Chapter 5

10.4K 420 12
                                    

Disclaimer: 🔞

Aldebaran menggendong Andin dan merebahkannya ke kasur yang ditaburi kelopak mawar itu sambil menyingkirkan balon-balon yang ada di sana. Aldebaran lalu berdiri dan mulai melucuti pakaiannya satu per satu hingga hanya menyisakan boxer hitam yang menutupi area intimnya.

Andin terpesona melihat ketampanan seorang Aldebaran Alfahri yang berdiri di hadapannya. Tiba-tiba hatinya terasa perih. Dia ingin sekali bertanya kepada Al tentang masa lalunya dengan Dayana. Dia ingin mendengar kisah mereka dari sudut pandang Al. Andin sadar kalau Aldebaran tidak sepenuhnya salah, tapi Andin tidak berani bertanya. Andin tidak ingin merusak momen mereka.

Al menghampiri Andin yang terbaring di ranjang dan memposisikan tubuhnya di atas tubuh Andin. Mulut Al kembali melumat mulut Andin. Tubuh mereka bertaut sangat dekat hingga detak jantung mereka menyatu. Ciuman mereka semakin dalam, semakin panas, dan semakin bergairah.

Dengan perlahan Al menarik celana dalam Andin menuruni paha dan melempar kain berenda itu ke lantai. Jari-jari mereka bertautan saat Al mengangkat tangan Andin dan memposisikannya ke bahu pria itu. Andin membentangkan tangannya di punggung Al, bergerak turun ke ban pinggang boxer Al, kemudian berhenti tiba-tiba karena malu. Al yang paham maksud Andin, langsung menyentakkan boxer nya ke bawah dan melemparnya ke lantai, menyusul celana dalam Andin yang bernasib sama.

Sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan erangan, Andin memejamkan mata saat Al kembali menjilat dan menghisap puncak payudaranya. Tak henti-hentinya Al menghisap puncak merah muda itu secara bergantian layaknya bayi yang sedang kehausan. Al benar-benar sudah kecanduan pada bagian tubuh Andin yang menggoda itu.

Andin mendesah nikmat dan meremas-remas rambut Al dengan kuat. Puncak payudaranya mengeras dan berdenyut. Seketika kebutuhan untuk mengenal dan menjelajahi tubuh Aldebaran melanda Andin. Dengan ragu-ragu tangannya membelai bagian bawah tubuh Al. Tangannya kini berada didekat kejantanan Al yang berukuran besar dan tegang.

"Ndin..." Napas Al tercekat saat merasakan tangan Andin menyentuhnya.

Dengan hati-hati Al meraih tangan Andin dan melingkarkannya di sekeliling kejantanannya yang sudah sangat terangsang, menunjukkan kepada Andin bagaimana memuaskannya.

Pipi Andin merona saat mengikuti pelajaran intim dari Aldebaran. Andin menggerakkan tangannya naik turun, meremas dengan kuat dan lembut, lalu berhenti sesekali menunggu arahan dari Al. Saat gerakan tangan Andin menjadi semakin berani dan mantap, Al melepaskan tangannya, membiarkan Andin menyentuhnya tanpa bimbingan.

Tangan Al mencari-cari di antara pangkal paha Andin. Dengan perlahan Andin merasakan jari Al masuk ke kewanitaannya dan Andin tersentak, pahanya menegang.

"Jangan tegang," ujar Al dengan suara serak. "Relax. Izinin saya masuk, ya."

Andin pun mencoba melepaskan ketegangannya saat merasakan jari Al masuk lebih dalam. Sentuhan Al terasa lembut dan sensitive, membelai dan menekan sampai Andin melengkungkan tubuhnya dan mendesah nikmat. Jari-jari Al yang bermain dengan ahli di kewanitaannya membuat Andin melayang dan mencapai puncaknya.

"Mas Al.." Dengan penuh gairah, Andin mengalungkan lengannya di leher Al dan menarik pria itu mendekat. Al lalu membuka kaki Andin dan perlahan-lahan mulai memasukkan kejantanannya kedalam tubuh Andin.

Hunjaman Al membuat Andin meringis kesakitan, tapi dia menahannya dan bertekad untuk menerima Al sepenuhnya di dalam dirinya. Al bergerak dengan pelan dan hati-hati, memberikan waktu bagi Andin untuk menerima keseluruhan dirinya sambil membelai rambut Andin dan mencium dahinya yang basah oleh keringat. Napas Al memburu saat kewanitaan Andin mencengkeram kejantanannya dengan kuat. Setelah beberapa saat, Al bergerak semakin cepat dan mantap dan Andin secara natural merespons dan mengimbangi gerakan Al.

Andin menyibak rambut Al yang jatuh ke dahi saat pria itu menunduk untuk menatap Andin. Suasana berubah hening sejenak saat mata mereka saling menatap. Mata Andin berkabut saat mencari-cari ke dalam mata Al, ingin tahu bagaimana perasaan Al saat ini. Apakah Al menikmati percintaan mereka sama seperti dirinya. 

"Andin..." Geram Al, tersesat dalam tatapan mata Andin yang seolah menghipnotisnya. Dikuasai oleh ledakan gairah yang meledak-ledak, Al mengangkat pinggul Andin dan menghunjamkan kejantanannya dengan kuat, membuat Andin memekik nikmat. 

Selanjutnya, mereka larut dalam penyatuan yang begitu nikmat dan menggetarkan sampai dunia seolah memudar di sekeliling mereka. Al merasakan tubuh Andin gemetar dibawahnya saat gadis itu mencapai puncak untuk kedua kalinya. Dalam hitungan detik Al pun menyusul Andin dan menyemburkan benihnya yang panas di dalam tubuh Andin. Kemudian mereka berbaring bersama, merasa kelelahan dan puas.



Wednesday, September 8, 2021

Jangan lupa follow, vote, dan comment ya💕

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang