Chapter 24

6K 437 32
                                    

Seminggu kemudian, Al dan Andin mendarat dengan selamat di Ngurah Rai International Airport tepat pada jam dua siang. Di bandara, mereka sudah ditunggu oleh pegawai Al yang bernama Pak Wisnu yang akan mengantarkan mereka ke rumah Al di Denpasar yang hanya berjarak sekitar setengah jam dari sana.

Saat memasuki kota Denpasar, perasaan Andin campur aduk. Di satu sisi dia sangat bahagia bisa pulang ke kota kelahirannya dan sudah tidak sabar ingin bertemu keluarganya. Dia kangen sekali dengan Om Surya, Tante Sarah, bahkan Dayana. 

Andin tidak akan pernah melupakan betapa dia dan mamanya sangat berhutang budi pada keluarga Dayana. Saat papa Andin meninggal ketika Andin berumur 7 tahun, Papa Dayana lah yang membantu keuangan mereka, bahkan menampung Andin dan mamanya tinggal di rumahnya. Surya Lesmana membiayai anak dan istri almarhum kakaknya itu selama bertahun-tahun. Om Surya, tante Sarah, dan Dayana selalu memperlakukan Andin dan mamanya dengan baik selama tinggal di rumah mereka.

Nasib Andin dan mamanya berubah setelah Sofia, mama Andin, menikah dengan sahabat Om Surya yang merupakan seorang banker sukses ketika Andin berumur 10 tahun. Papa Gunawan, papa tiri Andin, menjabat sebagai branch manager di salah satu bank internasional di Bali. Kedua keluarga tersebut sangat dekat sampai akhirnya Andin dan mamanya harus pindah ke London mengikuti papa Gunawan yang dipindahtugaskan ke kantor pusat disana.

Tapi di sisi lain, Andin khawatir dan cemas akan reaksi keluarganya terhadap hubungannya dengan Al. Sama seperti Dayana, Om Surya dan Tante Sarah juga membenci Al. Mereka menyalahkan Al atas kecelakaan yang menimpa putri semata wayang mereka dan Andin takut jika nanti dia akan dihadapkan pada situasi pelik, harus memilih antara keluarganya atau pria yang dia cintai.

Terlalu sibuk memikirkan dilema yang akan dihadapinya, Andin tidak menyadari bahwa mobil sudah berhenti di depan rumah Al. Andin baru sadar ketika Pak Wisnu membukakan pintu mobil untuknya. Andin keluar dari mobil dan tersenyum senang ketika melihat rumah Al berlokasi di pinggir laut dan memiliki akses langsung ke pantai. Andin menatap bangunan kayu dihadapannya dengan tatapan kagum. Rumah kayu besar bergaya Bali tersebut memiliki dua lantai yang didominasi jendela kaca yang menghiasi sekeliling rumah dengan private pool dan pemandangan langsung ke laut lepas. 

Saat memasuki rumah, Andin jatuh cinta dengan desain interiornya yang merupakan perpaduan antara desain tradisional dan modern yang membuat rumah itu menjadi indah dan unik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat memasuki rumah, Andin jatuh cinta dengan desain interiornya yang merupakan perpaduan antara desain tradisional dan modern yang membuat rumah itu menjadi indah dan unik. Andin sangat berharap suatu hari nanti mereka bisa tinggal disana, di kota kelahirannya, Denpasar.

Meskipun tidak sepopuler kawasan wisata Seminyak, Legian, ataupun Kuta yang sangat diminati para turis, Denpasar tetap memiliki pesona tersendiri sebagai tempat di mana modernitas dan budaya Bali berpadu dengan sempurna. Sebagai kota terbesar di Bali dengan lalu lintas yang padat, Denpasar masih mempertahankan suasana pedesaan yang asri yang kental akan budaya dan tradisi setempat.

"Kamu suka?" Tanya Al, tersenyum melihat Andin yang sedang berdiri di depan jendela sambil mengagumi pemandangan laut dihadapannya.

"Suka banget, Mas! Aku ga nyangka kamu punya rumah mirip beach resort begini." Jawab Andin antusias.

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang