Chapter 22

6.6K 499 49
                                    

Disclaimer: 🔞

"Mas Al?"

Al berdiri membelakangi Andin sambil mengancingkan kemejanya. Nada suara Andin yang putus asa saat memanggil namanya menghancurkan hatinya. Dia harus segera pergi dari sana sebelum Andin menyusup lebih jauh ke dalam hati dan pikirannya.

Pikiran Al kacau balau, merasa tersihir oleh segala sesuatu tentang Andin: matanya yang teduh dan penuh cinta, bibirnya yang indah, rambutnya yang halus, payudaranya yang sempurna, aromanya, sentuhannya, suaranya... Al merasa diserang dari segala penjuru dan dia ingin lepas. Dia tidak ingin terus-terusan berada di dalam mantra sihir Andin yang hanya akan membuatnya terluka.

"Mas Al.. Jangan pergi.." Isak Andin.

"Stop, Andin!" Al berteriak frustrasi. Andin membuatnya merasa seolah dia lah yang jahat karena memilih untuk pergi. Padahal Andin lah yang memiliki rahasia dan rencana jahat untuknya. Andin lah yang sudah membuatnya hancur dan terlihat seperti orang bodoh. Dan Andin lah yang dari awal berniat untuk meninggalkannya. Tapi sekarang Andin pula lah yang memohon supaya Al jangan pergi.

Tiba-tiba Al merasa sangat pusing dan mual yang membuatnya terduduk di atas sofa. Dia mengalami hangover, efek dari terlalu banyak minum alkohol semalam.

"Mas Al.. Kamu kenapa?" Andin berlari menghampiri Al dan menempelkan tangannya ke pipi dan dahi Al dengan khawatir. "Pusing? Lapar? Mau aku buatin sarapan?" Tanya Andin sambil membelai dan mencium rambut Al.

Al tidak mengerti jalan pikiran Andin. Andin terlihat sangat mencintainya. Selalu melayaninya, memanjakannya, dan menuruti segala keinginannya. Tapi di balik itu semua Andin juga tega memperdayanya demi balas dendam yang sebenarnya juga bukan salah Al sepenuhnya.

Mendadak Al berdiri dari sofa dan melepaskan diri dari Andin. Setiap saraf di tubuhnya gelisah. Dia harus pergi dari sana.

Al melangkahkan kakinya keluar kamar tapi Andin menahannya.

"Mas Al.. Please jangan pergi. Aku cinta sama kamu, Mas." Andin memohon.

Al tidak tahan mendengar kata-kata cinta dari Andin yang membuatnya tak berdaya dan ingin segera kembali ke pelukan Andin, melupakan segala kebohongan yang ada.

"Tapi saya ga cinta sama kamu!" Teriak Al berbohong, berusaha untuk mengakhiri ini semua. "Saya mau berhubungan sama kamu karena kamu yang ngejar-ngejar saya. Kamu yang sudah memberi tubuh kamu ke saya. Saya ini laki-laki. Siapa yang ga mau punya pacar yang bisa ditiduri kapan saja?"

Al bisa melihat dari wajahnya yang shock bahwa Andin tidak percaya Al tega mengucapkan kata-kata itu padanya. Andin terhuyung mundur ke dinding, tubuhnya gemetar hebat.

"Andin..."

"Pergi.." Kata Andin, menggertakkan giginya. "Kamu pikir aku ga tau kamu sengaja bilang begitu biar aku benci sama kamu? Biar aku ga nahan kamu pergi?" Teriak Andin histeris. "SELAMAT BRENGSEK! KAMU BERHASIL! SEKARANG PERGI! AYO PERGI!" Andin menyambar bantal dan guling dari kasur dan melemparkannya dengan sekuat tenaga ke arah Al.

"Andin.. Please. Saya minta maaf.." Kata Al dengan suara serak, merasa sangat menyesal.

Tapi Andin seolah tidak mendengar Al. Tubuhnya gemetar hebat menahan isak tangis saat dia naik ke tempat tidur, menutupi seluruh tubuhnya dengan bed cover putih, seperti mayat yang ditutupi kain kafan.

~~~

Al pergi keluar apartemen dan masuk ke mobilnya yang dingin, berharap agar rasa sakitnya, penyesalannya, cintanya, dan seluruh hidupnya berakhir saat ini juga. Al berpikir untuk menyetir tanpa arah, pergi jauh ke tempat dimana tidak ada seorangpun yang bisa menemukannya. Al membayangkan mobilnya terjun ke jurang yang dalam dimana dia bisa melayang dan tidak merasakan apa-apa lagi. Itu lah yang dia inginkan. Untuk tidak merasa lagi.

Lama Al duduk disana dengan pikirannya yang suram hingga akhirnya dia kembali ke dalam, membuat keputusan untuk bertahan.

Naik ke tempat tidur, Al berbaring diam di samping Andin, wanita yang sangat dicintainya, dan mendengarkan helaan napasnya. Setiap beberapa menit, napas Andin akan bergetar seperti seseorang yang sudah menangis lama. Andin berbaring meringkuk menghadap dinding, berpaling dari Al.

Setelah beberapa saat, akhirnya Al melepaskan bed cover yang menutupi tubuh Andin dan memeluknya erat. Andin nyaris tidak bergerak. Dia tidak menarik diri dari Al, tetapi dia juga tidak bersuara sedikit pun. Andin menghukum Al dengan kebisuannya dan Al tahu dia pantas mendapatkan yang jauh lebih buruk.

Al mencium kepala Andin, rambutnya, bahunya, dan Al tidak sanggup menahan tangisannya.

"Andin.. Saya minta maaf.." Bisiknya putus asa. "Maafin kata-kata saya tadi yang ga berperasaan. Saya ga bermaksud ngomong seperti itu, Ndin."

"Kamu sengaja, Mas." Kata Andin getir. "Kamu emang bermaksud nyakitin aku."

"Ga, Andin.." kata Al, membenci dirinya sendiri. "Saya cinta sama kamu, Ndin!" Al memeluk Andin erat. "Percaya sama saya. Saya ga bermaksud ngomong gitu!"

"Mas, aku tau aku salah karena terlibat dalam rencana Mbak Dayana." Isak Andin pilu. "Tapi aku tidur sama kamu karena aku benar-benar cinta sama kamu." 

"Saya tau. Maafin saya." Al memohon, membenamkan wajahnya di rambut Andin dan menghirup aromanya yang wangi dan menenangkan.

Andin tidak menjawab, tetapi meletakkan tangannya diatas tangan Al yang memeluk pinggangnya.

"Ndin.. Balik sini hadap saya." Kata Al, meraih bahu Andin.

"Ga mau." Bisik Andin, menahan tangis.

"Please, Ndin. Hadap saya. Saya pengen liat wajah kamu."

Andin berbalik, mendongakkan wajahnya dan menatap Al dengan matanya yang bengkak dan sembab.

"Andin.." Al memejamkan matanya, tidak tahan melihat wajah Andin yang mengguratkan kesedihan yang dalam. "Please bilang kamu udah maafin saya." Kata Al, memeluk Andin makin erat.

"Aku udah maafin kamu." Kata Andin, suaranya bergetar.

Al mencium Andin dengan lembut, terus menciumnya sampai dia yakin Andin sudah memaafkannya. Mereka tidak beranjak dari tempat tidur untuk waktu yang lama, bercinta dan berpelukan erat, sementara keduanya bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan terhadap Dayana nantinya.



Note: Hi readers, disini aku pengen ngucapin terimakasih banyak atas apresiasi dan dukungan kalian atas tulisanku ini. Kurang dari sebulan cerita ini udah mencapai 21.9K views dan 3.1K votes. Aku happy banget huhu. Jangan pernah bosen vote dan comment ya karena walaupun aku ga balas satu per satu tapi aku baca semuanya. Aku selalu senang baca komen-komen kalian terutama yang OT sama ceritaku😘 

Thanks again everyone! Love you💕

Friday, October 1, 2021

Jangan lupa follow, vote, dan comment ya💕

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang