu sekali," sahut Anta.

"Uwuntuk di gaplok," timpal Zayyan.

"Uced dah bang!"

Seketika satu meja tertawa mendengar celetukan dari Zayyan. Kecuali keluarga Churchill tentunya. Mereka pasti tak mengerti logat dari para akhlakless selundupan dari Indonesia ini.

Rakha masih terdiam, membisu dengan wajah datarnya. Cyra tak tahu apa kesalahannya dan mengapa Rakha memperlakukannya seperti itu. Gadis itu kini masih menggelayoti tubuh kekasihnya tanpa ada niat untuk menjauh.

James yang melihat hal itu diam-diam menyembunyikan tawanya. Gadis kecil yang dulu bermain dengannya dan ia jadikan kepercayaan kini telah dewasa. Dalam benak James seketika berpikir apakah ia akan menua dan mati sendirian tanpa kehadiran orang-orang tersayang di sisinya.

Tanpa sadar telah memikirkan hal yang terlalu jauh, James meneteskan air matanya. Alister yang melihat hal itu terheran-heran. "Tuan James, apa yang terjadi padamu?" tanyanya.

Cyra seketika menoleh dan fokus pada James yang tengah menyeka air matanya. Semua nya bahkan saat ini saling memandang satu sama lain karena bingung dengan apa yang terjadi. "Papa, ada apa?" tanya Cyra sembari bangkit dan mendekati ayah angkatnya.

James meraih tangan putrinya dan mengecupnya. "Kau sudah dewasa. Apa ini artinya aku akan kehilangan dirimu sebentar lagi?"

"Kenapa kau berbicara seperti itu, Papa?"

CYRAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang