67

5.5K 126 0
                                    

"mas bagas hati-hati ya berangkat nya" bagas mengangguk lalu tersenyum.

Acha mengambil tangan bagas untuk dikecup.

"kamu gapapa sendirian dirumah?" umur naura sudah memasuki bulan ke lima, dan dia sedang dibawa pergi oleh laura dan sarah ke taman bermain.

Sebenarnya acha diajak tapi dia sangat malas keluar rumah hari ini, jadilah dia sendiri dirumah bersama bi minah dan satpam-satpam.

Alex dan bintang? mereka pergi ke sekolah. alex sampai pindah ke sekolah bintang agar bisa terus bersama adiknya.

"gapapa mas" bagas mengecup dahi acha dengan lembut, itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

"kalau ada apa-apa telfon aku ya"

"iya mas, lagi pula ga akan ada apa-apa"

"iya deh terserah istri cantikku ini" ucap bagas sambil mencubit kecil pipi acha.

"iihhh sakitt"

"uhhh sakit ya"

"ekhem"
"APA? JAM DELAPAN ADA MEETING? OH IYA IYA SEBENTAR YA, BOS KITA SEDANG BERMESRAAN DI DEPAN MATA SAYA" telinga dan mata daniel sudah sangat panas setiap hari disuguhi kemesraan sepasang suami istri ini.

Daniel juga sebenarnya tidak benar-benar menelfon, dia hanya berpura-pura saja sambil memperbesar suaranya agar bagas sadar jika hari sudah semakin siang.

"heh berisik sekali suaramu itu!" daniel memutar bola matanya jengah.

"ayolah gas, udah siang ini"

Bagas tersenyum lalu dengan cepat mengecup bibir acha.

"aku berangkat" acha tersenyum sambil mengangguk.

"iya mas"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati ya niel"

"SIAP BU BOS" acha terkekeh kecil mendengar panggilan daniel padanya.

Saat mobil yang ditumpangi bagas sudah keluar dari pekarangan rumah dan tidak terlihat, acha tidak langsung masuk melainkan mengambil selang panjang dan disambungkan ke keran air untuk menyiram bunga-bunga.

Banyak sekali bunga-bunga dan tumbuhan lainnya yang tertanam di halaman rumah ini, sampai-sampai merambat ke halaman samping.

Saat sedang asyik-asyiknya menyirami tanaman, tiba-tiba...

"hmptttthhhhh" mulut acha dibekap oleh seseorang menggunakan kain yang sudah diberi obat.

Yang acha lihat terakhir adalah seorang lelaki berbadan besar menggunakan jaket hitam, setelah itu semuanya gelap dalam penglihatan acha.

Acha pingsan.




Acha membuka matanya perlahan, cahaya lampu yang menyorot di dalam ruangan gelap itu membuat mata acha menyipit untuk memperjelas penglihatannya.

"hai acha" acha terkejut saat melihat bela yang dengan santainya menyeruput minuman beralkohol itu.

"mbak bela?"

"yups, kamu masih ingat saya" sinis bela.

Acha merasa tangannya sakit karena diikat oleh bela ke belakang kursi.

"kenapa mbak?"

"kenapa kamu bilang hah?!" Acha terkejut saat bela malah membentaknya padahal dia bertanya baik-baik.

plakkk

"INI BUAT KAMU YANG SUDAH DATANG DI KEHIDUPAN BAGAS" satu tamparan mendarat di pipi mulus acha.

Plakkk

"INI BUAT KAMU KARENA KAMU SUDAH MENIKAH DENGAN BAGAS!"

Plakkk

"INI BUAT KAMU YANG SUDAH MENGAMBIL HATI BAGAS"

Plakkk

"INI BUAT KAMU YANG BISA-BISANYA MENGAKU JIKA ANAK ITU ADALAH ANAK BAGAS PADAHAL ANAK ITU ADALAH ANAK DARI PRIA LAIN IYAKAN?!"

"CUKUP HIKSSS"
"KAMU BOLEH BENCI SAYA TAPI JANGAN BAWA-BAWA ANAK SAYA!" acha tidak terima jika anaknya disebut-sebut dalam hal seperti ini.
"dia anak mas bagas, bukan anak pria lain"

"KAMU PIKIR SAYA PERCAYA HAH?!"
"ingat ya acha, saya tidak akan membiarkan hidup kamu tenang disaat kamu sudah mengambil semua yang seharusnya menjadi milik saya!" Bela keluar dari ruangan itu dan membiarkan acha sendiri di dalam ruangan kosong yang gelap karena bela mematikan lampu.

"hikss mas bagas tolong acha..." Lirihnya.



"gimana? ketemu?"

"ga ada gas"

"Arghhhh" bagas mengusap rambutnya frustasi, pasalnya acha tidak ada dirumah dari saat dia pulang hingga sore ini.

"lo udah coba telfon?"

"handphone nya ga di bawa"

"bagas, gimana acha udah ketemu?" laura ikut panik disaat tau bahwa acha hilang sedari siang.

"bang"

"bintang, kamu sudah cek cctv?"

"udah bang tapi disaat detik-detik acha menyiram tanaman di taman samping, cctv nya mati seperti ada yang sengaja mematikan cctv"

Naura menangis sedari tidak berhenti-berhenti, mungkin naura rindu pada bundanya apakah ini adalah ikatan batin ibu dan anak?

"bagas, coba kamu gendong naura sambil duduk dulu ya kasihan dia nangis terus mungkin rindu acha" bagas mengangguk lalu mengambil naura dari gendongan sarah.

"cup cup sayang hey cantik jangan nangis yah naura kenapa nangis hm haus yah?" laura memberikan sebotol susu formula pada bagas dan langsung saja bagas berikan pada naura agar dia minum susu.


Tangis naura sudah mulai reda, dan sekarang dia malah tertidur di gendongan bagas.

Bagas menidurkan naura di kasur miliknya dan mengambil selimut kecil untuk menutupi tubuh naura.

"doakan bundamu cepat ketemu dan baik-baik saja ya sayang" gumam bagas sambil mengusap sisa air mata naura dengan lembut.

"gas.."
"ada papah diluar nungguin kamu, kamu kebawah ya cari acha lagi. naura biar disini sama mamah sama oma" bagas mengagguk.

"bagas nitip naura ya mah"

"iya gas"



"bagas, papah sudah memerintahkan seluruh bodyguard dan orang-orang kepercayaan papah untuk mencari acha"

"gue juga udah suruh semua anak geng gue mencar cari acha" bagas mengangguk.

Tiba-tiba bintang teringat sesuatu.

"bang, lo pernah ngasih acha gelang kan? tapi lo bilang gelang itu spesial karena bisa mendeteksi lokasi acha dan acha gabisa lepas gelang itu kecuali lo yang buka" ah bagaimana bagas melupakan hal itu.

"ah benar, lokasinya akan terhubung dengan handphone" bagas segera membuka handphonenya dan menyerit saat melihat lokasi acha yang berada di sebuah hutan namun pada lokasi itu lokasi tanpa nama.

"lokasi tanpa nama?" gumam bintang saat melihat ke layar handphone bagas.

"tapi bisa diikuti kan arahnya?"

"bisa pah"

"baik, kita ikuti saja dari maps nya"
"alex dan bintang kalian bawa motor saja takut-takut disana tidak bisa masuk mobil, dan papah sama bagas akan bawa mobil." Alex dan bintang mengangguk, mereka bergegas menaiki kendaraan masing-masing, sedangkan hendri dan bagas menaiki mobil yang sama.





Vote nya dong!
Thankyou





KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang