Chapter 10

3.7K 353 44
                                    

Disclaimer: 🔞

Membenamkan diri diantara tumpukan bantal di ranjang, Andin tersenyum lebar ketika mendengar suara Al yang sedang bernyanyi di kamar mandi. Hari ini Al sangat energik dan penuh semangat. Pagi-pagi sekali Al sudah bangun dan bersiap-siap. Dia sudah tidak sabar menemani Andin periksa kandungan pagi ini. Hari ini adalah jadwal ultrasound atau USG pertama Andin dan Al sangat excited karena akan bertemu calon bayi mereka untuk pertama kalinya.

Andin mengusap wajahnya dan memaksa dirinya bangkit dari tempat tidur untuk bersiap-siap. Dia merasakan sedikit nyeri pada perutnya saat dia bangkit duduk. Memasuki usia kehamilan 12 minggu, dokter Erin sudah mengedukasi Andin kalau dia akan cukup sering merasakan kram perut selama masa perkembangan janin 12 minggu ini karena ukuran rahim yang membesar.

Andin sedang duduk di kasur menunggu rasa nyerinya hilang ketika Al keluar dari kamar mandi. Al keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya dan handuk kecil yang dikalungkan di lehernya. Dia berdiri di sana, bertelanjang dada: pemandangan paling seksi yang pernah di lihat Andin, dengan air menetes di perutnya yang kecokelatan.

"Sayang, sini..." Kata Andin mengulurkan tangannya pada Al. "Gendong aku ke kamar mandi."

Al tertawa sambil mengeringkan bagian belakang kepalanya dengan handuk. "Manja banget sih, Bumil. Bentar ya, saya pakai baju dulu."

"Ga usah. Langsung aja sekarang."

"Ndin, kalau kita berdua sama-sama telanjang di kamar mandi, yang ada nanti malah saya ikut mandi juga dan kita jadi telat ke dokternya."

Andin tertawa mendengar kata-kata Al dan mengamati Al yang berjalan masuk ke walk in closet. Di dalam, Andin mendengar Al kembali bernyanyi. Butuh beberapa saat bagi Andin untuk mengenali lagu yang dinyanyikan Al. Andin tertawa geli ketika menyadari Al sedang menyanyikan soundtrack Dragon Ball versi English. Andin mengelus perutnya dan kebahagiaan menyelimutinya saat membayangkan Al dan anak mereka duduk di depan TV sedang asyik menonton kartun.

Al keluar dari walk in closet mengenakan polo shirt hitam dan celana panjang abu-abu. Al kemudian berdiri di tepi ranjang yang kusut, terlihat begitu tampan dan fresh sementara Andin masih telanjang dengan tubuh hanya ditutupi selimut.

"Kamu kok ganteng banget sih, Mas." Ujar Andin cemberut. "Ntar kalau ibu-ibu hamil di klinik pada naksir kamu gimana."

"Ga usah mikir yang aneh-aneh. Ayo..." Kata Al, mengulurkan tangannya dan mengangkat tubuh Andin dari tempat tidur. Andin mengalungkan lengannya ke leher Al dan menghirup aroma suaminya yang wangi. Al menurunkan Andin di depan bilik shower lalu mencium dahinya.

"Saya ke bawah dulu ya, minta Kiki siapin sarapan. Jangan lupa nanti kamu pipis dulu, lalu minum air yang banyak setelah itu." Kata Al, mengingatkan Andin tentang kebutuhan minum air yang banyak menjelang USG.

Andin tersenyum dan menjawab, "Iya, sayang..." Lalu masuk ke dalam bilik dan menghidupkan shower.

Al baru saja keluar dari pintu kamar mandi ketika dia mendengar suara benturan keras dari dalam. Al segera berbalik dan berlari masuk kedalam dan hampir saja terjatuh karena tersandung kursi di depan wastafel.

Al mendorong pintu bilik shower terbuka. "Kamu kenapa?" Tanyanya dengan napas yang terengah-engah.

Andin kaget melihat Al yang tampak panik. "Kamu ngapain, Mas?" Kata Andin heran sambil mematikan air.

"Tadi ada suara kayak orang jatuh."

"Oh, tadi aku ga sengaja nyenggol itu." Kata Andin menunjuk botol shampoo dan body wash yang tergeletak di lantai.

Aldebaran, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang