Chapter 26

7.4K 445 36
                                    

Disclaimer: 🔞

Andin terbangun dalam gelap dan mencium aroma kulit Al di dekatnya, kulitnya yang telanjang terasa dingin ketika disentuh. Mulut Al menempel di mulut Andin, menciumnya dengan pelan dan dalam. Tangan Andin membelai punggung Al yang berotot, kakinya terbuka sehingga Al bisa menempatkan dirinya dengan nyaman di antara kaki Andin. 

"Halo, Sayang." Kata Andin terengah ketika Al melepaskan ciuman dan membiarkannya bernapas.

"I miss you." Gumam Al dengan suara serak sambil menggigit-gigit leher Andin.

"Really?"

Al mengulurkan tangan ke bawah dan menangkup pinggul Andin, mengangkatnya dan menempelkan tubuh mereka lebih dekat. "Hmm."

Andin menyisirkan tangannya ke rambut Al, berharap dia bisa melihat wajah Al dalam gelap. "Gimana, Sayang? Feeling better?" Tanya Andin, ingin tahu bagaimana perasaan Al sekarang setelah menenangkan diri.

"Yes." Al meluncur ke bawah dan menyurukkan wajahnya di antara payudara Andin.

Andin terkesiap ketika Al mengangkat gaun tidurnya ke atas dan mengulum puncak payudaranya yang telanjang, membuat tubuh Andin bergetar. Al kemudian bergerak ke payudaranya yang lain dan Andin melengkungkan punggungnya, tersesat dalam keajaiban mulut Al.

Jemari Al menyelinap lembut ke dalam tubuh Andin. Jarinya yang kasar membelai kewanitaannya dengan ahli sementara tangannya yang lain meremas payudara Andin. Mulut Al yang panas terus mengulum puncak payudara Andin, lidahnya terasa kasar di kulit Andin yang halus. Ketika Al menggigitnya, Andin berteriak, tubuhnya tersentak ketika kebutuhan yang tajam menerpa dirinya.

Al menautkan jemarinya dengan jemari Andin ketika kejantanannya menghunjam masuk ke dalam tubuh Andin. Andin mengerang, bergerak untuk menyesuaikan diri dengan hunjaman Al. Andin melingkarkan kakinya ke pinggul Al, mendorongnya masuk lebih dalam.

Dengan tangan mereka saling bertautan, Al mencium mulut Andin dan bergerak dengan ahli, temponya tepat dan tegas. Andin dapat merasakan setiap jengkal milik Al yang keras di dalam tubuhnya. Merasakan pernyataan berulang-ulang dari Al bahwa Andin adalah miliknya.

Al membisikkan ke telinga Andin betapa cantik dirinya, betapa sempurnanya dia bagi Al, dan bahwa Al tidak akan pernah berhenti menginginkannya... tidak bisa berhenti. Andin mencapai puncak sambil berteriak lega, tubuhnya gemetar karena kenikmatan dan Al tetap ada disana bersamanya. Temponya semakin cepat ketika Al menghunjamkan miliknya beberapa kali lagi sampai Al mencapai klimaks sambil menggeramkan nama Andin, menyemburkan benihnya yang panas ke dalam tubuh Andin.

Andin berbaring lemas di atas ranjang, berkeringat dan puas.

"Saya belum selesai, Ndin." Bisik Al, memperbaiki posisi lututnya untuk menambah kekuatan hunjamannya. Temponya tetap terkendali, setiap desakannya menyatakan kepemilikan. Andin menggigit bibir, menahan suara penuh kenikmatan yang memecahkan keheningan malam.

~~~

Sekitar jam setengah enam pagi, Andin mendadak terbangun. Sisa-sisa mimpi masih melekat di dirinya, dalam mimpinya Andin dan Al sudah berpisah. Kesepian dan kesedihan membebaninya, menahannya di tempat tidur selama beberapa menit. Lalu Andin menoleh dan mendapati Al sedang tertidur di sampingnya. Lengannya memeluk bantal sementara dia tidur setengah telungkup. Selimut menempel di pinggulnya, membuat lengan dan punggungnya yang telanjang dan berotot terpampang jelas.

Andin sangat mencintai Al.

Dan Andin ingin Al terbangun untuknya dengan perasaan senang dan bahagia dan bukannya frustasi, sedih, dan menyesal.

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang