Chapter 13

7K 384 9
                                    

Disclaimer: 🔞

Setelah Andin mendengar seluruh percakapan antara Al dan Mama Rossa, Andin tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau Vino yang mereka maksud adalah benar Vino Anggara, pria yang dikenalnya saat di London. Andin pertama kali bertemu dengan Vino dan pacarnya Lisa di kampus LSE. Sama-sama sebagai mahasiswa Indonesia yang merantau di negeri orang, mereka cepat akrab dan sering hang out menghabiskan waktu bersama.

Tapi semuanya berubah pada suatu malam. Malam yang paling memalukan dalam hidup Andin. Andin sangat takut jika Al mengetahui masa lalunya tersebut. Masa lalunya dengan Vino dan Lisa merupakan aib yang ingin dia kubur dalam-dalam.

Dia bergidik dan merasa jijik pada dirinya sendiri saat mengingat kejadian memalukan itu. Masih terbayang dalam ingatannya saat Lisa menangkap basah Andin dan Vino bermesraan di ranjang dengan keadaan setengah telanjang dan dalam keadaan mabuk. Bagaimanapun Andin membela diri dan mengatakan bahwa dia tidak sadar saat melakukannya, dia tetap saja di cap sebagai wanita murahan dan perusak hubungan orang.

Hal itu terjadi saat acara perayaan ulang tahun Lisa di apartemennya. Lisa mengundang Andin dan beberapa teman kuliahnya untuk merayakan ulang tahunnya yang berkonsep cocktail birthday party. Waktu itu adalah kali pertamanya Andin mencicipi alkohol dan dia mengalami mabuk berat dan hilang keseimbangan.

Samar-samar Andin mengingat kalau Vino, yang juga dalam keadaan mabuk, memapahnya masuk ke kamar. Mereka berdua lalu ambruk ke kasur dengan posisi Vino menindih tubuhnya. Andin merasa sangat mengantuk dan dia pun mulai memejamkan matanya. Setelah itu semua terasa blur dan Andin sulit mengingat apa yang terjadi setelahnya.

Setelah beberapa saat, Andin tidak tahu pasti berapa lama, Andin terbangun dan mengerang kesakitan karena kepalanya terasa seperti di tusuk-tusuk. Dia merasa sangat pusing. Perlahan-lahan dia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, tidak mengenali dimana dia berada.

Andin terkesiap kaget ketika tubuhnya dipeluk seseorang. Andin mengenali kalau itu adalah Vino. Vino memeluk tubuhnya dan menciumi lehernya. Belum sempat Andin mencerna semuanya, tiba-tiba dia mendengar teriakan histeris seorang wanita. Dia melirik ke arah pintu kamar dan melihat Lisa berdiri disana dengan tangan terkepal dan wajah memerah. Lisa berlari kearah tempat tidur dan menjambak rambut Andin, membuatnya terlepas dari pelukan Vino. Lisa lalu menamparnya dengan sangat kuat.

Andin hanya mematung disana, tanpa bisa bereaksi apa-apa. Tubuhnya mengalami shock. Saat Lisa akan menamparnya lagi, tangannya di tahan oleh Vino yang tersadar karena mendengar teriakan Lisa. Andin melihat tubuh Vino hanya terbalut celana dalam dan seketika dia sadar kalau dia juga berada dalam kondisi yang sama.

Dengan panik Andin menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan mencengkeramnya dengan begitu kuat saat mendengar kata-kata makian yang ditujukan Lisa padanya. Berkali-kali Lisa meneriakkan kata WHORE dengan sangat kencang. PELACUR. PELACUR. PELACUR.

Sekujur tubuh Andin gemetar hebat mendengar kata itu. Hatinya sangat sakit karena, terlepas dari ini semua, dia sangat yakin kalau dirinya masih perawan dan tidak melakukan hubungan sex dengan Vino. Tidak ada rasa sakit, nyeri, ataupun perih di antara kedua kakinya.

Di antara kata-kata makian Lisa, Andin tiba-tiba mendengar suara langkah kaki yang mulai berdatangan menuju kamar. Orang-orang yang hadir di pesta sepertinya mendengar keributan itu dan datang untuk mengecek. Dengan sangat ketakutan Andin berlari ke arah kamar mandi dan mengurung dirinya di dalam. Disana, Andin ambruk dan menangis sejadi-jadinya, merasa hidupnya sudah hancur. Dan memang benar, hidupAndin hancur setelahnya ketika Lisa menyebarkan berita bohong bahwa Andin sudahmenggoda dan merebut Vino darinya yang membuat Andin dijauhi teman-temannya seperti pengidap penyakit menular.

~~~

Mama Rossa mengajak Al dan Andin karaoke night setelah selesai makan malam. Mereka bertiga menuju ruang karaoke yang berada di lantai atas. Sesampainya disana Al hanya berbaring di sofa dan bermain game online di handphone nya sementara Andin dan Mama Rossa sibuk menentukan tema karaoke malam itu.

"Al. Kasih ide, dong." Ujar Mama Rossa.

"Terserah aja, Ma. Lagian aku ga bakal ikutan nyanyi juga."

"Kata siapa, Mas? Kamu harus ikut nyanyi. Suara kamu kan bagus."

Al menatap Andin kesal. "Ngeledek saya?"

Andin dan Mama Rossa tidak bisa menahan tawanya melihat ekspresi Al.

"Udah, Ndin. Ntar ngambek dia." Kata Mama Rossa, saat mereka tidak bisa berhenti tertawa.

"Iya Ma." Andin menatap Al dengan sayang. Malam ini Andin hanya ingin memfokuskan pikirannya ke saat ini, bersama Al dan Mama Rossa. Dia tidak ingin bayangan masa lalunya merusak momen kebersamaan mereka.

Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan tema karaoke malam ini adalah oldies but goodies. Mereka sudah menyanyikan sekitar sepuluh lagu ketika Andin sadar kalau Al tertidur. Kepala nya berada sangat dekat dengan paha Andin. Andin berhenti bernyanyi sejenak dan mengangkat kepala Al ke pangkuannya.

Mama Rossa yang melihat itu semua tersenyum haru dan mengenggam tangan Andin.

"Ndin.. Mama bahagia melihat kamu sayang sekali sama Al." Mama Rossa tersenyum. "Al beruntung punya kamu, Ndin."

Air mata Andin menetes mendengar perkataan Mama Rossa. "Aku juga beruntung, Ma. Punya Mas Al dan Mama."

Beberapa menit kemudian, Al terbangun saat merasakan tangan Andin membelai-belai rambutnya. Suasana di ruang karaoke hening dan gelap.

"Ndin.. Maaf ya, saya ketiduran."

"Ga apa-apa, Sayang." Kata Andin membungkuk mencium kening Al.

"Mama mana, Ndin?"

"Ke kamar mandi."

"Ndin.."

"Hmm?"

"Besok malam temenin saya ke pesta ulang tahun ya. Saya lupa bilang ke kamu kemarin."

"Ulang tahun siapa, Mas?"

"Rekan bisnis. Konsepnya formal cocktail party."

"Cocktail party?" Tubuh Andin menegang mendengar kata-kata itu. "Ok. Tapi kamu harus janji ga boleh nyentuh alkohol di pesta itu." Kata Andin tegas.

"Saya ga bakalan mabuk, Ndin. Kamu tenang aja. Saya tau batasannya."

"Pokoknya ga boleh nyentuh alkohol!" Suara Andin meninggi. Dia kedengaran histeris.

"Kamu kenapa sih, Ndin?" Tanya Al heran.

"Kamu harus janji sama aku, Mas. Disana kita hanya minum non-alcoholic drinks atau air putih aja."

Al menengadahkan wajahnya dan menatap Andin lekat-lekat. Wajah Andin memerah seperti menahan tangis.

"Hey, kamu kenapa?" Tanya Al khawatir.

Al bangkit ke posisi duduk dan menangkup pipi Andin dengan kedua tangannya.

"Ga apa-apa, Mas. Aku cuma ga suka aja sama alkohol." Jawab Andin.

"Ok. Saya ga bakalan nyentuh alkohol disana."

"Janji?"

"Janji."

"Makasih, Sayang." Andin mendekap Al sangat erat, membenamkan wajahnya di lekukan leher Al, mencoba mengusir bayangan masa lalu yang terus menghantuinya.



Saturday, September 18, 2021

Jangan lupa follow, vote, dan comment ya💕

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang