Last Night

498 43 0
                                    

       Namjoon baru menerima baju Nara yang sudah selesai dicuci dari Jae in saat melihat gadis itu keluar dari kamarnya. Dan lihatlah kini Nara berdiri di depannya nyaris membuat Namjoon meneteskan liurnya. Gadis itu memakai kemeja putihnya, kebesaran hingga pahanya. Namjoon memaki kenapa harus warna putih, bra Nara yang terlihat jelas membuat otak pintar Namjoon menjadi tumpul ingatkan ia untuk memarahi gadis itu kan?

 Namjoon memaki kenapa harus warna putih, bra Nara yang terlihat jelas membuat otak pintar Namjoon menjadi tumpul ingatkan ia untuk memarahi gadis itu kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah makan?, "tanya Nara.

   Namjoon menggeleng pelan ia menutupi perasaan gugupnya. Mengikuti Nara yang kini berada di dapur, tempat favorit kekasihnya itu.

"Aku ingin berbicara sebentar, "kata Namjoon duduk di meja bar yang ada di depan meja dapurnya.

   Nara mendekat dengan wajah gugup, ia tahu Namjoon akan marah karena keputusannya melakukan wawancara hari ini. Tadi ia berusaha mengulur waktu dengan lebih lama berada di kamar mandi. Tapi nyatanya Namjoon tetap tak melepaskannya kali ini.

"Kenapa tak menepati kontrak yang sudah kita buat kemarin, kau sudah berjanji padaku untuk tak berbohong lagi, "kata Namjoon.

"Kau marah padaku, " Nara mendekat kearahnya, lalu berdiri disela-sela kaki Namjoon, "maafkan aku!."

     Namjoon mendengus kesal, bagaimana ia bisa marah pada gadis ini, "aku akan membereskan semuanya, kita akan segera melakukan pertemuan dengan para wartawan lagi."

"Aku tak ingin melakukannya Chagiya, "kata Nara.

"Nara-ya, " Namjoon tahu Nara terluka saat orang-orang menganggap ia bukan wanita baik-baik.

     Menemukan Nara yang menangis ditengah hujan membuat hatinya ikut terluka.

Nara tersenyum simpul sebelum menjawab, "keadaan perusahaan membaik karena mereka tak lagi salah paham padamu."

"Kau pikir aku hanya memikirkan tentang perusahaan, kau yang jadi prioritasku sekarang."

"Tapi aku tak menyukainya."

"Nara-ya."

"Kau selalu mengatakan tentang mimpi mendirikan perusahan dan membuat musik sendiri. Dan pikirkan penggemar yang telah mendukungmu. Mereka mengenalmu lebih lama dari aku."

"Aku,,, "

"Aku tak akan membiarkanmu kehilangan banyak hal, aku tak akan diam saja Sayang, demi kau aku bahkan bisa melakukan lebih dari ini."

"Aku tak suka kau mengatakan ini, kau tahu betapa khawatirnya aku melihat wawancaramu hari ini!, "kata Namjoon berulang kali menahan tatap mata dengan Nara, ia tak ingin kekasihnya itu melihatnya menangis.

"Kau menangis?, astaga Sayang, "Nara tertawa ia menangkup kedua pipi Namjoon, "aku mencintaimu."

   Namjoon kini mengangkat tubuh Nara dan mendudukkannya di meja dapur sementara ia berdiri dari kursi mengambil sesuatu dari sakunya.

   Nara menutup mulutnya tak percaya saat melihat kotak yang dikeluarkan Namjoon dari sakunya, "Chagiya!!, "

     Ia melihat cincin indah saat Namjoon membuka kotak perhiasan itu, matanya memanas menahan haru sekaligus sakit. Keputusannya untuk meninggalkan Namjoon sudah bulat, kenapa pria ini malah melakukan hal yang membuat Nara bimbang seperti ini.

"Kau telah melewati banyak hal karena bersamaku, bisakah kini kau mempercayaiku sekali lagi, aku ingin kita menikah Nara-ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau telah melewati banyak hal karena bersamaku, bisakah kini kau mempercayaiku sekali lagi, aku ingin kita menikah Nara-ya."

"Namjoon-ssi, ini,,,, "kata Nara tak bisa berkata-kata.

      Nara tak mungkin menerima cincin dari pria ini tapi bisakah Nara berlaku egois sekali saja. Hanya semalam, lalu Nara akan benar-benar menghilang dari hidup Namjoon tak bisakah ia bersikap egois untuk dirinya dna Namjoon malam ini. Ia ingin menjadi milik pria ini.

   Air matanya tak berhenti menetes saat Namjoon memakaikan cincin indah itu di jarinya, karena Nara hanya diam Namjoon berfikir gadis itu menerimanya. Ia akan emmikirkan banyak hal selanjutnya setelah ini. Termasuk menemui keluarga Nara.

    Nara ingin menolak tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Begitu besar cinta mereka tapi itu tak akan merubah kenyataan bahwa mereka tak bisa bersama. Nara berfikir Namjoon akan terus terluka bila bersamanya, pria itu selalu melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri demi Nara dan Nara tak menyukainya.

"Apa keadaannya akan serumit ini bila kita tak bertemu Sayang?, "Kata Nara.

"Kau ini berbicara apa?."

"Kau tak perlu mengorbankan banyak hal lagi. Kali ini biarkan aku melakukannya. Semua akan baik-baik saja, bahkan saat aku tak ada, semua akan baik-baik saja asal kau bahagia."

"Aku akan selalu bersamamu Nara-ya, kita akan baik-baik saja, " Kata Namjoon mendaratkan ciumannya pada bibir Nara.

   Bolehkah malam ini saja Nara bersikap egois. Bolehkan malam ini saja ia menjadikan pria ini miliknya? Untuk terakhir kalinya.

Jang Nara
Pendek dulu ya part ini ambil nafas dulu sebelum nulis part 18++ setelah ini, janji bakal up hari ini juga. Ngebut nyelesaiin cerita ayank mbeb Namjoon biar bisa up story member lain lagi. Btw para stan Namjoon, apakah sehat jantung Miskah setelah melihat konser semalam. Saya berasa nonton pengajian karena sepanjang konser nyebut mulu,,, astagfirullah nggak kuatt... 🥰🥰🤣🤣

      

       

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang