Different and it's Charming

455 59 4
                                    

      Sudah tiga hari sejak kejadian keracunan Namjoon tapi tingkah pria itu tak juga membaik, Seperti hari ini sudah berulang kali Nara menghubungi Namjoon ataupun Jae-in, tapi keduanya tak merespon. Ini hampir tengah malam dan Nara harus pulang dari rumah Namjoon. Biasanya Jae-in akan datang untuk mengantarnya tapi pria itu tak muncul batang hidungnya. Mansion Namjoon sangat jauh dari halte bus, ia tak mungkin jalan kaki apalagi dimalam hari.

Terdengar suara mobil dan ia bisa melihat Jae-in berlari ke arahnya.

"Nona maaf, aku terlambat, aku tak bisa meninggalkan Hyung hari ini."

"Apa yang terjadi?."

"Hyung tak bisa menyetir dengan lancar jadi aku,,. "

"Bukannya dia memiliki SIM."

"Kondisi tubuhnya juga sedang tak bagus Nona."

"Apakah dia sedang sekarat?,"Nara berkata asal karena kesal, "kau jangan terlalu mendengarkannya lihat lipatan hitam dimatamu, orang-orang akan mengira kau berusia tiga puluh tahun, Astaga Jae in-a, kau sudah makan?, "tanya Nara.

Jae-in menggeleng dengan lemas.

"Kenapa? Bukankah aku memberimu bekal. Kau tidak makan itu, "tanya Nara, ia memang selalu membawakan bekal untuk Jae in karena Namjoon akan berteriak mengajak berangkat Jae-in saat pria itu mulai duduk dimeja makan sebelum berangkat.

"Jadwal Hyung begitu sibuk hari ini Nona, bahkan kami tak sempat beristirahat."

"Tapi tuanmu itu selalu terlihat bugar, dia menyuruhmu menyetir agar dia bisa tidur di mobil. Dia harus menghargaimu. Kau selalu ada disampingnya menuruti semua kemauannya. Dia selalu berteriak " Jae-in-a kau dimana" "Jae-in-a kau ingin dipecat" Mendengarnya saja membuatku kesal, "Nara berteriak kesal menirukan suara berat Namjoon.

"Nona Nara,,, " Wajah Jae in berubah pucat, ketakutan memandang kearah belakang Nara.

Nara berbalik dan mendapati Namjoon berdiri disana dengan wajah marah melipat kedua tangannya didada. Aura kemarahan menguar dari tubuhnya.

"Jadi kalian selalu seperti ini, membicarakanku dibelakang? kau!!. "Setelah bekerja dan bertemu Jungkook perasaan Namjoon semakin tak baik, entah kenapa ia kesal saat menemukan kelebihan Jungkook yang mungkin saja bisa membuat Nara tertarik.

"Apa?, yang kuucapkan adalah kenyataan."

Dan satu lagi, Nara tak pernah takut dengannya, gadis itu dengan berani menjawab semua kalimat Namjoon. Namjoon memutuskan untuk melewati Nara, berbicara dengan gadis itu hanya akan membuatnya bertambah kesal.

"Dia juga belum makan?, "tanya Nara pada Jae-in.

"Belum, kami langsung pulang begitu pekerjaan selesai, "jawab Jae-in, sekarang Namjoon tak pernah lagi mengajaknya makan diluar semenjak ada Nara di rumah, pria itu tak pernah mau makanan dari tempat makan manapun.

"Hangatkan makanan di kulkas untuknya, dia harus makan kau juga, panggilkan aku sopir taxy saja, "kata Nara ia mengemasi barangnya hendak berlalu keluar sebelum Namjoon menahannya.

"Kau ingin memberikan makanan sisa?, setelah meracuniku dengan udang kemarin," Namjoon berteriak.

"Kau hanya memakannya sedikit, tidak baik membuang makanan, makan saja yang ada, hari ini aku membersihkan kamar atas juga, laundrymu juga baru saja datang, aku tak ada waktu untuk memasak, "jawab Nara.

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang