Andini Poetri akan melakukan apa pun untuk menjerat Aldebaran Alfahri, mantan tunangan sepupunya. Tujuannya membuat Aldebaran jatuh cinta lalu meninggalkan pria itu menjelang hari pernikahan mereka. Segala cara akan Andin tempuh untuk membalaskan de...
"Yes?" Tanya Al. "Did you say yes?" Al mencoba meyakinkan dirinya kalau Andin memang menerima lamarannya. Dia hampir tidak bisa bernapas karena Andin memeluknya sangat erat.
"Yes!" Teriak Andin. "Yes!"
Al tertawa dan meraih tangan Andin dengan tangannya yang gemetar dan mulai menyelipkan cincin itu ke jari manis Andin.
Andin menangis sekaligus tersenyum bahagia saat menatap cincin dijarinya. "Ya Allah, Mas. It's so beautiful!"
Al mengangkat tangan Andin dan wow, cincin itu terlihat lebih cantik di jari Andin daripada yang pernah Al bayangkan.
"Alhamdulillah kalau kamu suka." Kata Al. Dia berdiri dan menarik Andin ke pelukannya, lalu mencium bibir Andin dengan lembut. "My future wife." Bisiknya.
"My future husband." Balas Andin tersipu malu.
"Saya mau setelah pulang kita segera nikah, Ndin. Ga usah nunggu lama-lama."
Andin menatap Al dengan tatapan memuja. Wajahnya sarat akan kebahagiaan. "Iya, Sayang."
"Mungkin sebulan cukup buat nyiapin pernikahan." Kata Al.
"Hah? Sebulan?" Andin menangkupkan kedua tangannya ke pipi Al. "Sayang, kita ga bisa siapin pernikahan dalam sebulan."
"Bisa, Ndin."
"Ga, Mas. Biasanya butuh enam bulan atau bahkan setahun."
Al mengerang. Enam bulan atau setahun? Yang benar saja!
"Saya maunya bulan depan kita udah lamaran, Ndin. Setelah itu kita langsung nikah dalam sebulan. Terserah konsepnya seperti apa. Kita sewa sepuluh WO jika perlu." Kata Al tegas.
"Ya ampun, Mas. Kamu kok ga sabaran banget, sih?" Andin tertawa.
"Emang kamu ga mau, Ndin?"
"Mau, Sayang. Tapi kalau kita nikahnya mendadak, nanti orang mikir yang aneh-aneh."
"Mikir apa?" Al menatap Andin heran.
"Misalkan kalau aku hamil." Jawab Andin, wajahnya merona.
"Tapi kan kamu ga hamil, Ndin. Minggu lalu kamu datang bulan, kan?" Tanya Al polos.
"Ih kamu ya!" Andin memukul pundak Al. "Aku ga bilang aku hamil, aku cuma khawatir orang-orang mikir begitu kalau kita nikahnya mendadak."
"Ga usah dengerin omongan orang." Ujar Al.
Al tidak peduli jika dia terkesan menuntut. Dia sudah tidak sabar ingin menikahi Andin dan membangun keluarga bersamanya. Kalau mereka sudah menikah, Andin bisa berhenti meminum pil KB yang selalu rutin dia minum setiap hari.
"Gimana? Mau kan?" Tanya Al lagi.
Andin tersenyum geli menatap Al lalu mengangkat bahunya dengan pasrah. "Ok, Sayang. Whatever you want."
Al tersenyum lebar dan mencium dahi Andin. "Makasih, Ndin." Dia lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya yang lain dan menyodorkannya pada Andin. "Your birthday present." Katanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mas Al!" Andin terkesiap. Andin tidak menyangka Al memberinya jam tangan Rolex sebagai kado ulang tahun. Dia pikir liburan mereka ke Thailand sudah merupakan kado ulang tahun untuknya. Andin membuka mulutnya untuk protes karena Al sudah melakukan terlalu banyak hal untuknya.
"Mas, kamu ga perlu kasih aku kado lagi. Liburan ini udah lebih dari cukup."
"Andin, kamu itu kebiasaan. Selalu protes kalau di kasih hadiah." Gerutu Al.
"Tapi, Mas..."
"Andin..."
Andin menerima kotak itu dari Al dan memeluknya erat. "Makasih ya, Mas. Kamu udah bikin aku jadi wanita yang paling bahagia malam ini." Bisik Andin.
"Kamu yang sudah bikin saya bahagia, Ndin." Ucap Al. "Makasih sudah menerima lamaran saya."
Mereka berpelukan di tepi pantai untuk waktu yang lama, diterangi oleh cahaya floating lantern yang memancar dari lautan sementara Andin tidak bisa melepaskan pandangannya dari cincin tunangan yang dikenakannya dan rangkaian kata istimewa yang bersinar gemerlapan di permukaan pasir pantai.
~~~
"Andin..."
Andin mengangkat kepalanya. Hal terakhir yang dia ingat, dia berada dalam pelukan Al diatas kasur, lelah dan puas setelah percintaan mereka yang sensual dan romantis. Kapan dia tertidur? Andin melihat saat itu sudah subuh dan dia bisa mendengar deburan ombak di lautan karena Al membiarkan pintu kaca terbuka.
Al berdiri bertelanjang dada di samping tempat tidur. Matanya tampak bersinar di kegelapan dan dia mengulurkan tangan pada Andin, membujuknya turun dari tempat tidur. Al menggandeng tangan Andin dan membawa Andin keluar ke udara dini hari yang sejuk ke arah pantai. Kanopi pohon yang gelap menjulang di sekitar mereka dan Al membawanya ke tepi laut dan membaringkan tubuh Andin ke pasir yang basah dan terasa lembut.
"Mas Al?" Andin menatap Al dengan tatapan bertanya.
"Ndin, I want to try to have sex on the beach." Bisik Al.
Andin tersenyum dan merentangkan kakinya untuk memeluk pinggal Al. Jari-jari Al menyelinap ke balik celana dalam Andin dan menyentuh kulit lembut di antara kakinya, dan Al tersenyum ketika dia merasakan betapa terangsangnya Andin.
"You like this?" Tanya Al.
Andin mengangguk malu-malu. Dia sebenarnya juga penasaran bagaimana rasanya bercinta di pinggir pantai.
Al mengeluarkan kejantanannya dari balik celana dan menarik celana dalam Andin ke samping. Ujung kejantanannya menembus kewanitaan Andin sebentar sebelum dia tiba-tiba membalikkan posisi tubuh mereka sehingga Andin berada diatas tubuh Al.
"Biar punggung kamu ga sakit tergores pasir." Jelas Al lembut.
"Sayang..." Andin mengulurkan tangan untuk membelai wajah Al dan mencium bibirnya dengan lembut. Al membalas ciuman Andin dengan penuh gairah dan menyelipkan lidahnya ke mulut Andin. Lidah mereka saling berpagutan dalam ciuman yang dalam dan basah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Sebagian chapter sudah dihapus]
Author's Note: Yap, sebagian chapter (yang 18+ ) sudah dihapus. Mau baca yang lengkap, tanpa sensor? DM aja di IG: @iamwilonaa🥰
Note: Hola semuanyaaa. Btw hari ini aku iseng cek jumlah viewers dan voters di tiap chapter dan aku liat yang baca itu rata-rata 1K sementara yang vote cuma sekitar 200 orang. Terus aku jadi OT, berarti diantara 1000 orang cuma 200an aja yang suka sama ceritaku ya? Huhu. Tapi ga apa-apa, aku masih punya 200an voters setia yang suka sama cerita ini💕 Jadi bagi semua yang baca, baik yang vote maupun tidak, semoga kalian selalu terhibur setelah baca tulisanku ya. Happy reading😘