Chapter 11

7K 389 9
                                    

Andin dan Mama Rossa menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga sore itu sambil menunggu kepulangan Al dari kantor. Andin tampak asyik membuka dan melihat-lihat album foto lama berisi foto-foto masa kecil Al dan Roy. Andin sangat gemas melihat foto-foto Al waktu bayi. Al bayi tampak sangat lucu dan menggemaskan.

Sore itu, Mama Rossa banyak bercerita dan bernostalgia tentang masa kecil Al dan Roy. Dulu, Mama Rossa dan suaminya, Hartawan Alfahri, tidak pernah menyangka akan di karuniai anak kedua karena komplikasi endometritis postpartum yang dialaminya setelah melahirkan Al. Endometritis postpartum merupakan infeksi kronis pada lapisan rahim pasca melahirkan yang bisa menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, kehadiran Roy di tengah keluarga mereka merupakan suatu keajaiban yang sangat mereka syukuri.

Mama Rossa tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan kehilangan Roy dengan cara yang sangat tragis. Apalagi kematian Roy hanya berselang enam bulan setelah Papa Hartawan meninggal dunia karena serangan jantung. Hal ini merupakan pukulan yang sangat berat bagi keluarga Alfahri, harus kehilangan dua anggota keluarga yang sangat mereka cintai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kematian Roy dengan cara yang tidak wajar juga membuat mereka tidak bisa merelakan kepergian Roy begitu saja.

"Dari awal Mama kurang setuju Roy pacaran sama Elsa, Ndin." Kenang Mama Rossa. "Mama udah punya bad feeling. Tapi Roy kan udah dewasa, jadi Mama ga mau terlalu ikut campur. Dan Mama sangat menyesal. Coba aja waktu itu.." Mama Rossa tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Bahunya berguncang hebat menahan isak tangis, hatinya terasa sangat perih.

Andin memeluk Mama Rossa dengan erat.

"Tenang ya, Ma. Tenang." Andin mengusap-usap lengan Mama Rossa, berusaha menenangkannya. Air matanya ikut mengalir melihat kesedihan wanita itu. "Itu semua bukan salah Mama. Jadi Mama ga boleh nyalahin diri sendiri."

"Now I know. Tapi dulu Mama ga bisa berhenti menyalahkan diri sendiri sampai Mama depresi berat, tanpa sadar kalau itu tindakan egois, Ndin. Mama ga mikir kalau Mama masih punya Al." Sekarang Mama Rossa tidak lagi bisa membendung tangisannya. Air matanya mengalir deras.

Dengan berlinang air mata Mama Rossa menceritakan pada Andin betapa Al sudah banyak berkorban untuknya. Al harus rela melepaskan kehidupan impiannya di Bali demi merawatnya. Andin menangis terisak mendengar cerita mama Rossa tentang semua pengorbanan Al. Hatinya hancur, tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat tiba waktunya dia harus meninggalkan Al.

Dari Mama Rossa Andin tahu bahwa dengan kepindahannya ke Jakarta, Al tidak hanya mengorbankan hubungannya dengan Dayana, tetapi juga bisnisnya yang sudah dia rintis dari bawah. Setelah lulus kuliah dari New York University, Al memang ingin membangun bisnisnya sendiri. Oleh karena itu, Al memilih untuk tinggal di Bali untuk membangun bisnis hotel disana. Melihat tekad dan keseriusan Al, keluarga Alfahri pun mendukung keputusan Al.

Hanya selang waktu tiga tahun, Al sudah berhasil memiliki bisnis hotel yang sukses dan bahkan sempat bertunangan dengan anak dari rekan bisnisnya yang merupakan pemilik restoran terkenal di Bali.

"Tapi mereka putus karena Al pindah kesini." Kata Mama Rossa di sela-sela tangisnya. "Waktu itu kondisi Mama sangat terpuruk sehingga Mama bahkan ga sadar kalau Al sudah membatalkan pernikahan mereka demi merawat Mama." Mama Rossa menggeleng sedih. "Kamu bisa bayangin kan Ndin, gimana perasaan Al waktu itu. Adiknya meninggal, Mamanya depresi, hubungannya hancur."

"Iya Ma. Mas Al pasti sangat hancur." Ujar Andin, hatinya sakit membayangkan kondisi Al saat itu.

Mama Rossa mengangguk mengiyakan. "Tapi Al sangat kuat, Ndin. Dia sanggup handle semua. Mulai dari jagain Mama, handle kasus Roy, sampai manage perusahaan juga."

Mama Rossa lalu menatap ke arah Andin. "Tapi sekarang Mama lega karna Al udah punya kamu." Dia tersenyum pada Andin. "Mama bahagia kalian berdua saling mencintai. Dulu Mama khawatir akan sulit bagi Al untuk jatuh cinta lagi setelah putus dari Dayana."

"Dayana?" Tanya Andin pura-pura tidak mengenal nama itu. Dia sangat ingin sekali mendengar cerita tentang hubungan Al dan Dayana dari sudut pandang Mama Rossa.

"Itu nama mantan tunangannya Al."

"Orangnya gimana, Ma? Dulu Mama sering ketemu?" Tiba-tiba Andin merasa insecure. Dia tahu Dayana merupakan wanita yang sangat cantik. Dulu sebelum kecelakaan, Dayana terkenal tidak hanya karena bakatnya tapi juga karena kecantikannya.

"Orangnya baik, cantik. Dia itu ballerina." Jawab Mama Rossa. "Kita lumayan sering ketemu. Terutama waktu persiapan pernikahan mereka. Mama sering datang ke Bali buat bantuin."

Mama Rossa menceritakan bahwa Al pertama kali memperkenalkannya dengan Dayana saat acara Grand Opening restoran milik papa Dayana di hotel Al. Setelah itu mereka sempat menghadiri ballet show Dayana beberapa kali. Terkadang Mama Rossa ingin sekali menghubungi Dayana dan keluarganya, menanyakan kabar mereka. Namun dia selalu mengurungkan niatnya karena khawatir tindakannya akan mengorek luka lama.

"Jadi benar-benar udah lost contact ya Ma?" Tanya Andin.

"Iya. Mama penasaran sebenarnya gimana kabarnya sekarang. Tapi kalau untuk urusan karir, Mama yakin pasti makin sukses soalnya Dayana itu berbakat sekali, Ndin."

Andin terhenyak mendengar perkataan Mama Rossa.

Ya Allah. Ternyata Mama Rossa ga tau tentang keadaan Mbak Dayana sekarang. Tapi gimana dengan Mas Al? Apa Mas Al juga ga tau?

Begitu banyak pertanyaan berkecamuk di benak Andin.



Thursday, September 16, 2021

Jangan lupa follow, vote, dan comment ya💕

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang