"Apa yang kalian lakukan!!.
Namjoon berteriak marah saat melihat beberapa orang melakukan kekerasan pada Nara di Universitas gadis itu. Ia menangkap Nara yang hampir saja terjatuh. Jae in membantu melindungi atasannya itu.
"Unnie, " Jieun segera melepaskan pegangan para wanita yang sedari tadi menahannya. Para wanita tadi terdiam saat melihat Namjoon yang tiba-tiba datang dan kini tengah mengangkat Nara dengan kedua lengannya, gadis itu pingsan.
"Saya tidak akan memaafkan siapapun yang melukai kekasihku. Nara, saya mencintai dia bahkan lebih banyak daripada yang kalian bayangkan. Kalau kalian tak menyukai kenyataan ini tinggalkan saya, jangan melukai kekasih saya."
Jae in membantu Namjoon menembus kerumunan, bersama Jieun membawa Nara ke mobil. Ia mengucapkan terimakasih pada Jieun sebelum membawa Nara pergi, Namjoon tak tahu apa yang terjadi bila Jieun tak menghubunginya. Di dalam mobil ia mengenggam tangan Nara yang kini masih tak sadarkan diri di pelukannya. Ia menahan kepanikannya, menyakinkan pada dirinya sendiri bahwa Nara akan baik-baik saja.
"Maaf, chagi!!."
Puluhan kata maaf terus diucapkan Namjoon melihat memar pada lengan dan wajah Nara. Keadaan berantakan gadis yang ia cintai itu membuat hatinya terluka.
*****
Infus sudah dipasang di badan Nara. Gadis itu terbaring lemah dikasurnya, Namjoon tak bisa membawa Nara ke rumah sakit karena keadaan di luar sekarang, sedangkan jarak rumahnya dari Universitas juga lumayan jauh. Ia memutuskan untuk membawa Nara pulang ke rumah gadis itu dan memanggil dokter.
Hatinya semakin perih melihat Nara seperti ini. Apalagi saat dokter mengatakan Nara juga pingsan karena telat makan, Hyurim mengatakan gadis itu tak makan sejak semalam.
"Maaf, karena aku membuatmu seperti ini Nara-ya, " Namjoon menggenggam tangan Nara erat, dokter mengatakan Nara mungkin akan siuman sedikit lama karena pengaruh obat, luka disekitar wajah gadis itu membuat hatinya hancur, "maaf karena aku mencintaimu dan membuatmu seperti ini, tapi aku tak ingin menyerah. Aku mencintaimu."
"Oppa!!, "pintu kamar Nara terbuka Hyurim masuk, sahabat Nara itu segera pulang saat Namjoon menghubunginya untuk menanyakan kombinasi angka untuk membuka rumah mereka, "bisa kita bicara sebentar?."
Namjoon mengangguk, kembali menatap Nara sebelum keluar mengikuti Hyurim yang turun ke lantai bawah, mereka duduk di meja dapur saling berhadapan.
"Minumlah, Oppa juga belum beristirahat sejak pagi, " Hyurim mengangsurkan kopi untuk Namjoon pria itu menerimanya dan mengucapkan terimakasih.
"Apa kau mencintai Nara?, " Hyurim menahan amarahnya untuk bisa berbicara dengan Namjoon, pria di depannya inilah sebab utama kesakitan yang sahabatnya rasakan. Harusnya Hyurim tak memberikan banyak pembelaan pada Namjoon saat Nara sering bercerita tentang menyebalkannya seorang Kim Namjoon.
"Ya, "jawab Namjoon.
"Oppa tahu Nara tak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun sebelum ini?."
"Iya, aku tahu."
"Jadi bagaimana kalau Oppa meninggalkan dia sekarang dan tak lagi muncul di hidupnya?."
"Hyurim-ssi."
"Kami hidup bersama lebih dari lima belas tahun dan untuk kali pertama aku merasa begitu mengkhawatirkannya. Nara bukan gadis yang lemah ia biasa diperlakukan buruk saat sekolah dasar dulu. Tapi melihat ia menderita karena orang yang ia cintai, aku sangat merasa bersalah."
"Aku akan menebus semua kesalahanku padanya nanti, tapi aku tak bisa meninggalkannya."
"Nara akan pulang ke Indonesia. Keluarganya sudah tahu tentang ini semua mereka akan segera menjemput Nara."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry because loving you "KNJ"
Fanfiction"Saat seseorang hadir dan merubah cara pandangmu pada dunia. Saat seseorang yang membuatmu ingin memberikan seluruh dunia untuknya. Percayalah itu bukan kesalahan tapi CINTA." Korean series, Korea-indonesia Bts -Kim namjoon -Narayana Dewanto -Jeon j...