Who?

572 66 0
                                    

   Terlambat, Nara tak bisa menghalangi Hyurim yang berlari menghampiri gerombolan wanita penggemar BTS itu.

"Apa ada anggota Bangtan di dalam?, "tanya Hyurim pada seorang gadis yang ada di gerombolan itu.

      Gadis itu menatapnya curiga membuat Nara khawatir dan ikut mendekati mereka, "Temanku ini adalah Army, "kata Nara.

Si gadis tadi tersenyum, "Ya Namjoon oppa dan Kookie oppa ada di dalam mereka sedang makan malam. Kami disini sejak sore tadi."

"Ayo pulang Hyurim-a!!, "kata Nara cepat sebelum Hyurim menjadi gila seperti para gadis ini. Nara tahu BTS adalah boyband paling ternama saat ini dengan penggemar sangat banyak. Apapun yang mereka buat selalu jadi trend. Fans panatik yang menggila, hampir di seluruh Korea dan juga luar negeri tapi tidak termasuk Nara. Ia terlalu sibuk untuk hal-hal seperti itu. Ia hanya memikirkan sekolahnya, bekerja paruh waktu berharap akan segera mendapatkan pekerjaan di korea setelah lulus nanti. Benar ia senang dengan Taylor swift atau Bruno mars tapi hanya sekedar itu, ia menyukai karya mereka tidak untuk mencampuri kehidupan pribadi mereka dengan mengantri di depan restoran tempat para idol makan, seperti yang ia lihat sekarang.

     Membayangkannya saja membuat Nara bergidik, ia menoleh kesampingnya saat tak mendapati jawaban dari Hyurim, seperti yang ia duga sahabatnya yang merupakan penggila BTS dan orang tampan itu sekarang ikut bersorak dengan para gadis. Wajah kesalnya kini berubah seratus delapan puluh derajat bahkan Hyurim ikut bernyanyi bersama, mereka membuat Nara frustasi, badannya sudah sangat lelah dan mereka tak punya waktu untuk ini.

"Ayo Hyurim-a, kita harus pulang, " Kata Nara.

      Hyurim mendelik kesal kearahnya, "apa katamu? Pulang? Saat aku bisa bertemu dengan BTS disini? Ayolah Nara-ya, setidaknya buatlah aku agar tidak menyesal punya sahabat sepertimu."

     Nara memutar bola matanya kesal, mengamati para gadis-gadis yang kini terus meneriakkan nama-nama yang tak dikenali Nara. Semuanya terlihat aneh bagi Nara, ia memutar otak agar bisa mengajak Hyurim pulang.

"Tapi Hyurim-a, "Nara berkata dengan hati-hati, "apa boleh buat, lihatlah mereka belum ingin keluar bisa saja mereka pulang tengah malam nanti."

"Benar, sepertinya member yang lain juga akan datang, "kata gadis yang ada disebelah Nara.

"Benarkah? Kalau begitu aku takkan menyesal bila harus menunggu sampai pagi, " Kata Hyurim.

Nara tak bisa berkata-kata lagi, tapi ia tak boleh menyerah tubuhnya sudah sangat lelah, untuk apa ia berdiri di sini, menunggu seseorang yang tak ia kenal, ia ingin segera pulang dan beristirahat.

"Bagaimana kalau kita pulang, akan aku buatkan kau sup kentang dan daging, ayo Hyurim-a, "kata Nara.

"Apa katamu?,"Hyurim malah berteriak, Nara tahu ini bertanda buruk, " kau samakan ketampanan Namjoon oppa dan Kookie oppa dengan sup kentangmu?,"lanjutnya. Mereka menjaid perhatian karena teriakan Hyurim, Nara tak tahan lagi.

"Memangnya kenapa?, aku yakin kau pasti juga sudah kelaparan bila selama ini aku tak memasak,"kata Nara yang sudah mulai jengah dengan sikap sahabatnya ini, apa salahnya dengan sup kentang bukannya itu lebih baik daripada menunggu di tengah musim dingin seperti ini.

"Aku tidak mau pulang, bila kau tak mau menemaniku aku akan membakar semua koleksi novel dan DVD lawasmu itu, jadi diamlah dan jangan banyak bicara!."

"Memangnya apa salah DVD dan novelku."

Nara masih hendak proses saat suara-suara semakin terdengar keras, Hyurim menariknya mendekat kearah pintu restauran. Mereka bahkan lebih dekat daripada para reporter setelah Hyurim menabrak beberapa orang agar sampai dibaris depan seperti ini. Terlihat pintu restoran terbuka.

Teriakan membuat pekak telinga Nara saat seorang pria berjas putih keluar dari pintu, pria tinggi dan putih dengan rambut di cat pirang, salah satu wajah yang bisa Nara lihat di layar laptop milik Hyurim. Melepas jas dan melonggatkan dasinya sebelum benar-benar keluar dari pintu. pria itu lebih tinggi dari yang ia lihat digambar dengan bentuk tubuh bagus. Pria itu memang mempesona seluruh yang ada padanya sempurna, tak bersuara saat dibantu seseorang untuk menembus kerumunan wajah kesal pria itu tak mengurangi ketampannya bahkan salju pertama juga turun sehingga apa yang Nara lihat di depannya mirip dengan adegan drama yang ia lihat di layar kaca.

"RM, namjoon oppa, "gumam Hyurim.

"Jadi pria ini yang bernama RM, " batin Nara.

"Namjoon oppa."

Pintu restauran kembali terbuka, seorang gadis ikut keluar dengan pakaian modis musim dinginnya, Nara mengenali gadis itu, Park Yunju desainer muda yang sombong dan angkuh. Seumur hidup Nara tidak akan melupakan wanita iblis itu. Wanita yang lahir dengan sendok emas dimulutnya, berusia 25 tahun dan terlihat sempurna, tapi Nara jelas tahu bagaimana perangai wanita didepannya ini saat menemui pelanggan dari kalangan menengah, ia akan berubah menjadi nenek sihir. Nara mengetahui itu saat ia mengantarkan Sun Ah salah satu temannya dari fakultas desain setahun yang lalu.

Sun ah bahkan sempat jatuh saat salah satu pegawai Yunju mengusir mereka yang sedang mengunjungi butik milik Yunju untuk tugas kuliah. Dan si nenek sihir itu hanya berdiri menyaksikan dengan senyum iblis, akhirnya Nara kembali masuk dan membelikan baju yang dibutuhkan Sun ah untuk tugas musim panasnya saat itu.

Sejak saat itu Nara sadar bahwa Park Yunju hanyalah gadis yang terlahir dari keluarga Park yang kaya. Menggunakan nama keluarganya untuk menembus pasar Korea. Bila kau membuka situs berita di Paris maka dengan mudah menemukan tentang kritikan untu desain wanita itu, Yunju sering dijuluki dengan desainer bertempramen buruk. Karena Yunju lah Nara belajar untuk mulai menjadi mandiri tanpa mengandalkan nama dari keluarganya. Dan ia memutuskan untuk menjadikan butik Yunju menjadi tempat blacklist pertama bagi Nara, ia tak akan mengunjungi tempat itu lagi bahkan saat ia sukses nanti.

Lamunan Nara berhenti saat seseorang kembali keluar dari dalam restauran. Bertubuh lebih pendek dengan cat warna rambut merah tua, pria yang juga tak kalah tampan bahkan wajahnya lebih imut dari RM, memiliki bibir indah dan kulit lebih mengkilap, Jeon Jung Kook. Nara kembali mengetahui nama si pria dari teriakan para wanita di sekitarnya. Terlihat Yunju sedang marah menahan Namjoon untuk pergi dan Jungkook terlihat sedang menenangkan Yunju.

Nara tak tertarik untuk mendengarkan obrolan mereka ia hendak mundur kebelakang saat sebuah tangan menariknya dan seketika ia berada ditengah kerumunan itu, semua mata tertuju padanya. Ia mendongak untuk melihat siapa yang menariknya, Namjoon menarik lengannya bahkan kini berubah mengenggam jemarinya.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi."

Nara ta bisa mencerna apa yang terjadi ditambah sorotan kamera dan jepretan foto kini menghujaninya, Pria berlesung pipi yang harus ia lihat sambil mendongak itu tiba-tiba tersenyum manis kearahnya. Ini type pria penggoda, Nara segera menarik rasa kagumnya beberapa saat yang lalu.

Tubuh mungil Nara tak mampu menolak saat Namjoon sekarang memeluk pundaknya.

"Nara, dia kekasihku, " Nara tak mempercayai pendengarannya saat sekali lagi mendongak kearah Namjoon, "Maaf membuatmu menunggu."

Senyum cerah Namjoon yang Nara anggap sebagai senyum iblis membuat seluruh tubuhnya merinding.

Jang Nara

Cerita pertama tentang BTS seperti biasa, Nara nggak berharap semua suka dengan tulisan yang Nara buat. Ini adalah koleksi pribadi, maaf untuk typo silahkan beri vote dan comment. Part 3 segera rilis karena cerita ini udah tamat di buku tulis aku.. Thanks a lot.

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang