Banyak hal yang menumpuk dipikiran Nara. Tentang perasaan Namjoon dan hal-hal menyakitkan yang menimpanya belakangan ini.
Orang-orang mengatainya seolah paling mengetahui tentang kehidupannya. Ia mengabaikan panggilan telepon Hyurim ataupun orang-orang yang pasti mengkhawatirkannya. Tapi yang masih pasti bagi Nara adalah perasaannya bagi Namjoon. Setelah semua ini bagaimana bisa Nara masih mencintai pria itu. Pandangannya menuju luar jendela mobil Jungkook, pria itu mengantarkannya pulang.
Nafasnya sesak, ia membuka pelan jendela mobil Jungkook. Mereka tengah ada di jalanan sepi jalur besar pinggir sungai Han. Jalan yang selalu ia lewati saat pulang dari rumah Namjoon. Masih teringat dibenaknya mereka melewati jalan ini sambil tertawa dan genggaman Namjoon yang tak lepas dari tangannya beberapa hari yang lalu, semua tamoak sempurna sebulan terakhir ini.
"Jangan membuka jendela selebar itu kau kedinginan, " Jungkook menutup kaca mobilnya otomatis.
Lidah Nara kelu, bukan karena ia marah pada Jungkook, ia hanya tak ingin berbicara hari ini. Hatinya lelah sungguh.
"Bisa Oppa turunkan aku di depan, ada taman tak jauh dari sini."
"Kau bilang kau tinggal di Myengdong?"
"Sebentar saja."
Nara segera keluar saat Jungkook menghentikan mobilnya di taman yang lumayan sepi karena sudah larut. Dadanya sesak karena itu ia ingin keluar.
Jungkook ikut keluar melihat bagaimana Nara berdiri sambil memukuli dadanya pelan. Gadis itu kesakitan. Hingga tangis Nara semakin keras gadis itu berjongkok sambil terus memukuli dadanya. Jungkook mengalihkan pandangannya, tak bisa melihat pemandangan Nara di depannya. Jungkook menyadari betapa besar luka Nara dan ia tak bisa melakukan apapun.
********
Tanpa berbicara wajah penuh air mata Nara saat memasuki rumah membuat Hyurim ikut menangis pula. Sebelum sahabatnya itu pulang banyak hal yang ingin Hyurim tanyakan tapi melihat Nara begitu putus asa bibirnya seolah kelu ia menggiring Nara untuk masuk kamarnya."Kau ingin mandi dulu?, "tanya Hyurim mendudukkan Nara di ranjang sekuat tenaga menahan air matanya.
"Aku memang melakukannya Hyurim-a, aku mendapatkan uang dari pria itu, "lagi, tangis Nara tak terbendung.
"Apa yang kau lakukan?."
"Aku mencintainya hingga dadaku sakit. Aku menerimanya berfikir bahwa dia bisa mengatasi keraguannya. Dia mencintai wanita lain selama delapan tahun, dan aku dengan bodohnya jatuh hati begitu saja padanya."
"Nara-ya!!."
"Aku harus bagaimana Hyurim-a?"
Hyurim memeluk Nara yang kini kembali menangis. Mengelus punggung Nara sambil ikut menangis. Ia tak tahu keseluruhan cerita Nara dan itu membuatnya merasa bersalah. Pasti ia banyak melewatkan sesuatu. Nara memang gadis polos tapi Hyurim jelas tahu sahabatnya ini bukanlah orang yang akan melakukan hal buruk demi uang.
"Ibumu manelpon, " Hyurim melepas pelukannya melihat ponselnya yang tak berhenti berdering sejak siang tadi.
"Angkatlah, aku akan berbicara dengannya, "Nara menghaboua air matanya menerima ponsel Hyurim.
"Mama, " Ia menjawab panggilan dari ibunya.
"Apa kau baik-baik saja? Kenapa mematikan panggilan sebelum selesai bicara?."
"Aku masih berada di luar rumah tadi, "sekuat tenaga Nara menahan airmatanya untuk kembali jatuh.
"Kau terdengar sakit,"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry because loving you "KNJ"
Fanfiction"Saat seseorang hadir dan merubah cara pandangmu pada dunia. Saat seseorang yang membuatmu ingin memberikan seluruh dunia untuknya. Percayalah itu bukan kesalahan tapi CINTA." Korean series, Korea-indonesia Bts -Kim namjoon -Narayana Dewanto -Jeon j...