Dangerous Deal

466 52 2
                                    

Keduanya masih berada di ruang olahraga, di sudut ruangan duduk di satu set sofa yang nyaman. Nara dan Namjoon dengan masing-masing tersaji teh hangat di hadapan mereka. Nara berusaha menenangkan dirinya saat mendapati Namjoon yang terang-terangan tengah mengamatinya sambil duduk dengan kaki yang saling menopang, masih dengan mengenakan pakaian olahraga yang hampir membuat Nara senam jantung tadi.

"Jadi untuk apa kau suruh aku kemari?, " Nara memulai pertanyaan terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi untuk apa kau suruh aku kemari?, " Nara memulai pertanyaan terlebih dahulu.

"Kenapa terburu-buru habiskan dulu teh mu, "jawab Namjoon lagi-lagi dengan senyuman manis yang sangat dibenci Nara.

Nara benar-benar muak sekarang, pria ini yang menyuruhnya datang tapi sejak 10 menit pertama Namjoon hanya mengamatinya yang sedang meminum teh. Sungguh tak masuk akal.

"Dasar pria gila, "ia menggebrak meja dengan kasar bahkan membuat Namjoon terkejut, "aku ini sibuk aku tak punya waktu untuk bermain-main denganmu, bagaimana kartu Identitasku bisa ada padamu?."

"Duduklah, apa kau selalu menggunakan kekerasan seperti ini, "Namjoon tak habis pikir dengan gadis di depannya ini. Ini kali pertama ia diperlakukan seperti ini oleh seorang gadis yang jelas-jelas tahu siapa dia, bahkan setelah ia memamerkan badannya dengan sengaja dan tersenyum semanis mungkin, Nara tak terpengaruh dengan itu semua.

Dengan susah payah Nara mengatur nafasnya, ia sedang marah sekarang.

"Aku akan menawarkan perkerjaan untukmu, "kata Namjoon.

"Apa maksutmu?."

"Berpura-puralah jadi kekasihku."

"Kau gila!!."

"Aku akan kembalikan kartu Identitasmu."

Nara mendengus marah, ia memandang Namjoon meremehkan, "persetan dengan kartu Identitasku, aku harus pergi dari sini sebelum aku menjadi gila juga sepertimu, " Nara berdiri, ia tak sabar lagi, berhadapan dengan Namjoon dan mendengarkan omong kosongnya hanya membuang waktu Nara.

Kali ini Namjoon berdiri, ia mencegat langkah Nara,"aku sudah membayar ganti rugi rumah sakit, menebus mobil temanmu dari kantor polisi lalu membawanya ke bengkel juga. Aku telah membereskan semua."

Nara tercekat, bagaimana bisa pria ini mengetahui tentang masalahnya dan apa yang Namjoon katakan tadi, pria itu telah membereskan semua? Tapi untuk apa?

Namjoon menerima sebuah kertas dari Jae-in, sepertinya ini sudah dipersiapkan. Ia memberikan kertas itu untuk Nara. Rincian biaya yang ia keluarkan untuk menyelesaikan masalah Nara.

Namjoon kesulitan membaca ekspresi wajah Nara saat membaca kertas yang ia berikan tadi. Ia tahu ia sudah sangat ceroboh mengeluarkan uang 2juta won untuk ini semua. Uang sebanyak itu untuk orang asing dan rencana aneh Namjoon. Bagaimana bila Nara benar-benar akan membuat kartu Identitas baru dan melupakan begitu saja uang 2juta won yang telah dikeluarkan Namjoon. Pria itu kini merutuki kebodohannya seperti yang ia ketahui, uang bisa mengendalikan semuanya, bahkan pikiran Nara yang terlihat sangat polos di depannya. Jaman sekarang semua ornag menyukai uang. Ini semua karena Manager kurang ajarnya yang memaksanya untuk membujuk Nara agar mau berkencan dengannya.

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang