Ospek Calon Mantu

393 40 0
                                    

      Masih dengan tak rela Jae in berpamitan pada Namjoon di depan rumah Nara. Namjoon menyuruhnya kembali ke Korea seperti kesepakatan awal. Jae in hanya akan menemaninya di Indonesia selama sehari.

"Tidak bisakah aku bersama Hyung, setidaknya sampai Hyung bertemu Nona Nara?, "tanya Jae in.

   Reaksi keluarga Nara saat bertemu Namjoon tidak begitu bagus, ia mengkhawatirkan Namjoon.

"Aku belum tahu akan berapa lama berada di sini, kau lihat sendiri kan, sepertinya keluarga Nara belum bisa memberitahukan keberadaan Nara padaku."

"Apa kita cari jalan lain saja, mereka terlalu kejam pada Hyung. Kau lihat anak laki-laki tadi, dia bahkan memukulmu saat baru bertemu. Ayah Nona Nara juga terlibat tak begitu menyukaimu Hyung."

"Lalu kau ingin mereka bereaksi seperti apa?, " Tanya Namjoon.

   Tanpa mereka ketahui, ayah Nara dan Dewa sedang ada di balik pintu mendengarkan obrolan keduanya.

"Aku adalah pria berengsek yang telah menyakiti kakak dan putri mereka. Mereka tidak mengusirku saja aku sudah merasa beruntung. Kau tahu Jae in-a, perjuanganku masih panjang. Pukulan Dewa tidak ada apa-apanya dibandingkan penderitaanku saat berpisah dengan Nara."

   Dewa dan sang ayah saling berpandangan saat mendengar kata-kata Namjoon. Sungguh tak menyangka bahwa Namjoon mencintai Nara sebesar ini. Dewa sedikit merasa bersalah karena memukul Namjoon tadi.

"Aku akan pastikan membawa kembali Nara lalu menikahinya. Pulanglah katakan pada Hyung dan yang lainnya aku baik-baik saja. Yoora Noona pasti sangat khawatir."

"Kula!!,"

  Obrolan mereka terhenti saat mendengar panggilan ayah Nara yang tiba-tiba muncul dibelakangnya. Kula memang sedang ada di depan pagar rumah. Adik Nara itu menunggu taxy yang ia pesan dari aplikasi online yang akan mengantar Jae in.

"Panggil Pak Kusman, biar dia yang nganter orang ini ke bandara."kata Ayah Nara menyebutkan nama sopir keluarga mereka.

"Appa serius?."

"Iya, "usai berbicara ayah Nara kembali masuk.

"Appa menyuruhku memanggil sopir kita untuk mengantar Jae in Hyung ke bandara. Kita tak perlu menunggu taxy."

"Dia mengatakannya?, " tanya Namjoon yang tak paham kata-kata Ayah Nara karena menggunakan bahasa Indonesia.

    Kula mengangguk bersemangat, "sepertinya Appa sudah mau membuka hati untuk Hyung."

"Benarkah?, " Namjoon ikut tersenyum saat melihat Kula mengangguk.

                    ******

"Bisa-bisanya ya kalian ninggalin Namjoon di hutan sendirian kalau dia tersesat gimana?."

   Mesti tak mengerti bahasa Indonesia tapi Namjoon jelas tahu kalau ibu Nara tengah memarahi Kula dan Dewa. Pagi tadi mereka mengajak Namjoon bersepeda ke sebuah hutan pinus yang sedikit jauh dari kota. Dan dengan teganya mereka menipu Namjoon dan meninggalkan Namjoon. Untung bahasa inggrisnya lancar ia bertanya pada beberapa pesepeda lain. Beruntung ada pengendara yang baik hati yang mau mengantarkan Namjoon dengan mobil saat menunjukkan alamat Nara.

"Dewa yang memintanya Ma, aku sudah mengatakan untuk tak melakukannya, Hyung baik-baik saja?."

      Namjoon mengangguk. Tentu saja Dewa yang mempunyai ide gila itu. Namjoon ingat bagaimana Dewa mengajaknya naik motor dan membuatnya hampir mati karena terlalu kencang menaiki motor beberapa hari yang lalu. Pria muda itu bahkan melakukan beberapa kali atraksi dengan motor membuat Namjoon yang duduk di jok belakang hampir meninggal karena serangan jantung. Namjoon jadi berfikir apa ini karma untuknya yang dulu sering membuat Nara nyaris pingsan saat mengendarai mobil dengan kasar saat ia marah. Selama lima hari berada di rumah Nara, Dewa adalah orang yang paling membuatnya kesal. Tapi bisa apa, Namjoon hanya pasrah.

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang