Loving

418 51 0
                                    

"Tolong Nara kau harus segera datang kemari!."

     Hyurim selesai berbicara saat menutup telponnya. Nara masih harus menanyakan banyak hal. Sahabatnya itu menyuruhnya cepat datang ke Universitas padahal hari sudah malam. Hyurim mengatakan seorang pria tua yang mendukung Nara membuat keributan di kampus. Nara tak ingin percaya, bukankan seluruh Korea sedang beramai-ramai menghujatnya sekarang. Tapi saat mendengar suara panik Hyurim ia mempercayai sahabatnya itu. Mencari taxy dengan panik.

    Sampai di halaman kampusnya tidak ada siapapun disana, Nara memberanikan diri untuk masuk karena mengkhawatirkan Hyurim, sahabatnya itu bilang ia masih berada di dalam. Tiba-tiba sebuah air mancur menari muncul di kolam yang berada di tengah jalan kampus yang biasa dilalui oleh para mahasiswa. Air mancur itu memang sudah ada sejak lama tapi Nara tak pernah melihat seindah ini.

  Belum habis rasa kaget Nara saat tiba-tiba banyak orang berdatangan dari sisi air mancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Belum habis rasa kaget Nara saat tiba-tiba banyak orang berdatangan dari sisi air mancur. Nara mundur untuk berjaga-jaga. Tapi ia sangat terkejut saat masing-masing dari mereka memberikannya setangkai bunga lalu mengucapkan maaf. Nara mengetahui mereka adalah orang-orang yang tempo hari melukainya. Nara tak bisa mencerna semuanya tapi kata-kata yang terdengar tulus dari orang-orang yang kini kembali meninggalkannya sendiri itu membuat ia menangis.

    Samar ia melihat Namjoon berdiri di depan air mancur. Pria itu terlihat tampan dengan cat rambut baru dan style semi formalnya. Nara baru menyadari bahwa berat Namjoon mungkin berkurang.

     Meski masih sekekar biasanya wajah Namjoon tampak pucat dan entah kenapa itu membuat Nara khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Meski masih sekekar biasanya wajah Namjoon tampak pucat dan entah kenapa itu membuat Nara khawatir. Pertemuan mereka terakhir kali membuat Nara sedikit menyesal, ia merasa keterlaluan dengan mengusir Namjoon dan membuat pria itu berdiri semalaman di luar, itulah yang dikatakan Hyurim. Nara tak mengijinkan pria itu masuk tapi Namjoon bersikeras tak mau pulang hingga Yoora datang dan membujuk Namjoon agar pria itu pulang.

"Kau baik-baik saja?."

   Namjoon berlari menghampiri Nara saat melihat gadis itu hampir terjatuh. Air mata Nara sudah terjatuh sedari tadi, sejak orang-orang tadi bergantian meminta maaf padanya. Hanya ini yang Nara butuhkan, permintaan maaf dari orang-orang yang kemarin menyakitinya. Dan saat melihat orang yang mewujudkan keinginannya itu adalah Namjoon, rasa bersalah Nara segera datang, bagaimana ia memperlakukan pria itu akhir-akhir ini membuat Nara merasa bersalah.

"Apa ada wartawan disini?."

   Pertanyaan Nara dan pandangan khawatir dari gadis itu membuat Namjoon kesakitan. Wajah Nara terlihat ketakutan dan terus mengarahkan pandangannya ke sekeliling. Namjoon membayangkan inilah yang dialami gadis itu setiap hari. Hidup dalam ketakutan. Nafa memegang kuat lengan Namjoon hingga pria itu merasa kesakitan

"Tidak ada siapapun Sayang, mereka tak akan datang kemari."

"Orang-orang akan marah bila melihat kita bersama. Kau tahu semua orang jahat yang tadi disini? Mereka menendangku, memukuliku dan berkata kasar padaku. Aku takut."

"Tenanglah Chagiya!!."

"Setiap aku berdiri di sini aku melihat mereka. Aku tidak mau lagi itu terjadi,,"kata Nara dengan wajah ketakutan, Namjoon semakin bisa merasakan pegangan keras Nara pada lengannya.

"Jangan seperti ini Chagiya!!, "Namjoon membawa Nara ke dalam pelukannya, air matanya kini benar-benar jatuh. Terus mengucapkan maaf karena tak mampu melindungi Nara selama ini.

"Melihatmu seperti ini membuatku mengetahui bahwa kau benar-benar telah melewati masa yang sulit, kau pasti kesakitan, maafkan aku, "lanjut Namjoon mengelus rambut Nara yang kini kembali menangis dengan keras tak memperdulikan baju Namjoon yang basah karena air matanya.

                    ********

    Setelah Nara tenang, Namjoon membawa gadis itu untuk duduk di bangku panjang yang ada di pinggir taman kampus Nara.

"Kau tak suka air mancurnya? Apa kembang apinya kurang banyak?, "tanya Namjoon saat Nara hanya diam menatap kedepan dengan tangan mereka yang bertaut. Nara terus mengenggam tangan Namjoon erat.

"Tidak, "Nara menggeleng cepat, "aku mencoba menikmatinya sekarang, "jawab Nara.

"Maaf bila ini sulit untukmu, aku berusaha menciptakan kenangan baru yang indah agar kau tak takut lagi untuk datang ke kampus. Kau bisa belajar dengan nyaman dan melakukan apapun yang kau inginkan disini."

"Terimakasih banyak, aku sudah akan lulus tahun ini, setelah itu aku tak akan lagi datang ke kampus."

"Kau masih takut?."

"Tidak, "jawab Nara menggeleng.

"Kau berkata lembut? Bukankah beberapa hari ini kau ahli sekali berkata kejam padaku!."

"Maaf, aku tahu hari-harimu jadi semakin sulit karena aku, " Nara memilih memaafkan pria di depannya ini.

      Namjoon mengorbankan perusahaannya, harga dirinya dan sekarang pria ini mengubah dekor kampusnya hanya untuk membuat Nara nyaman. Tidak ada alasan bagi Nara untuk tak mempercayai Namjoon. Pria ini benar-benar mencintainya.

"Mulai sekarang kau harus mempercayaiku. Aku akan selalu melindungimu tak akan membiarkanmu menangis seorang diri lagi, "kata Namjoon.

"Disana, "kata Nara menunjuk area sisi kanan kampus, tempat Namjoon mengubah dekorasi air mancur," Saat orang-orang memukul dan melempariku dengan telur busuk lalu kau melindungiku, membuat mereka mundur. Kau mirip dengan pahlawan super waktu itu Sebenarnya tidak semua adalah kenangan buruk aku ingat bagaimana kau menerjang kerumunan dan menggendongku dengan berani,"kata Nara.

"Benarkah?."

"Eoh, " Nara mengangguk sambil menatap Namjoon, "seperti apa ya mengatakannya, mirip prajurit pelindung?."

   Namjoon tersenyum membawa tangan Nara dalam genggamannya tak menyangka bahwa mereka bisa berbaikan  seperti ini, "padahal kau tak tahu betapa berat tubuhmu itu, "canda Namjoon sambil tertawa.

"Aku minta maaf."

"Untuk apa?, "tanya Namjoon.

"Belakangan ini kau jadi sering membawa tubuhku yang berat, Hyurim bilang kau sering sekali menggendongku karena aku yang tiba-tiba pingsan."

"Kau benar-benar sudah baik-baik saja? kau tahu bagaimana takutnya aku karena kau terlalu sering pingsan."

"Maaf, Chagiya."

   Namjoon tersenyum, mengelus rambut Nara penuh sayang. Ia menahan air matanya saat mendengar Nara kembali memanggilnya "sayang". Setelah apa yang mereka alami, kehilangan Nara adalah hal yang paling ditakuti Namjoon.

"Digendong oleh pria tampan dan terkenal sepertiku bukanlah itu membuatmu bahagia?."

Jang nara

Part nya masih panjang tapi harus di cut disini biar nggak terlalu panjang. Nanti bikin yang baca tambah sakit mata. Terimakasih yang mau baca dan vote. Jangan lupa mampir ke lapak Bts author lainnya ya.. Big hug.. 🥰🥰🥰

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang