55

5.9K 142 0
                                    

"masih mual?"

"udah engga" acha sudah diperbolehkan pulang, dan sekarang dia sedang berada di kasur milik bagas.

Dia bangun dari kasur bagas lalu mengambil satu bantal.

"mau kemana"

"ke sini" acha duduk di karpet bulu yang biasa dia tempati untuk tidur.

"kamu tidur disitu?" Acha mengangguk

"kan emang disini tempat acha"

"bangun" acha menggeleng

"BANGUN!" acha langsung bangun saat bagas menyentaknya.

Wajah bagas mendekat ke wajah acha sampai hembusan nafas mereka saling bersahutan.

"mulai hari ini kamu tidur disini" bagas menunjuk kasur besar miliknya.

"boleh?" Bagas menjauhkan wajahnya.

"muka gua kenapa maju-maju tadi?" Batinnya.

"kamu mau anak saya masuk angin nanti?!" Acha mengerutkan keningnya sambil mengerjap lucu.

"masuk angin?"

"hm"

"janin sekecil ini mana bisa masuk angin" acha mengelus perutnya yang datar. "yang ada calon ibunya yang masuk angin"

Muka bagas memerah, secara tidak langsung apakah dia menghawatirkan dirinya?

"kak bagas khawatir sama acha yah?" Bagas menyeritkan dahinya.

"jangan kepedean!" Bagas memasuki kamar mandi untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Dia juga bingung mengapa wajahnya memerah.

Acha mengulum bibirnya menahan senyum sambil mengelus perutnya.

"sehat-sehat disana ya sayang" gumam acha.


"kak bagas mau kemana?"

"minimarket"

"ngapain?"

"mau beli susu hamil kamu" acha menahan senyumnya, ternyata bagas peduli dengan kandungannya. walaupun bukan untuknya.

"acha ikut yah"

"sudah malam" acha melihat kearah jam dinding yang berada di dalam kamar menunjukkan pukul delapan malam.

"baru jam delapan kok"

"sudah malam!"

"pliss kak acha bosen banget acha mau ikut yah" bagas memejamkan matanya, ribet sekali gadis di depannya ini.

"terserah!" acha tersenyum senang lalu merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan.

"ayok kak" bagas memperhatikan tampilan baju yang acha pakai, hanya memakai piyama lengan pendek berwarna biru tua dengan motif bintang.

"kamu pakai baju ini?" Acha mengangguk.

"lengan pendek?" Acha mengangguk lagi.

"kamu ingatkan kalau kamu sedang hamil?" Acha mengangguk untuk ketiga kalinya.

Bagas mengembuskan nafasnya lelah, dia mengambil jaket besar berwarna hitam dan memaksa acha untuk memakai.

"aww pelan-pelan kak"

"ada yang sakit?" panik bagas.

Acha sudah tidak bisa menahan senyumnya, lalu mengangguk.

Memang, tangannya sakit ketika dipaksa memakai jaket tadi tapi tidak seberapa.

"mana yang sakit?"

"ini" acha menunjuk bagian pergelangan tangannya.

Dengan perlahan, bagas memijat pergelangan tangan acha dengan lembut.

Bagas langsung sadar apa yang dia lakukan, langsung saja melepas tangan acha.

"makasih kak" ucap acha sambil tersenyum.

Bagas tidak menjawab, dia langsung keluar dari kamar disusul dengan acha.

"tuh kan papah kamu itu gengsi" ucap acha pada kandungannya sambil terkikik geli.







Vote nya dong!
Thankyou

KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang