Disclaimer: 🔞
"Ya Allah.. Pak Al!"
Andin sedang menangis terisak-isak ketika Rendy muncul.
"Pak Rendy! Tolong hentikan mereka, Pak!" Andin menatap Rendy panik.
Rendy melompat kedepan, berusaha meraih Al, tetapi terhuyung ke belakang ketika Vino berhasil membebaskan diri dan berguling ke samping.
Vino melompat berdiri dan mendorong Al ke sisi mobil. Al memukul Vino dengan keras, memaksanya menjauh. Vino balas melayangkan tinjunya ke wajah Al, tetapi Al berhasil mengelak dan membalas dengan pukulan di bawah dagu yang membuat kepala Vino tersentak ke belakang. Namun Vino melayangkan tinjunya lagi, mengenai bahu Al dan membuat Al terhuyung mundur beberapa langkah.
"BRENGSEK LO AL. LO KENAPA SIH?" Teriak Vino murka.
"BANGSAT! LO MASIH NANYA? LO APAIN CEWEK GUE HAH?"
"Cewek lo?" Vino tersentak. Dia menoleh ke arah Andin yang berdiri disana yang sedang menatap Al dengan tatapan yang membuat amarah Vino kembali memuncak. Tatapan yang selalu dia dambakan dari Andin.
"F*CK YOU AL!" Vino menatap Al marah, merasa dikhianati. "Ini cewek yang pernah gue ceritain. Cewek yang terpaksa gue lepas karena harus balik ke Indo."
Al terdiam mendengar kata-kata Vino, tinjunya mengepal. Suasana hening selama beberapa saat, lalu Al menjawab.
"I don't care." Kata Al pelan.
Al kemudian menatap Vino dengan tajam, matanya sekeras batu granit. "I don't f*cking care. She's mine now." Lalu Al memerintahkan Rendy untuk membawa Andin ke mobil dan menunggunya disana. Al baru saja melemparkan kunci mobilnya ke arah Rendy ketika Vino menerjangnya dan mereka bergulingan di aspal.
"Mas Al!" Teriak Andin.
"Ayo Bu kita ke mobil." Kata Rendy.
"Ga, Pak Rendy. Kita ga boleh ninggalin Mas Al." Andin terkesiap ketika melihat darah menetes dari hidung Al. "Pak Rendy! Ayo tolongin mas Al!" Andin menatap Rendy dengan panik dan putus asa.
"Ikut saya ke mobil, Bu." Bujuk Rendy. "Ini permintaan Pak Al. Nanti Pak Al makin marah kalau permintaannya ga diturutin."
Rendy mengarahkan Andin ke sisi lain parkiran, tempat dimana mobil Al di parkir. Andin menoleh ke belakang dan melihat banyak orang berkerumun disana melihat perkelahian itu. Beberapa diantaranya merupakan rekan bisnis Al. Tangisan Andin semakin kencang dan menyedihkan. Andin telah menyakiti dan mempermalukan pria yang dia cintai. Dan apa yang akan dilakukan Al padanya nanti?
~~~
Andin duduk menyandar di kursi belakang mobil, merasa mual dan gelisah. Andin mengetuk-ngetukkan kakinya, berusaha melawan kegelisahan yang sangat besar. Andin ingin segera menemui Al. Tapi di saat yang bersamaan dia juga merasa sangat takut.
Apa yang akan di lakukan Al? Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di benak Andin.
Apakah Al akan memutuskan hubungan mereka? Membayangkannya saja sudah menimbulkan kepanikan yang begitu besar di dalam diri Andin. Dia merasa sangat khawatir.
Apakah Al terluka? Bayangan Al yang terluka membuat Andin semakin terpuruk.
Saat Andin memandang keluar jendela, tiba-tiba pintu mobil terbuka dan dia melihat Al masuk dan duduk di kursi sebelahnya.
"Mas Al..."
Al tidak menghiraukan Andin dan memerintahkan Rendy untuk keluar dari mobil.
"Baik Pak." Rendy yang berada di kursi pengemudi, langsung membuka pintu depan mobil dan melangkah keluar meninggalkan mereka.
Andin menangis mengamati Al yang duduk di sebelahnya. Perutnya melilit karena takut dan sedih. Andin ingin bertanya bagaimana keadaan Al, apakah dia terluka atau baik-baik saja. Tapi Andin tidak berani.
Wajah Al datar, matanya keras dan dingin saat dia bertanya pada Andin. "Kamu cinta sama Vino?"
Andin mengelap air mata yang jatuh ke wajahnya. "Ga, Mas."
"Vino sudah cerita semuanya. Sekarang kamu bilang ke saya kenapa kamu bohong? Kenapa kamu bilang ga kenal sama Vino?" Tanya Al marah.
Dada Andin mengembang ketika dia mencoba menahan isakannya. "Aku ga mau kamu salah paham, Mas." Bisik Andin.
Mata Al terpejam dan dia menyandarkan kepalanya ke belakang. Andin mengambil kesempatan itu untuk merangkak ke pangkuan Al, menjembatani jarak diantara mereka. Tiba-tiba Al menegakkan tubuh, mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengusap bibir Andin dengan kasar dengan ibu jarinya.
"Dia sudah cium kamu, Andin!" Geram Al.
Andin terisak. "Kalau gitu ayo hapus!"
Andin tiba-tiba melumat bibir Al, menciumnya dengan ganas, mencoba menghapus ciuman Vino dari ingatan mereka berdua. Andin mencium Al dengan sepenuh hati, dengan segenap kekuatan, gairah, rasa lapar, dan cinta. Andin tidak menahan diri, memberikan semuanya kepada Al. Mulut mereka saling melahap, seolah-olah mereka berhubungan seks dengan mulut satu sama lain, berhubungan penuh gairah dengan bibir, lidah, dan gigitan-gigitan kecil. Andin merintih, menginginkan lebih, mulutnya terasa bengkak dan sensitive.
Al menghentikan ciuman mereka dan mendorong Andin menjauh. Andin mendongak menatap wajah Al yang tampan dari dalam mobil yang remang-remang. Al mengusap bibir Andin yang bengkak dengan kasar sekali lagi.
"Buka celana dalam kamu sekarang!" Perintah Al tiba-tiba.
Gemetar dan takut karena sikapnya yang kasar dan menjaga jarak, Andin melepaskan celana dalamnya.
[Sebagian chapter sudah dihapus]
Author's Note: Chapter ini sebenarnya lebih panjang, tapi sebagian chapter (terutama yang 🔞) sudah dihapus ya dan versi lengkapnya ada di versi PDF. Kalau kamu suka dan pengen baca full-nya, DM aja ke IG-ku @iamwilonaa🥰
Tuesday, September 21, 2021
Jangan lupa follow, vote, dan comment ya💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran, My Love
DragosteAndini Poetri akan melakukan apa pun untuk menjerat Aldebaran Alfahri, mantan tunangan sepupunya. Tujuannya membuat Aldebaran jatuh cinta lalu meninggalkan pria itu menjelang hari pernikahan mereka. Segala cara akan Andin tempuh untuk membalaskan de...