23

5.9K 155 0
                                    

"bagas kam-" ucapan laura terpotong saat membuka pintu kamar bagas dan ternyata tidak ada siapapun.

"dimana sih anak itu" laura membuka pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar bagas namun nihil, tidak ada bagas disana.

Laura memghampiri sarah yang sedang duduk di depan televisi sambil meminum teh hangat.

"oma, liat bagas?"

"engga, dari sore bagas belum pulang loh ra"

"kemana sih dia"

"coba telfon" saat laura kebuka handphone nya hendak menelfon bagas, hendri datang dengan tas kerja berwarna hitam di tangannya.

"kenapa mah?"

"ini loh bagas belum pulang juga" hendri melihat kearah jam tangan mahalnya yang menunjukkan pukul 9 malam.

"alex mana?"

"alex pulang mah hehe" laura melirik alex yang datang dari pintu depan.

"kamu ini yah keluyuran mulu" laura mencubit kecil pinggang alex yang membuat alex menjauh dan berlindung dibalik oma nya, karena alex yakin hanya oma nya yang bisa menyelamatkan nya.

"aduh duh udah jangan ribut, alex kamu jangan keluyuran mulu udah kelas 12 harus giat belajar"

"iya deh oma"

"yaudah kamu coba telfon bagas ya" laura mengangguk lalu menelfon bagas, namun tidak ada jawaban dari sana.

"ga di angkat"

"coba lagi" laura mencoba lagi untuk menelfon bagas, tapi malah nomornya tidak bisa di hubungi sekarang.

"gabisa pah"

"paling abang lagi main sama temennya kali mah, pah"

"abang kamu gasuka main keluyuran gitu kayak kamu" laura menoel pipi alex yang membuat alex menyengir.

Hendri memikirkan sesuatu, apa jangan-jangan?

"ah sebentar" hendri menjauh dan menelfon seseorang.

"halo"

"..."

"coba tolong kamu cek ke sana ya"

"..."

"iya"

"..."

"langsung kabari saya"

"..."

Tut

Acha membuka matanya, kepalanya terasa pusing mungkin karena obat tadi.

"acha dimana ya" gumamnya.

"udah bangun?" acha terkejut saat melihat seorang lelaki yang duduk membelakanginya.

"k-kamu siapa"

"saya-" lelaki itu memutar tubuhnya menghadap acha "suami kamu".

"k-kak bagas" bagas mendekati acha, menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah acha.

Acha bisa merasakan hembusan nafas bagas yang khas.

"k-kak"

"kamu harus pulang" acha menggeleng

"saya tidak menerima penolakan" acha harus berani, dia harus berani untuk menolak bagas. dia tidak mau tersakiti lagi.

"tapi acha gamau"

"saya tidak peduli"

"yaudah, acha mau pulang ke hotel aja"

"silahkan, tapi akan saya pastikan dikasur ini" bagas menunjuk kasur dengan alas berwarna putih "akan terlihat banyak sekali bercak darah" lanjut bagas sambil melirik kearah tubuh acha dengan suara yang di desis kan.

Acha merinding mendegar perkataan bagas tadi.
apa maksudnya bercak darah? apakah dia akan di perawani? acha menggelengkan kepalanya sambil melamun menunduk kebawah.

"gimana?" Acha menatap bagas.

"ga! acha gamau pulang"
"acha mau pulang ke hotel" acha turun dengan cepat dari kasurnya, berniat untuk membuka pintu.

Namun nihil, pintunya terkunci dan tidak bisa terbuka karena hanya bagas yang memegang kuncinya.

"gimana? bisa buka kuncinya?"

"kak bagas mana kuncinya acha mau pulang ke hotel!" Bagas memperlihatkan kunci yang berada ditangannya.

"nih, ambil" tanpa ragu, acha berjalan cepat kearah bagas untuk mengambil kunci.

Saat tangan acha hendak meraih kunci itu, bagas menjauhkan kunci itu.

"sini kak!"

"gak"

"sinii" acha mendekat kearah bagas yang tidak seimbang karena acha selalu berusaha mengambil kunci itu.

"sini kak" acha dengan tidak sengaja malah mendorong bagas ke kasur yang membuat bagas menarik acha juga, dan mereka sama-sama terjatuh diatas kasur dengan posisi acha yang berada diatas tubuh bagas.

Cup

Vote nya dong!
Thankyou

KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang