Chap 48

517 54 0
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa iczin
Ide cerita asli milik thor
Genre : isekai, romance, friendship
Pair : narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran


Happy reading



Chap 48

Sehari sebelum festival sekolah. Kelas Naruto sedang menyiapkan segala sesuatu untuk festival besok. Kafe dadakan yang bertemakan maid butler itu harus merauk untung sebesar mungkin. Itu adalah rencana Ino. Semua murid di kelas sedang sibuk untuk acara besok. Jadi mereka semua menginap di sekolah atas izin pihak sekolah dan orang tua mereka.

Para siswa sibuk menghias ruang kelas, sedangkan para siswi sibuk membuat kostum dan persiapan lainnya untuk memulai kafe besok.

Sasuke, Ino, Hotaru dan Fuu sedang berada di ruang jahit. Hotaru sangat pintar menjahit pakaian mengenakan mesin jahit. Sementara tiga gadis lainnya membantu dalam hal menjahit dengan tangan dan lainnya.

"Kostum ini sudah selesai! Imut sekali!" seru Ino memamerkan kostum maid yang baru selesai Hotaru jahit.

"Kenapa kita tidak menyewanya saja sih? Ribet kan kalau bikin gini," ungkap Fuu kelihatan lelah.

"Ish ish ish." Ino menggelengkam kepalanya. "Kalau nyewa kan kostumnya banyak yang sama. Kostum maid kita harus beda dengan kostum maid pada umumnya. Kan bisa kita sewakan setelah selesai festival."

Doeng. Hotaru sweatdrop. 'Dasar matre,' batin Hotaru.

Sasuke hanya diam sambil berusaha menjahit bagian yang harus dijahit dengan tangan. Sesekali jarinya tertusuk jarum, tapi ia tidak menyerah. Ia ingin mempunyai keterampilan yang bisa ia miliki selain memasak. Padahal laki - laki zaman sekarang pintar memasak dan menjahit. Bukan hanya perempuan saja yang ahli dalam menjahit dan memasak.

"Aw!" ringis Sasuke.

Ino menoleh kepadanya. "Ara - ara, Sasuke chan. Kamu jangan memaksakan diri. Nanti jarimu terluka semua dan si pirang bakal marahin kami," kata Ino.

"Jariku hanya tertusuk jarum. Ini bukan luka kok!" sanggah Sasuke. Ia terus menjahit.

Fuu menepak bahu Sasuke. "Aku suka sifatmu yang tidak menyerah, Sasuke san."

Sasuke melirik sekilas kepada Fuu. Ia tidak membalas ucapan Fuu.

"Itu sifat yang Naruto tularkan pada Sasuke chan. Aku senang karena Sasuke chan bisa berubah. Dulu dia tomboi sekali. Rambutnya saja pendek. Tapi sekarang dia malah jadi cantik begini. Naruto enak ya. Mau pacaran setelah Sasuke chan jadi cantik begini," celetuk Ino. Ia tersenyum menggoda Sasuke.

"Tapi Uzumaki kun dan Sasuke san cocok sekali lho. Kayak lihat bulan dan matahari gitu. Aku sampai ikutan fansclubnya," kata Fuu.

"Fansclub?" Akhirnya Sasuke membuka suara.

"Iya! Siswi di sekolah ini sangat mengidolakan kalian sebagai sepasang kekasih. Waktu Sasuke san diganggu, para fans malah meneror pengganggu itu. Aku baru tahu beberapa hari lalu," jelas Fuu. Ia duduk di dekat Sasuke.

Sasuke menoleh pada Fuu yang tampak antusias padanya. "Dasar. Kalian tidak ada kerjaan jadi fansku dan Naruto," kata Sasuke dengan wajah datarnya.

"Kyaa!! Aku suka ekspresi wajamu itu, Sasuke san! Cool banget! Yo!" sorak Fuu bergaya ala anak hip hop.

Doeng. Sasuke sweatdrop dan mengendikkan bahunya. "Hn."

Hanya itu yang Sasuke katakan. Ia tidak peduli pada sekumpulan orang yang mengaku sebagai fansnya tapi ia harus berterimakasih karena mereka bersedia meneror orang yang telah berbuat jahat kepadanya.

My Life(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang