Final chap
Chap 66
Masa ngidam adalah masa yang penuh warna bagi seorang Uzumaki Naruto. Meski usia kandungan istrinya sudah menginjak 5 bulan, tapi masa ngidamnya belumlah usai. Seperti saat ini. Pasangan narusasu sedang berada di kedai ramen yang baru buka dan kebetulan ada di dekat komplek perumahan mereka tinggal.
Sang istri aka Uzumaki Sasuke sangat ingin memakan ramen ekstra pedas dengan toping tomat serta dalam porsi jumbo. Membayangkannya saja sudah membuat kenyang tapi sang nyonya Uzumaki sangat ingin makan makanan berkuah penuh lemah tersebut.
Dengan senang hati Naruto mengantar sang istri pergi ke kedai ramen dan memesan ramen yang Sasuke inginkan.
"Ramen ekstra pedas dengan porsi jumbo ditambah toping tomat yang banyak," kata Sasuke dengan senyum lebarnya. Ia sudah kembali menyukai tomat.
Sejak kapan seorang Uchiha ralat Uzumaki Sasuke bisa tersenyum lebar begitu? Itu yang Naruto pikirkan. Segalanya bisa terjadi. Apalagi Sasuke hamil anak kembar darinya. Tidak heran jika tingkah Sasuke mirip dengan dirinya.
Naruto pun memesan 2 mangkok ramen dengan 2 porsi yang berbeda. Satu porsi untuk dirinya dan satu lagi dengan permintaan untuk sang istri.
"Ternyata si kembar ingin makan ramen ya," kata Naruto terlihat senang.
"Hn, yang ingin makan ramen adalah aku, bukan mereka. Jangan nyalahin bayiku kalau aku ngidam, oke?" sanggah Sasuke. Menatap sang suami dengan tatapan tajam.
Naruto hanya mengangguk tanpa jawaban untuk membalas sanggahan dari sang istri.
Ramen pun datang. Sasuke tampak tak sabar untuk mencicipi makanan kesukaan suaminya tersebut.
"Selamat makan!" ucap keduanya.
Namun, Sasuke hanya memakan ramennya sesuap. Tanpa basa - basi ia menukar ramennya dengan ramen Naruto.
"Eh? Kenapa ditukar, sayang?" tanya Naruto heran.
"Terlalu banyak ramennya dan terlalu asam. Tukar dengan punyamu, Naruto," jawab Sasuke dengan polosnya sambil mulai menyantap ramen yang seharusnya dimakan oleh Naruto.
"A-apa? Tapi.. Aku kan tidak suka tomat, sayang. Apalagi tomatnya kebanyakan," tolak Naruto.
Set. Sasuke langsung menghentikan makannya dan berdiri. "Huh! Aku mau pulang!" Sasuke pun membalikkan badannya dan meninggalkan kedai ramen.
"Eeh?? Ja-jangan pergi, Sasuke!" bujuk Naruto sambil memegang tangan Sasuke yang hendak pergi. "A-aku akan makan ramen pesananmu, jadi tetaplah di sini dan makan ramen ini, oke?"
Sasuke duduk kembali sambil tersenyum miring. Suaminya memang paling lemah terhadap dirinya yang sedang dalam mode marah. Lagipula Sasuke juga tidak tahu akan memakan ramen suaminya.
Dengan hati berat Naruto pun memakan ramen yang dipenuhi buah tomat itu. 'Demi Sasuke, harus kumakan tomat - tomat ini. Huhu.. ' batin Naruto nelangsa.
Lalu, ibu hamil itu sensitifnya melebihi perempuan datang bulan. Sangat sangat sensitif. Berbanding terbalik dengan Naruto yang tidak peka. Walau sekarang Naruto tidak terlalu tidak peka seperti di masa shinobi.
Pernah suatu hari Naruto baru pulang latihan sepak bola. Sesekali ia akan bermain sepak bola jika sedang dibutuhkan untuk klub sepak bola kota Konoha. Ia sebenarnya enggan bermain sepak bola karena harus bekerja di kantor. Berhubung pemilik perusahaan tempat ia bekerja adalah orang yang sama dengan pemilik klub sepak bola, maka ia bisa bebas masuk kerja. Asalkan sudah menyelesaikan pekerjaannya. Tidak menunda - nunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life(end)
FanfictionNaruto harus tewas saat berperang melawan musuh melindungi desa sebagai seorang hokage ketujuh. Ia dihidupkan kembali di zaman modern dan berjanji akan menjadi ayah dan suami yang selalu perhatian untuk kedua anaknya dan istrinya. Ini hanya kisah p...