New years

807 66 0
                                    

      Dua orang gadis dengan wajah lelah terlihat berjalan beriringan keluar dari sebuah rumah sakit di Seoul pada malam natal ini tepat tanggal 25 Desember. Gadis berkulit bersih dengan tubuh mungil itu terlihat lelah, sambil mengenakan kupluk dari coat tebal hijau tua yang ia kenakan, tak berhenti menggosok kedua tangannya yang tak dilapisi sarung tangan di cuaca sedingin ini. Narayana Dewanto itulah nama gadis yang berasal dari Indonesia itu.

     Sementara Kang Hyurim gadis Korea berambut pendek disebelahnya itu tak mampu lagi menahan kesalnya ia terus mengomel sedari tadi hingga akhirnya ia berhenti berjalan dan menghentakan kakinya kesal mengahadap ke arah sahabatnya yang berusaha tersenyum, Nara, gadis Indonesia yang lebih muda setahun dari Hyurim yang berusia 23 tahun itu.

     Hyurim menatap Nara kesal tak menyangka malam natalnya akan berakhir seperti ini. Semua bermula saat ia mengajak sahabat belahan jiwanya sejak berusia tujuh tahun itu kabur dari makan malam keluarganya di Ansan untuk menonton konser band hindie di Hongdae.

     Sudah tiga tahun sejak orang tua Nara pulang ke Indonesia bersama adik kembarnya, dan sejak saat itulah Nara selalu menghabiskan malam natalnya bersama keluarga Hyurim. Keluarga yang ia kenal sejak pertama kali pindah ke Korea lima belas tahun yang lalu. Empat anggota keluarga Kang telah ia anggap sebagai keluarganya juga, orangtua Hyurim juga orang tuanya, begitupun kakak laki-laki Hyurim yang baru menikah tahun lalu. Mereka berada di lingkungan yang sama sejak kecil.

      Dan disinilah mereka sekarang sekali lagi bersama sahabat sejatinya, Narayana Dewanto, yang masih mengeluarkan senyum aneh yang membuat Hyurim makin marah. Mereka tertimpa kesialan beruntun karena gadis itu. Bukan berada di tengah konser band seperti yang Hyurim inginkan mereka keluar rumah sakit setelah lebih dulu menangis selama dua jam dikantor polisi.

      Kesialan mereka dimulai saat Nara yang saat itu sedang menyetir terkejut saat melihat seekor kucing menyeberang, membanting setir dan menabrak dua puluh pejalan kaki dan lampu lalu lintas hingga membuat mobil kesayangan Hyurim rusak parah dan masuk kantor polisi karna ia tak punya uang lagi untuk menebusnya. Apakah masuk akal saat kau menyelamatkan kucing dengan menabrak duapuluh manusia dan melukai mereka, kepala Hyurim hendak meledak karena marah. Ganti rugi rumah sakit belum bisa mereka bayar dan sama dengannya si jenius Nara yang dengan percaya dirinya membatasi uang kiriman dari orang tuanya sejak berhasil bekerja paruh waktu di saat liburan kuliahnya musim panas lalu.

"Maaf Hyurim-a, "Nara juga tak habis pikir bagaimana mungkin kesialan ini menimpa mereka, ia juga sama sekali tak punya uang ia bahkan memberikan ktp dan kartu mahasiswanya yang biasa ia gunakan untuk masuk area kampus tempat mereka kuliah. Mengingat kartu itu seketika Nara ingin menangis darimana ia mendapatkan uang untuk mengambil kartu tanda pengenalnya di kantor polisi sementara sebulan lagi libur kuliah mereka berakhir.

"Bisakah aku percaya ini? Kau menyelamatkan kucing dengan menabrak 20 manusia Nara-ya, astaga aku benar-benar,,."

"Lalu kau ingin aku bagaimana? Kau ingin aku menabrak kucing itu, bagaimana kalau kucing itu meninggal."

Hyurim memutar bola matanya kesal, "baik, bunuh saja aku bunuh."

"Hyurim-a!!."

Hyurim memilih kembali berjalan tapi tetap mengomel karena kecerobohan sahabatnya itu, biarpun semua korban selamat ganti rugi yang mereka minta tidak sedikit ditambah lagi SIM keduanya yang disita polisi lalu biaya untuk memperbaiki mobilnya.

"Berhentilah mengomel Hyurim-a!!, " Nara sudah tak tahan lagi dengan ocehan Hyurim. Tubuhnya lelah mereka juga harus berjalan jauh dari rumah tak bisa naik taxy karena kehabisan uang. Mereka berjalan untuk menaiki bis dan halte jaraknya sangat jauh.

"Kau suruh aku diam?, harusnya kita sekarang ada di tengah konser band, menari bahagia disana, tapi apa ini kita bahkan tak bisa naik taxy untuk pulang, dompetku disita polisi. Ishh..kenapa mereka tak membangun halte bus dekat dengan rumah sakit, " Kata Hyurim berteriak marah. Ia sangat sensitif segala sesuatu membuatnya marah sekarang.

"Bukannya aku sudah bilang kita tidak usah pergi, kita sudah membohongi bibi, "kata Nara.

     Hyurim kembali menghentikan langkahnya menghadap Nara, "Kau menyalahkanku? Omo Nara-ya setelah 15 tahun bersahabat denganmu baru kali ini aku menyesal, "kata Hyurim.

"Bukannya kau bilang menyesal setiap hari, tapi tetap saja menempel padaku, "Nara memelankan suaranya setelah Hyurim kembali berjalan. Ia akan langsung kena omel lagi bila berani menjawab. Lagipula persahabatan mereka memang seperti ini, bagaimanapun Hyurim adalah sahabat baiknya yang selalu ada untuknya.

"Apa matamu buta."

Kembali Hyurim berhenti dan menatap sengit ke arah Nara yang juga ikut berhenti.

"Kau tak lihat ada lampu merah? berhentilah membeli DVD kunomu itu dan gunakan uangmu untuk memeriksakan matamu itu, " Kata Hyurim.

"Hya!! Kang Hyurim kau kasar sekali, bukannya aku sudah minta maaf. Aku sudah bilang tadi ada kucing yang menyeberang, "Seperti sebelum-sebelumnya mereka saling berdebat sekarang.

"Benar, kau menyelamatkan seekor kucing dan menabrak puluhan manusia. Kau bukan hanya perlu ke dokter mata tapi kau perlu ke rumah sakit jiwa, " Hyurim balik berteriak ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

      Nara memilih diam dan melanjutkan langkahnya tak ada gunanya berdebat dengan Hyurim sekarang, kenyataannya memang ia lah yang bersalah. Sedari tadi ia sudah cukup pusing dengan biaya yang akan ia tanggung. Ia sudah cukup merinding saat di rumah sakit tadi, bagaimana keluarga-keluarga korban menyudutkannya. Kebanyakan mereka juga terluka parah dan harus tinggal dirumah sakit, besok ia akan berkunjung kembali, tak bisa membayangkan apa yang akan ia hadapi, bagaimana ia mengatakan pada mereka bahwa ia tak punya uang, apa ia harus berakhir di penjara. Bahkan ia tadi sempet kesulitan bergerak karena gemetar hebat seusai kecelakaan untung semuanya selamat.

     Polisi mempertimbangkan status keduanya yang masih mahasiswa, keduanya hanya diwajibkan lapor dan melunasi semua biaya rumah sakit dan ganti rugi yang Nara yakin pasti sangat banyak.

"Besok pagi ayah pasti akan membunuh kita saat mengetahui mobilku di kantor polisi, mereka bilang akan menghubungj ayahku besok, "kata Hyurim

     Nara menatap sahabatnya iba, mobil itu baru Hyurim dapatkan setaun yang lalu mobil bekas dari kakak lelakinya yang kebetulan membeli mobil baru. Kang hyojin meminjamkannya pada keduanya saat Hyurim dan Nara memutuskan tinggal di rumah lama keluarga Nara yang ada di Seoul yang dekat dengan kampus mereka. Orang tua Nara mengijinkan putri mereka tinggal karena ada keluarga Kang juga, mereka sudah seperti keluarga membuat orang tua Nara mempercayakan putrinya pada keluarga Hyurim. Nara bertekad untuk segera mendapatkan jalan keluar.

     Keduanya sudah berjalan cukup jauh dari rumah sakit tadi. Mungkin butuh sepuluh menit lagi untuk sampai di halte terdekat. Perhatian keduanya teralihkan saat melewati sebuah restoran italia di persimpangan jalan menuju jalan besar. Banyak kerumunan di depan restoran tersebut yang kebanyakan adalah para wanita dan anak-anak muda memakai seragam. Diantara mereka juga ada beberapa pria yang membawa kamera sepertinya para wartawan.

"Namjoon oppa !!! Jungkook oppa!!!. "

Langkah Nara berhenti saat melihat Hyurim mendekat kearah gerombolan itu. BTS, Nara jelas tahu itu adalah boyband favorit sahabatnya.

Terlambat, ia baru akan menarik tangan Hyurim saat sahabatnya itu telah bergabung dengan para wanita yang sibuk membawa poster dan spanduk itu.

Jang Nara

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang