68

4.6K 108 1
                                    

"bang lo yakin itu tempatnya" mereka sudah masuk ke dalam hutan yang sangat seram sampai-sampai langit yang sore tertutup oleh pepohonan.


"hikss hikss" acha sangat takut, disini sangat gelap bahkan tidak ada penerangan sama sekali.

Bela belum juga kembali sedari tadi dan untungnya mulutnya tidak dibekap hanya saja tangan dan kakinya diikat di kursi.

"acha ga boleh takut acha harus berani" gumamnya.

Dia mengambil nafasnya dalam lalu berteriak dengan keras.

"TOLONGGGGGGG"

"TOLONGGGGGGGG SIAPAPUN TOLONGGGGG"


"stttt diam, kalian dengar suara?" Mereka semua berhenti berjalan, mereka tidak membawa salah satu kendaraan karena memang hutannya sempit. motor saja tidak masuk.

"kenapa?"

"kalian ga denger sesuatu?"
"coba deh dengerin baik-baik" lanjut bintang.

Mereka semua menajamkan pendengarannya.

"TOLONGGGG"

"itu suara acha" gumam bagas dan diangguki semuanya.

"kayaknya dari sana deh, ayok" mereka pergi mengikuti suara itu.



"HEH BERISIK BANGET SIH KAMU!" bela meneriaki acha saat telinganya merasa terganggu dengan teriakan acha.

"bela lepasin acha!" bela terkekeh sinis.

"mau dilepasin?" acha mengagguk.

"CERAIKAN BAGAS!" acha membeku, tidak mungkin dia menceraikan bagas, suami yang paling dia cintai.

"gimana?"

"bela, bagas itu suami acha!"

"IYA DIA SUAMI KAMU YANG SEHARUSNYA MENJADI SUAMI SAYA!"
"KAMU MEREBUT DIA DARI SAYA!"

"hikss tapi kan-"

"APA HAH?!" bela sudah menjepit dagu acha dengan tangannya, sampai memerah

"hikss sakit bela"

"LEBIH SAKIT MANA DENGAN SAYA HAH?!"


"kok suaranya berhenti ya bang" mereka juga ikut berhenti disamping bangunan tua yang sudah tidak terawat itu.

"ACHAAA" bagas berteriak diikuti bintang, alex dan hendri yang berpencar di dekat sana.

"ACHA KAMU DIMANA NAK"

"CAAAA LO DIMANA"

"ACHAAA"


"itu kayak suara mas bagas" gumam acha

"bagas? wah ternyata bagas mencari kamu ya acha" sinis bela.

Acha tidak memperdulikan ucapan bela, dia mendengar suara bagas.

"MAS BAGAS TOLONGIN ACHAAA" bela panik saat berteriak, dengan cepat dia mengambil sapu tangan dan dia menyumpalkan sapu tangan itu ke dalam mulut acha lalu diikat.

"HMPTTTTHHHHH" acha memberontak saat bela membekap mulutnya.



"acha" gumam bagas.

"kalian denger kan?"

"bang, gimana kalo kita cek kedalam situ"

"yasudah kita cek aja ayok" ajak hendri dan diikut oleh semuanya.


"HMPTTTTHHHHH" acha masih saja memberontak, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

"heh denger ya, kalau kamu macam-macam sama saya"
"saya ga akan segan-segan bunuh kamu pake ini" bagas menunjukkan cutter yang sangat tajam di depan mata acha, yang membuat acha berhenti memberontak.

"ya Allah tolong acha" batin acha.

"tapi kayaknya pipi kamu ga ada make up nya deh gimana kalau aku kasih make up pake darah kamu hm?" Acha membelalakkan matanya sambil menggeleng.

"ah gamau ya?"
"tapi aku mau" bela terkekeh sinis sambil membelai pelan pipi acha menggunakannya ujung cutter.

"HMPTTTTHHHHH"


"bela" gumam bagas saat melihat acha yang duduk sambil diikat tangannya.

Sedangkan bela sedang menyayat kecil pipi mulus acha sampai mengeluarkan banyak darah.

"hikss hikss hmptttthhhhh" acha hanya bisa menangis, karena dia tidak bisa berteriak.

Pipinya merasa sangat sakit, darah juga sudah mulai menetes ke bajunya.

Brakkk

Acha dan bela sama-sama terkejut saat mendengar pintu yang terbuka dengan keras.

"al..."

"HMPPPPPPHHHHH"

"achaa" bagas mencoba mendekat kearah bagas, namun dengan segera bela mengeluarkan pistol miliknya.

"BELA APA YANG KAMU LAKUKAN!" bentak hendri.

"KALAU KALIAN MENDEKAT ATAU MELANGKAH SEKALI SAJA, AKU PASTIKAN DUA PELURU AKAN MENEMBUS JANTUNG WANITA JALANG INI" teriak bela di dalam sebuah ruangan yang gelap, sampai suaranya menggema.

Bela dengan cepat melepas ikatan pada acha dan dengan cepat juga mengubah posisi acha menjadi berdiri dengan tangan yang diikat gantung ke atas.

Bela juga melepas kain dari mulut acha.

"ayo acha, siapkan kata-kata terakhir kamu untuk suami kamu ini" sinis bela.

"hikss mas bagas..."

"acha" bagas melangkah menuju acha.

"STOP!"
"JANGAN PERNAH BERGERAK SEDIKITPUN!" tanpa mereka sadari, sedari tadi bintang sudah menghubungi polisi dan sebentar lagi polisi akan datang.

"hai al"
"kamu dateng" ucap bela dengan manja.

"bela, tolong lepaskan acha!"

"ini?" bela menunjuk acha yang sedang menangis dengan banyak darah di pipinya.
"emmm boleh"

Bagas tersenyum. "tapi al harus nikah sama bela" senyum bagas meluntur.

"bela, saya mohon lepaskan acha" hendri harus berusaha bersuara lembut pada bela, sebenarnya dia ingin sekali memaki-maki, bela yang sekarang bukanlah bela yang mereka kenal. bela yang dulu adalah bela yang sangat baik, bukan seperti ini.

"om, kan bela udah bilang bela bakal lepasin, tapi al harus nikahin bela" ujar bela dengan nada yang terdengar sangat menjijikkan.

Tanpa mereka sadari, bintang sudah menghubungi polisi dan sebentar lagi akan datang.

Keempat laki-laki itu saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang kacau.

Sudah bermenit-menit mereka berdiri, tiba-tiba

















DORRR












Tamat































Tapi boong :v


KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang