Chap 59

451 43 4
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Genre : isekai, romance, friendship
Pair : narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran

Happy reading


Chap 59

Hari kelulusan pun tiba. Naruto, Sasuke dan semua murid seangkatannya di Sma Seika sudah berhasil lulus. Mereka baru saja selesai mengikuti upacara kelulusan. Foto bersama dengan sesama alumni telah mereka lakukan. Bahkan para siswi junior telah menantikan kancing kedua dari Naruto. Tapi Naruto tidak memberikan kancing keduanya. Ia tak mau kekasihnya marah dan cemburu. Apalagi hari ini adalah hari keberangkatannya menuju Spanyol. Dia akan kuliah dan melatih kemampuan sepak bolanya di sana.

Di bawah pohon sakura yang bunganya telah mekar, Naruto dan Sasuke duduk di bangku panjang. Angin berhembus mengibaskan rambut panjang Sasuke. Surainya bertambah panjang seiring berjalannya waktu. Tak ada lagi gadis berambut emo. Kini Sasuke yang telah berusia 18 tahun itu seakan bukan Uchiha Sasuke sang ninja pelarian di zaman shinobi.

"Ne, Sasuke. Apa kamu ikhlas aku pergi ke Spanyol?" tanya Naruto takut salah bicara.

Sasuke yang sedang menatap lurus ke depan langsung menoleh pada sang kekasih. "Kenapa tidak ikhlas? Kamu kan pergi untuk meraih mimpi. Apa hakku untuk melarangmu? Malah aku senang dan bangga karena kamu berhasil mendapatkan beasiswa dan bisa berlatih sepak bola di sana," jawab Sasuke tersenyum tipis.

"Tapi.. Aku takut kamu merasa sedih dan kesepian. Kita akan berpisah sangat lama. Mungkin aku akan pulang ke Konoha setahun 1 atau 2 kali," kata Naruto merasa sedih.

"Sudah cukup bertemu 1 atau 2 kali. Kalau sering bertemu, bisa mengganggu," balas Sasuke terlihat santai. Tak ada raut wajah yang menunjukkan rasa sedih.

"Huh!" Naruto mendengus dengan wajahnya yang cemberut. "Aku kan pasti kangen padamu, Sasuke. Kita akan lama sekali tidak bertemu."

Set. Naruto meraih tangan kanan Sasuke lalu mengecupnya. Kemudian menarik pinggangnya agar duduk lebih dekat dengannya.

"Kamu pikir aku nggak akan kangen?! Tapi.. Tapi.. " Sasuke menjeda perkataannya. Air matanya menetes. Sedari tadi ia bertahan untuk tidak mengeluarkan air mata demi harga dirinya yang tinggi. "..aku bisa apa, Naruto? Kalau aku mencegahmu untuk pergi..hiks..aku sama saja dengan merusak impianmu, dobe. Aku ingin kamu menggapai impianmu. Kamu harus sukses. Hiks.. Hiks.. Itu untuk masa depan kita juga, Naruto.. "

Naruto terkejut atas sikap dan perkataan sang kekasih. Sasuke ternyata sangat memikirkan dirinya.

"Sasuke, aku sangat terharu. Kamu ternyata sangat memikirkanku dan peduli padaku," gumam Naruto meraih Sasuke ke dalam dekapannya. "Maafkan aku karena harus meninggalkanmu. Tunggu aku. Suatu hari nanti aku pasti akan datang dan menjemputmu untuk menjadikanmu sebagai pasangan hidupku."

Sasuke berhenti menangis. Ia merutuki dirinya yang sangat mudah menangis. Apalagi dirinya bisa jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Naluri lelakinya masih ada meski naluri perempuannya yang dominan.

"Aku akan tunggu saat itu tiba. Hati dan tubuh ini adalah milikmu, Naruto," kata Sasuke. Tersenyum.

Pelukan terlepas. Naruto dan Sasuke saling memandang satu sama lain. Kemudian keduanya menempelkan bibir mereka. Ciuman perpisahan yang begitu manis dan memabukkan. Perpisahan sebagai awal dari perjalanan mereka menuju masa depan yang cerah.

"Aishiteru," ucap keduanya sambil menangkup wajah masing - masing. Tersenyum dan kembali berciuman.
.
.
.
.
Di bandara. Naruto akan pergi bersama Kakashi sensei. Ialah yang akan mendampingi Naruto di sana sebagai walinya.

"Nak, jaga dirimu di sana. Jangan makan ramen terus," pinta sang ibu aka Sakura memeluk Naruto.

"Siap, kaa chan. Kan ada Kakashi sensei bersamaku. Kaa chan tidak perlu cemas," kata Naruto tersenyum.

Sakura melepas pelukannya. Ia meneteskan air mata. Putra semata wayangnya harus pergi demi meraih cita - citanya.

"Kamu harus berhasil, Naruto! Kalau gagal, kaa chan tidak akan membiarkanmu menikah dengan Sasuke chan!" celetuk Sakura tersenyum jahil.

"Apa?" Mata Naruto melotot.

Sasuke yang berada di dekatnya menahan tawa.

"Aku pasti berhasil, kaa chan!" seru Naruto yang mirip seperti rengekan bocah sd.

"Putra sematang wayang kami pasti berhasil," ucap Boruto. Ia merangkul bahu istrinya sebagai penenang agar sang istri berhenti menangis.

"Hum!" Naruto mengangguk. Kemudian ia menoleh pada sang kekasih yang sedang berdiri di sampingnya. "Sasuke, aku pergi dulu. Secepatnya aku akan kembali." Ia memegang tangan kanan Sasuke.

"Hn, jangan terlalu cepat. Aku mau menghabiskan masa lajangku sebagai seorang gadis mumpung kamu tidak ada di sini," balas Sasuke tersenyum seakan - akan tidak merasa sedih.

"Ish, kamu ini. Seneng banget ya kalau aku tidak ada di sini!" cetus Naruto menarik tangan Sasuke lalu memeluknya. Tak peduli ada ibu dan ayahnya.

"Mana ada aku senang, dobe! Aku ini sedih tapi aku tidak boleh egois. Kamu harus pergi. Toh kamu pergi juga untuk masa depanku. Suatu hari nanti kita akan bersama. Sekarang adalah waktunya untuk belajar dan meraih cita - cita. Aku tidak mau menikah muda," jelas Sasuke menahan air mata. Ia benci dirinya yang sangat mudah menangis.

"Haha. Maafkan aku. Kita harus berpisah sekarang," kata Naruto dengan berat hati. Pelukan pun terpaksa ia lepas.

Tes tes. Akhirnya Sasuke menangis.

"Hei, jangan menangis dong. Jadi jelek kan mukamu yang cantik ini," ejek Naruto sambil mengusap air mata Sasuke dengan sapu tangannya.

"Baka dobe! Hiks.. Hiks.. Aku.. Aku.. Hiks.. " Sasuke hanya bisa menangis. Runtuh sudah tembok pertahanannya. Tak ada lagi Uchiha Sasuke sang mantan ninja pelarian di depan mata Naruto. Kini hanya ada gadis biasa yang sedang menangisi kepergiannya.

Cup. Naruto mengecup kening, kedua pipi kemudian bibir Sasuke. Walau sekilas tapi sangat berarti bagi keduanya.

"Sasuke, aku sangat senang telah bertemu kembali denganmu di kehidupan ini," ucap Naruto tersenyum tulus.

Sasuke pun tersenyum. "Aku juga. Sampai jumpa, Naruto. Aku tak mau bilang selamat tinggal."

Naruto tersenyum geli. "Haha. Terserah kamu saja. Sampai jumpa nanti, Sasuke. Rambutmu pasti akan sangat panjang kayak karakter anime Sailor moon."

Sasuke berdecak. "Panjang sekali!"

Naruto melepaskan pegangan tangannya dari tangan Sasuke. Rasanya sakit karena harus berpisah dengan sosok gadis yang selama hampir 5 tahun menjadi sahabat dan kekasihnya. Ingin menangis tapi Naruto menahannya. Ia harus kuat di depan Sasuke. Nanti dia akan diejek.

'Konoha, I will be back soon. Sasuke, wait for me. I will marry you someday because i love you and i only want you,' batin Naruto. Ia belajar bahasa Inggris dan Spanyol tapi bahasa Spanyolnya belum lancar.

Naruto dan Kakashi pun pergi meninggalkan kedua orangtua Naruto serta Sasuke.

'Naruto.. Selamat jalan. Raihlah mimpimu,' batin Sasuke berdoa untuk sang kekasih.

To be continued

Mohon maaf karena chap ini sangat singkat.

Sekian dan arigatou gozaimasu

Bogor, 22 Mei 2022

Finadika

My Life(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang