Chap 53

463 45 0
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa iczin
Ide cerita asli milik thor
Genre : isekai, romance, friendship
Pair : narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran

Happy reading

Chap 53

Sore itu Sasuke berjalan kaki pulang dari sekolah seorang diri seperti biasa. Ia masih smp kelas 8. Rambutnya pun masih seperti ekor ayam tapi ia harus mengenakan seragam sailor lengkap dengan rok layaknya seorang murid yang bergender perempuan.

Tak ada firasat apapun kala itu. Sasuke harus berjalan memutar karena di dekat rumahnya sedang ada perbaikan jalan. Oleh karena itu ia harus melewati gang sempit yang sangat jarang dilewati orang.

Deg. Jantung Sasuke berdebar kencang ketika memasuki gang itu. Ia melihat beberapa pemuda dengan penampilan urakan dan bertato. Ia pun berusaha untuk tidak menghiraukan mereka. Berjalan seperti biasa, tanpa ekspresi dan perasaan dag dig dug. Bukannya Sasuke takut. Ia bisa berkelahi. Sang ayah yang mengajarinya bela diri. Ibunya tidak mengajarinya karena takut Sasuke jadi preman wanita seperti dirinya.

Setelah beberapa langkah masuk ke gang dan melewati satu pemuda, Sasuke dipanggil.

"Yo, gadis kecil! Rambut pendek tapi wajahmu cantik. Main yuk sama abang - abang ganteng ini!" kata salah satu pemuda.

Sasuke terus berjalan. Ia berusaha tak mendengar celotehan para pemuda itu.

"Cih! Sombong sekali jadi gadis tomboi. Serang saja bos. Dia cuma gadis lemah," kata pemuda yang kedua.

Sasuke menghentikan langkahnya dan memasang kuda - kuda. Takut ia diserang dari belakang.

Benar dugaannya. Seorang pemuda hendak menyerangnya. Dengan sigap Sasuke mengangkat tubuh pemuda yang kurus itu ke depan.

'Berat!' batin Sasuke. 'Sialan! Aku kan bukan seorang shinobi!'

Trang. Pemuda itu terjatuh. Ketiga pemuda lainnya tak diam saja. Mereka pun menyerang Sasuke secara bersamaan.

Mungkin awalnya Sasuke berhasil melumpuhkan mereka, namun tenaganya tidak sebanding. Sasuke kalah. Mukanya penuh memar. Tangan dan kakinya terluka.

"Mau kita apakan bos gadis nakal ini?" tanya pemuda yang hampir kalah. Ia merasa senang dan puas setelah mengalahkan Sasuke.

"Kita ikat saja di tiang listrik. Buka dulu bajunya biar dia kedinginan!" jawab salah satu temannya yang dipanggil bos.

"Kenapa tidak kita cicipi dulu tubuhnya?" usul pemuda yang lain.

Sasuke menggerang. Ia ingin menyerang mereka tapi tenaganya sudah habis.

"Tubuh gadis kecil ini mana bisa memuaskan kita? Lebih baik kita bunuh saja dia!" tolak temannya.

Wajah Sasuke langsung memucat. Mana sudi ia mati muda. Baru kelas 8 smp sudah mau dibunuh. Sasuke pun berpikir untuk melakukan sesuatu tapi pisau yang dikeluarkan oleh dua pemuda itu membuatnya panik.

Rasanya Sasuke sangat ingin berteriak. Ia merasa dirinya begitu lemah. Mati memang lebih baik untuknya. Setidaknya ia masih perawan. Takkan membuat malu ibunya.

Sasuke menutup matanya. Kedua tangan dan kakinya diikat di tiang listrik. Untung saja tiang listriknya tidak mengandung aliran listrik. Jadi ia tidak tersetrum.

'Siapapun, tolong aku! Tou san, kaa san, nii san!' teriak Sasuke dalam hatinya. 'Tapi mereka sedang tidak ada di rumah. Nii san sedang pergi seminar, tou san ada pekerjaan di luar kota. Kaa san sedang pergi reuni. Rupanya aku memang harus mati di sini.'

My Life(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang