Chap 10

1.1K 104 12
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita tadinya mau ngikutin manga tapi malah beda banget
Genre : persahabatan, romance
Pair : narusasu, narufemsasu, and other
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran


Happy reading

Chapter 10

Dengan sangat terpaksa, Sasuke duduk di samping Naruto. Di sebelah kirinya di dekat jendela jadi ia bisa melihat pemandangan dan langit. Padahal ia sudah senang duduk di bersama Ino. Di masa shinobi gadis bermarga Yamanaka itu memang menyebalkan tapi di zaman ini, Ino sangat bisa ia andalkan sebagai teman sesama perempuan agar ia tidak kembali tomboi terlebih dahulu. Tapi sekarang ia masih tomboi. Maklum saja karena Sasuke dulunya adalah seorang laki-laki tulen yang gagah dan tampan.

Pernah suatu hari Sasuke dimarahi habis - habisan oleh sang ibu saat pulang setelah bermain sepak bola dengan teman - temannya yang bergender laki - laki. Itu terjadi saat dirinya masih duduk di bangku sd kelas 5. Sasuke pulang dalam keadaan kotor dan babak belur akibat habis berkelahi dengan lawan tandingnya yang kalah.

Ketika tiba di rumah, sang ibu yang bernama Uchiha Madara langsung memarahinya dan menghukumnya. Semua baju Sasuke dibuang tapi hanya baju laki - lakinya yang dibuang. Sasuke harus hidup sebagai anak perempuan yang feminin bukan tomboi. Sejak saat itu Sasuke berhenti bermain sepak bola dengan teman laki - lakinya. Amukan ibunya sangat menakutkan. Namanya saja Uchiha Madara.

Sasuke apes sekali dimarahi ibunya. Ia bersumpah tidak akan melakukan itu lagi. Jadilah saat ini Sasuke memanjangkan rambutnya meski ia masih tidak bisa bersikap feminin.

"Haaah.. " Helaan nafas untuk kesekian kalinya. Sasuke masih tak percaya jika ia duduk di sebelah kiri Naruto, sahabat sekaligus rivalnya. Namun hal yang paling mengejutkan adalah Naruto jadi aneh dan sering memandanginya dengan intens.

"Apa kamu ada masalah, Sasuke teme?" tanya Naruto cemas. Menoleh kepada Sasuke.

"Kamulah masalahku, dobe" jawab Sasuke, jutek, dingin dan datar.

"Aku?" beo Naruto menunjuk pada dirinya sendiri.

"Hn." Sasuke enggan menjawab.

"Aku kenapa?" tanya Naruto dengan polosnya.

💢"Jangan menoleh dan menatapku terus, dobe!" seru Sasuke. Untung tidak didengar oleh Kurenai sensei sang guru musik.

"Tapi aku senang menatap wajahmu. Ternyata kamu cantik juga. Pantas saja para senpai mengirimimu surat cinta," balas Naruto tersenyum manis.

Blush.  💢"Diam, dobe!! Kamu menggangguku terus!!" teriak Sasuke dengan wajah memerah.

Naruto tertawa. "Kamu lucu, teme."

Kurenai sensei langsung menghampiri Naruto dan Sasuke yang telah membuat keributan.

"Kalian bertengkar lagi, Uzumaki, Uchiha!" kata Kurenai sensei dengan dahi berkerut.

"Tidak, sensei. Benar kan, Sasuke?" bantah Naruto cari aman.

"Iya, sensei," jawab Sasuke melirik pada Naruto.

"Hm, kalau kalian membuat keributan lagi, aku akan meminta kalian untuk bernyanyi di lapangan," ancam Kurenai sensei.

Naruto dan Sasuke hanya bisa mematuhi ucapan sang guru meski Naruto santai saja jika bernyanyi dengan Sasuke di lapangan. Beda dengan Sasuke. Mana mau ia bernyanyi di lapangan yang dilihat murid se-SMA Seika. Mau taruh di mana harga dirinya sebagai seorang Uchiha.

My Life(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang