11

6.5K 183 1
                                    

Acha sudah tenang setelah dokter memberinya suntikkan penenang. dan bagas duduk disamping ranjang yang acha tiduri sambil merenungi ucapan oma nya beberapa menit yang lalu.

"bagas, acha itu gadis yang baik. oma bisa lihat dimatanya ada ketulusan untuk kamu."
"jangan sampai kamu menyesal bagas"

"tapi bagas takut oma"

"yang lalu biarkanlah berlalu, sekarang hanya ada masa depan gas"
"jangan sampai kamu menjadi massimo yang ditinggal pergi oleh laura"
"ingat itu ya"

"apa saya harus membuka hati saya untuk kamu?" bagas menghembuskan nafasnya pelan sambil menatap gadis yang masih memejamkan matanya.
Bagas mengambil tangan acha yang terbebas dari infusan.

Bagas merasakan ada pergerakan dari tangan acha dan langsung saja melepaskan tangan acha dari genggamannya.

"kamu sudah bangun?" Acha mulai membuka matanya dan yang pertama kali dia lihat yaitu bagas, suaminya.

"k-kak b-bagas" lirihnya.

"hm"
"enak tidurnya?"

Acha menggeleng pelan dengan muka yang pucat.

"k-kak"

"hm"

"kepala acha sakit"

"ya iyalah kan abis kecelakaan gimana sih"

"m-maaf ya kak, acha ngerepotin kak bagas"

"kamu memang selalu ngerepotin saya"

Bagas kembali ke sofa untuk duduk dan memejamkan matanya, jujur dia juga sudah lapar karena sekarang sudah jam setengah 10 pagi.

Cklek

Semua orang yang telah makan di kantin akhirnya pulang dan membawakan satu bungkus makanan untuk bagas yang dibawa oleh daniel.

"nih"

"thanks"

"ya ampun acha udah bangun sayang?"

"udah mah hehe" acha menampilkan senyum manisnya kepada laura yang sedang mengusap halus rambutnya.

"makan ya cha"

"oma udah makan?"

"kita semua sudah makan sayang"
"tuh bagas juga"

Semua orang menengok kearah bagas yang sedang makan dengan lahap, mungkin karena lapar.

"apaan ngeliatin" bagas menaikkan satu alisnya saat semua orang menatapnya dengan tatapan geli.

"lo kek orang belum makan setahun bang"

"hm"

"makan yah cha"

"nanti mah, acha belum laper"

"tapi kamu harus makan sekarang biar bisa minum obat ya" acha tersenyum lalu mengangguk.

"tuhan, semoga semua ini bukan mimpi acha, acha seneng ternyata semua orang sayang sama acha termasuk kak bagas. walaupun caranya berbeda." Batin acha sambil tersenyum manis.

Laura memanggil suster agar makanan acha segera di antar.

"gas"

"hm"

"gas"

"hm"

"gas"

"apasi bangsat"

"kaga jadi hehe" daniel memang tidak jelas, mungkin otaknya geser.

"lex"

"hah"

"mabar kuy"

"gas" mereka lalu memainkan game nya di handphone masing-masing, iya benar mereka hanya main game tapi suara kasar mereka langsung terdengar jelas.

"bangsat"

"anjing lex"

"alah bangsat anjing"

"babi"

"kon-"

"heh alex!" Sarah kesal pasalnya mereka bermain game namun semua kata-kata toxic keluar.

"hehe maap oma"

"sini sayang mamah bantu kamu bangun"

"emm acha bisa kok mah" acha berusaha bangun untuk duduk, namun kepalanya sangat sakit. "awsss"

"gausah keras kepala makanya!" Bagas mendekati ranjang acha dan membantunya untuk duduk.

"m-makasih kak"

"hm"

"oh iya kalian semua pulang aja biar bagas yang jagain, dan buat lo lex"

"apasi anjeng"

"nanti setelah lo bersih-bersih badan lo yang bau di rumah, lo kesini lagi bawain baju gua"

"kok gua sih"

"gada penolakan atau kartu ATM lo, gua berhentikan" alex langsung melotot mendengar kata ATM yang akan diberhentikan.

"iyaiya dah"

"yaudah oma pulang ya gas"

"iya oma"

"mamah pulang ya cha, nanti kesini lagi kamu cepet sembuh ya" acha mengangguk sambil tersenyum manis.

"iya mah makasih ya hehe"

"oma pulang ya cha"

"iya oma makasih ya"

"papah juga pulang dulu sayang"

"makasih juga pah"

Mereka pun pulang dan hanya menyisakkan daniel yang masih duduk di sofa.

"ngapain lo? balik sono"

"anj- astagfirullahalazim" daniel mengelus dadanya sabar dan keluar langsung membanting pintu yang membuat acha kaget.

"kak"

"permisi, ini saya mau nganterin makanan dulu ya" suster yang mungkin umurnya setara dengan laura itu tersenyum sambil mendorong meja yang berisi makanan.

"makasih suster"

"iya sama-sama"
"dimakan atuh neng"

"iya sus" acha mulai mengambil sendok yang berada disamping piring itu.

"ehh disuapin atuh sama abang nya yah"
"ayok atuh bang disuapin adeknya"

"dia bukan adik saya"

"ohh bukan toh?"
"om nya ya? yauda suapin sama om nya"

"dia juga bukan keponakan saya"

"terus?"

"istri saya"

"hah?" Suster itu melongo mendengar bagas mengaku jika acha adalah istrinya.

Suster melihat kearah brangkar acha yang bertuliskan nama dan umur acha yang masih 17 tahun.

"e-eh yaudalah saya tinggal ya hehe"

"makasih suster"

"iya sama-sama"

Setelah suster itu pergi, acha makan kembali makanan yang sudah disiapkan. sementara bagas tertidur di sofa.

"Pasti kak bagas cape gara-gara acha" batinnya.

Vote nya dong!
Thankyou

KANASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang