Chap 64

675 42 4
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Genre : isekai, romance, friendship
Pair : narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran

Happy reading

Chap 64

Sudah satu bulan lamanya pernikahan pasangan Naruto dan Sasuke. Mereka tinggal di rumah baru yang dibeli dengan hasil uang keduanya. Awalnya Naruto menolak tapi Sasuke terus saja memaksa dengan alasan ia ingin uangnya dipakai juga meski sisanya ditabung untuk keperluan mendadak. Sasuke itu tipe perempuan mandiri.

Jangan harap kehidupan setelah menikah kondisi keuangan tidak berubah. Tentu saja berubah. Sasuke harus pandai berhemat karena ia telah menjadi seorang ibu rumah tangga. Meski ia diberi uang bulanan yang jumlahnya tidak sedikit, tapi ia sudah mencatatkan semua keperluan di buku kecilnya. Tidak boleh boros. Terlebih jika sesuatu yang tak terduga terjadi. Sasuke harus siap sedia.

Setelah menikah Sasuke menerima pekerjaannya sebagai seorang animator hanya sedikit. Ia bekerja agar tidak bosan saat pekerjaan di rumah telah selesai dikerjakan.

Pip. Ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari sahabat lamanya.

Seutas senyum muncul di parasnya yang kini tampak semakin cantik.

"Jadi dua hari lagi Ino menikah dengan pria berwajah senyum palsu itu ya? Syukurlah. Anak yang Ino kandung akan lahir setelah kedua orangtuanya menikah," gumam Sasuke setelah membaca pesan dari sang sahabat. Ia pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Mengangkat jemuran.

"Ukh.. Akhir - akhir ini punggungku sering sakit. Kayak sakit datang bulan aja. Tapi kenapa datang bulan nggak datang - datang. Sakit yang ada. Susah banget jadi perempuan. Kenapa nggak si dobe itu saja yang jadi perempuan sih?!" gerutu Sasuke sambil mengangkat pakaian yang kering.

Kemudian ia masuk kembali ke dalam rumah. Setelah melipat baju yang kering, sebagian akan ia setrika jika bajunya kusut, Sasuke pun pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Sasuke membuka kulkas. Ia melihat beberapa buah jeruk yang terlihat manis dan segar. Tanpa pikir panjang, Sasuke pun mengambil buah jeruk yang berjumlah 3 buah itu dan mengupasnya. Lalu memakan buahnya.

"Emh.. Manis dan asem. Jeruk ini benar - benar mantap!" seru Sasuke merasa senang.

Ia terus memakan buah jeruk tanpa tak terasa buahnya sudah habis tiga.

"Ya sudah habis. Ah iya. Aku harus masak. Si dobe pasti kelaparan. Dia atlet tapi harus ngantor juga. Untung saja si rubah buluk yang jadi bosnya. Jadi Naruto bisa tidak masuk kerja kapan saja. Toh Naruto kan seorang atlet," gumam Sasuke. Ia berdiri dan menyiapkan makan malam. Tidak melakukan hal lain selain memasak. Kecuali menyiapkan bahan makanan yang akan ia masak.

Dua jam kemudian Naruto pulang. Ia pulang dari kantor begitu lelah. Tidak di dunia shinobi tidak di dunia modern. Ia masih saja harus bergelut dengan puluhan ribu dokumen. Lebih baik terus menjadi atlet daripada pekerja kantoran. Begitu pikir Naruto.

Srekh. Naruto membuka pintu rumah. "Aku pulang!" kata Naruto. Ia langsung duduk di lantai dan membuka sepatu serta kaos kaki.

Tap tap tap. Terdengar suara langkah kaki. Siapa lagi kalau bukan istrinya, Uzumaki Sasuke.

"Selamat datang, Naruto," sambut Sasuke. Ia masih memakai apron di balik dress rumahnya. Rambutnya ia cepol satu di atas. Make up tipis menambah nilai plus perempuan cantik itu.

Naruto menatap istrinya cukup lama setelah meletakkan sepatu kerja di rak sepatu yang telah istrinya atur.

Istrinya yang ditatap lama hanya bisa mengernyitkan alis. "Kamu kenapa, Naruto? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya sang istri heran. 'Belum ada keriput kan?' batinnya.

My Life(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang