Disclaimer: 🔞
Andin terbangun dalam gelap dan mencium aroma kulit Al di dekatnya, kulitnya yang telanjang terasa dingin ketika disentuh. Mulut Al menempel di mulut Andin, menciumnya dengan pelan dan dalam. Tangan Andin membelai punggung Al yang berotot, kakinya terbuka sehingga Al bisa menempatkan dirinya dengan nyaman di antara kaki Andin.
"Halo, Sayang." Kata Andin terengah ketika Al melepaskan ciuman dan membiarkannya bernapas.
"I miss you." Gumam Al dengan suara serak sambil menggigit-gigit leher Andin.
"Really?"
Al mengulurkan tangan ke bawah dan menangkup pinggul Andin, mengangkatnya dan menempelkan tubuh mereka lebih dekat. "Hmm."
Andin menyisirkan tangannya ke rambut Al, berharap dia bisa melihat wajah Al dalam gelap. "Gimana, Sayang? Feeling better?" Tanya Andin, ingin tahu bagaimana perasaan Al sekarang setelah menenangkan diri.
"Yes." Al meluncur ke bawah dan menyurukkan wajahnya di antara payudara Andin.
[Sebagian chapter sudah dihapus]
Author's Note: Some kisses, glances, and whispers are missing here... Curious? Adegan panas 🔞 kelanjutan dari adegan diatas tersedia dalam bentuk eBook PDF. DM aja di IG: @iamwilonaa🥰
~~~
Sekitar jam setengah enam pagi, Andin mendadak terbangun. Sisa-sisa mimpi masih melekat di dirinya, dalam mimpinya Andin dan Al sudah berpisah. Kesepian dan kesedihan membebaninya, menahannya di tempat tidur selama beberapa menit. Lalu Andin menoleh dan mendapati Al sedang tertidur di sampingnya. Lengannya memeluk bantal sementara dia tidur setengah telungkup. Selimut menempel di pinggulnya, membuat lengan dan punggungnya yang telanjang dan berotot terpampang jelas.
Andin sangat mencintai Al.
Dan Andin ingin Al terbangun untuknya dengan perasaan senang dan bahagia dan bukannya frustasi, sedih, dan menyesal.
Andin merangkak kearahnya, menempelkan bibirnya ke bagian bawah punggung Al dan bergerak ke atas dengan pelan.
"Mmm. Andin." Kata Al dengan suara serak sambil meregangkan tubuhnya.
"Syukurlah kamu tau ini aku, Mas." Andin menggigit bahu Al. "Awas aja kalau kamu panggil nama wanita lain."
Andin menurunkan tubuhnya ke tubuh Al, membaringkan tubuhnya di atas punggung Al. Kehangatan tubuh Al sangat menenangkan dan Andin menikmatinya sejenak.
"Ndin... Minggu depan kita pergi ke suatu tempat ya buat rayain ulang tahun kamu."
Andin membelai rambut Al dan menempelkan bibirnya ke lehernya. "Mmm. Kamu mau ajak aku kemana, Mas?"
"Rahasia. Nanti kita berangkat Jumat setelah kamu pulang ngajar dan balik lagi ke Jakarta Minggu malam. Kamu cuma butuh paspor."
"Kita mau ke luar negeri, Mas?" Andin mencengkeram lengan Al dan mencium bahunya dengan keras. "Can't wait!"
Al meregangkan tubuh, memperingatkan Andin bahwa dia akan berbalik. Lalu Al duduk dan menyandar di kepala ranjang. Andin memanjat ke pangkuannya dan menatap Al lekat-lekat. Walaupun kelihatan masih mengantuk, Al tetap memiliki kesan berbahaya. Andin tahu Al akan melembut untuknya tetapi tetap menjadi dirinya sendiri. Al adalah segalanya bagi Andin. Semua yang Andin inginkan dan butuhkan dalam diri seorang pria.
Andin menyapu rambut Al dari keningnya dan mencium rahangnya.
"I love you." Bisik Andin. "Kadang kamu terlihat dingin dan tak terjangkau. Lalu kamu seperti ini, penuh perhatian. Tapi aku tau kamu cinta sama aku, Mas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran, My Love
RomanceAndini Poetri akan melakukan apa pun untuk menjerat Aldebaran Alfahri, mantan tunangan sepupunya. Tujuannya membuat Aldebaran jatuh cinta lalu meninggalkan pria itu menjelang hari pernikahan mereka. Segala cara akan Andin tempuh untuk membalaskan de...