Shoot

444 47 3
                                    

     Saat Namjoon memutuskan menyusul Nara keluar mobil gadis itu terlihat duduk di dekat tenda yang tak bisa didirikan Namjoon tadi, menyalakan api unggun disana. Berulang kali menggosokkan tangannya menahan dingin.

"Masuklah, "Namjoon ikut duduk dan seketika hatinya ngilu saat Nara bergeser untuk menghindarinya, "diluar dingin."

"Aku harus duduk dimana? kau merusakan kursiku."

Namjoon menggaruk kepalanya yang tak gatal, "maaf."

"Soal tadi, aku juga minta maaf, ini kesalahan."

"Apa maksudmu?, "Namjoon sudah tau arah pembicaraan Nara, tapi mendengar gadis itu mengatakan bahwa ciuman mereka adalah kesalahan membuat ia tiba-tiba merasa sakit, "akulah yang merusak kursinya."

"Soal yang terjadi di mobil, maaf, aku tahu kita terbawa suasana."kata Nara bahkan tanpa melihat kearah Namjoon, ia terlalu malu.

"Nara-ya!!, "Namjoon keberatan, bukankah keduanya tampak menikmatinya tadi.

"Aku akan anggap ini tak pernah terjadi, aku,,, "

"Bagaimana kalau aku melakukan itu karena aku menyukaimu!!, " Namjoon tak bisa lagi bertahan terlalu menyebalkan saat Nara berpura-pura tak menyukai apa yang baru saja mereka lakukan tadi, "jadi kau ingin aku menganggap tadi karena kita terbawa suasana? Setelab kita bahkan melakukannya lebih dari satu kali?."

"Namjoon-ssi!!."

"Wae? Kenapa kau memperlakukanku seperti orang asing, kau memanggil Jae in bahkan dengan namanya saja, " Namjoon tak mengetahui ia begitu kekanak-kanakan di depan Nara, bagaimana mungkin ia membahas itu sekarang.

"Itu karena Jae in dan aku seumuran."

"Kau bahkan memanggil Jungkook dengan Oppa! Aku lebih tua darimu juga, "kata Namjoon.

"Kau serius ingin membahas ini sekarang."

"Benar, aku ingin membahasnya!! kau sungguh tidak adil, kau bisa tertawa lepas dengan pria lain tapi selalu galak denganku sudah berapa kali kau menginjak kakiku."

"Istirahatlah, kau kelelahan. Ayo masuk mobil, " Nara merasa perdebatan mereka sudah tak ada gunanya ia berdiri hendak menuju mobil.

"Aku cemburu, karena itu aku sampai kemari menyusulmu!."

     Nara berbalik sebentar tanpa berbicara, ia tak tahu harus bereaksi apa dengan kalimat Namjoon. Akhir-akhir ini pria itu gencar menyatakan perasaan padanya. Perasaan yang masih diragukan Nara, ia berjalan menjauh dari Namjoon, merasa bahwa pria itu sudah tak waras.

   Perlakuan Nara membuat Namjoon semakin kesal dengan cepat ia berdiri tanpa sadar menginjak ujung kayu yang telah terbakar hingga kayu dengan api membara itu terlempar ke tangannya.

"Ahh!!, " Teriakan Namjoon membuat Nara berbalik dan mendapati pria itu kesakitan karena tangannya terkena api. Ia berbalik untuk menghampiri Namjoon.

"Astaga!! Bisakah kau tidak ceroboh sedikit saja,"Nara memperhatikan tangan Namjoon, "sakit?."

   Namjoon menatap wajah khawatir Nara yang masih memegangi tangannya, tentu saja tak terlalu parah terkena api di tengah musim dingin tapi menyenangkan saat Nara terlihat sangat mengkhawatirkannya.

    Melihat Nara yang terus membolak-balikan tangannya membuat pipi Namjoon memerah. Apa benar ia begitu menyukai gadis di depannya ini, ia bertingkah seperti anak kecil dengan menyukai perhatian kecil Nara ini.

"Kau hendak kemana?,"tanya Namjoon saat Nara berdiri meninggalkannya.

"Tunggu disini sebentar, "Nara kembali setelah membawa handuk kecil basah dan menempelkannya pada tangan Namjoon yang terluka.

I'm sorry because loving you "KNJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang