3

7.1K 218 0
                                    

Bagas mengambil handphone nya bermerk logo apel yang digigit itu untuk menghubungi seseorang.

"jemput saya di cafe Xx sekarang."

Tut

Telfon dimatikan sepihak oleh bagas.

Acha sedari tadi hanya mundar-mandir di kamar bagas.

"duh kak bagas kemana yah ko belum pulang"
"pengen nelfon tapi gapunya nomornya"

Acha melihat kearah jendela yang gorden nya masih terbuka dan melihat ada mobil mewah masuk kedalam pekarangan rumah bagas.

"itu kak bagas tapi sama siapa yah"
Acha melihat ada lelaki yang membukakan pintu untuk bagas.

Acha segera menjauh dari jendela, saat melihat bagas yang akan masuk kedalam rumahnya.

Cklek

Bagas menatap datar ke arah acha yang tersenyum kikuk padanya, lalu masuk ke kamarnya.

"k-kak bagas darimana?"

diam.

"udah makan belum?"
"atau acha mau bikinin makanan?"
"kak bagas suka makan ap-"

"DIAM!"

Bagas membalikkan badannya menghadap acha dan menatap gadis kecil di depannya yang menunduk.

"diam! saya ngantuk, suaramu itu berisik!"
Bagas langsung merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut dan mematikan lampu tidurnya karena bagas tidak tidur menggunakan lampu.

Acha terkejut saat lamput dimatikan. karena acha takut dengan kegelapan.

Acha juga mengantuk sekarang, namun dia bingung harus tidur dimana.

Acha menunduk, dia sedang berdiri diatas karpet bulu yang cukup empuk untuk di tiduri.

"acha tidur disini aja deh semoga besok kak bagas ga marah"

Acha mulai merebahkan tubuhnya diatas karpet itu, namun dia masih belum tertidur.

Tes

Satu air mata acha menetes dan langsung saja acha menghapus air matanya sambil tersenyum.

"ibu, ayah. semoga malem ini kalian dateng ke mimpi acha. soalnya acha kangen" batinnya.

Dan langsung saja acha menutup matanya karena rasa kantuk yang sudah datang.

Pagi harinya, bagas bangun terlebih dahulu dari pada acha.

Dia bingung dimana gadis itu tidur, lalu dia bangkit dan berjalan kearah pintu.

"oh tidur disini ternyata"
"bagus deh setidaknya dia tau diri"
Bagas tersenyum smirk lalu memasuki kamar mandi, dia harus pergi ke kantor miliknya yang berada di Jakarta, dan harus menemui beberapa klien.

Acha membuka matanya saat tidurnya terusik karena cahaya matahari yang sudah mulai masuk kedalam kamar yang gelap itu, sama seperti kehidupan acha.

"jam berapa ya ini"

"jam setengah enam"

"ohh" satu detik kemudian.
"hah? setengah enam?"

Acha bangun dari tidurnya dan langsung melihat lelaki di belakangnya yang sedang memasang jam tangan hitam.

"eh, m-maaf kak acha kesiangan"

"hm"

"acha mandi dulu ya kak soalnya mau sekolah"

"hm"

Acha sedang berhalangan saat ini. makanya dia tidak sholat subuh.

Selesai mandi, acha keluar dengan menggunakan handuk para putih yang menutupi tubuhnya.

"huh untung aja gaada kak bagas"

Acha segera memakai seragam sekolahnya, membereskan buku-bukunya lalu turun kebawah untuk sarapan.

Di meja makan sudah ada semua orang termasuk laura, hendri, bagas, oma bagas yang bernama sarah dan juga alex, adik bagas yang tak kalah tampan dari bagas, dia tidak dingin seperti bagas, malah dia sangat humble dengan semua orang. usia alex satu tahun diatas usia acha yaitu 18 tahun yang artinya dia sedang menduduki bangku SMA kelas 12.

"acha dimana gas?"

"gatau ma-" ucapan bagas terpotong saat acha datang membawa tas pink nya dengan senyum kikuk.

"pagi, maaf ya acha telat bangun"

Sarah tersenyum lalu mengajak acha duduk di meja makan.

"sini sayang duduk"

Acha duduk disamping sarah. jujur dia sangat canggung sekarang.

"cantik ya kamu, siapa namanya?"

"kanasya zivany aslan o-oma hehe"

"cantik, maaf ya kemarin oma ga bisa datang ke acara pernikahan kamu, karna oma ada acara di jogja"

"gapapa ko oma hehe"

"yaudah sekarang kamu makan ya"
Acha mengangguk, tapi sebelum itu dia melihat laura yang menyiapi makanan hendri.

"apakah itu tugas seorang istri? kalau begitu acha juga harus lakuin ini ke kak bagas"

"k-kak bagas"

"hm"

Acha tersenyum lalu mengambil piring untuk bagas.

"kak bagas mau makan pake apa?"

Acha mulai mengambilkan nasi dan dipindah keatas piring putih itu.

"gausah bisa sendiri"

"biar acha yang siapin kak"

"saya bisa sendiri"

"gapapa kok kak, acha siapin aja"

"SAYA BISA SENDIRI! APA KAMU TULI HAH?!"

Acha terkejut saat bagas membentaknya didepan semua orang.

"ma-maaf kak"

"bagas kamu kok gitu sama istrimu!?"

"maaf oma"

Mereka semua tau, pasti bagas sulit menerima ini semua. tapi haruskah semuanya dia lampiaskan pada acha?

Acha menaruh kembali piring yang sudah di isi nasi diatas meja. dia sangat sedih apakah dirinya tidak akan pernah diterima di hidup bagas?

"mamah, papah, oma. acha berangkat duluan ya soalnya udah siang takut telat"

"sarapan dulu cha"

"nanti acha sarapan di sekolah aja"

"kamu berangkat sama siapa nak?"

"acha biasa naik angkot kok pah"

Acha mengambil tangan saras, laura dan hendri lalu mengecupnya.

"k-kak?"

Acha mengambil tangan bagas dan mengecupnya juga.

Deg

"kenapa jantungku berdebar kencang sekali" batin bagas.

"acha berangkat yah, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Acha keluar dari pekarangan rumah dan jalan mencari angkutan umum untuk menuju sekolah.

Vote nya dong!
Thankyou

KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang