Jam pelajaran kuliah tak begitu padat selama seminggu awal masuk ini. Nara malah sibuk menyembunyikan diri dari para penghuni kampus yang tiba-tiba selalu ingin dekat dengannya. Ia hampir frustasi karena setiap hari selalu ada saja pertanyaan mereka untuk Namjoon. Mungkin kehidupan tenangnya seperti dulu hanya akan menjadi mimpi bagi gadis itu sekarang. Setelah ajakan perdamaian dari Namjoon tempo hari, tak banyak yang berubah. Namjoon tetap saja menjadi pria sok perintah yang menyebalkan.
Seperti hari ini, dompet dan ponsel Nara tertinggal dirumah, ia memutuskan untuk pulang mengambil dompet dan ponselnya terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah Namjoon, tapi Namjoon tak berhenti menelpon Hyurim sejak pagi mengatakan bahwa Nara hanya perlu menunggunya.
Nara merutuki kebodohannya yang percaya pada ucapan Namjoon, ia sudah berdiri di kedai depan kampusnya selama hampir empat jam dan Namjoon tak juga datang, ini bahkan sudah menjelang petang. Hyurim sudah pulang sedari tadi, ia tak membawa ponsel jadi ia tak bisa menghubungi siapapun. Setelah menunggu selama hampir Lima jam ia akhirnya memutuskan untuk menaiki bis dengan kartu lama dengan saldo minim yang tergantung di tasnya, tapi jarak rumah Namjoon dari halte sekitar 4km, ia harus berjalan kaki dalam kondisi lapar.
Namjoon memang menyebalkan tapi pria itu tak biasanya mengingkari janji tanpa menghubunginya, karena itu Nara khawatir ia memutuskan untuk ke rumah Namjoon padahal bisa saja ia menaiki bus dan pulang ke rumahnya, tapi kekhawatirannya lebih besar daripada akal sehatnya. Dengan tubuh lemas Nara sampai di depan gerbang rumah Namjoon, salah satu penjaga yang mengenalinya segera memberinya minum dan mengantar Nara masuk.
Nara baru memasuki ruang tamu saat terdengar suara pria yang sedang berteriak kesal. Nara mengenalnya, presider Seo yang sedang memarahi Jae-in.
"Kenapa dengan Namjoon? Siapa yang mengijinkannya pergi ke jeju!, "Presider Seo marah dan membanting ponselnya, Jae in hanya menunduk.
"Namjoon pergi ke Jeju? Kenapa tak mengatakan apapun padaku? Bukannya ia berjanji menjemputku sejak siang tadi,"batin Nara, keduanya masih tak menyadari keberadaannya.
"Dia sudah dua kali mangkir dari konser BTS karena Yunju. Kenapa gadis itu harus kembali dari LA dan menggoyahkan Namjoon bukannya dia meninggalkan Namjoon sejak lama. Apakah ini yang dinamakan leader."
"Presider, Hyung pasti ada alasan untuk pergi, kita tunggu dia sebentar lagi. Hyung bilang ingin menyelesaikan semua dengan nona Park."
"Dan kau percaya? , "presider Seo bertambah marah,"Anak itu tak pernah berubah ia selalu berbuat sesuka hati bila menyangkut Yunju, apa dia tak memikirkan perasaan kekasihnya? Bila terus membayangi Yunju untuk apa ia berkencan."
"Ah, benar Nona Nara, "Jae in terlihat panik, "Hyung menyuruhku menjemputnya, bagaimana aku bisa lupa."
Jae in segera mencari kunci mobil dan terkejut saat Nara sudah ada diruangan yang sama dengan mereka.
"Nona Nara, "Jae-in mendekati Nara yang sepertinya mendengarkan pembicaraan mereka.
"Jadi dia pergi ke Jeju dengan Park Yunju."
"Nona, Hyung pasti ada alasan melakukan ini, "Jae-in tampak menyesal. Ia lah yang mengetahui bagaimana Nara telah berhasil merubah Namjoon menjadi lebih baik. Jae-in juga menyadari perasaan keduanya yang terus tumbuh. Namjoon hanya perlu menyadarinya, Jae-in yakin Namjoon memiliki perasaan istimewa pada Nara.
"Nona Nara istirahatlah, Hyung menyuruhku menjemputmu tapi aku lupa maafkan aku."
"Dia mengatakan dia yang akan datang Jae in-a, aku menunggunya selama hampir lima jam. Aku bahkan berjalan kaki untuk sampai disini," Pandangan Nara kosong, ia tak ingin berfikir lagi, ia sudah berada diambang kesabarannya.
Presider Seo tidak mengetahui hubungan apa yang terjalin diantara Namjoon dan gadis di depannya ini, tapi presider Seo merasa kasihan tanpa sebab.
Nara membuka tasnya memberikan foto beruang yang tempo hari ia temukan, "berikan ini pada Namjoon dan bilang padanya aku tak akan datang lagi, "Nara berbalik, kali ini ia harus berhenti, Nara menyadari perasaannya untuk Namjoon dan jelas ia mengetahui cinta pria itu tak pernah ada untuknya, jadi Nara akan berhenti sebelum perasaannya berkembang lebih dalam lagi.
"Aku akan mengantar Nona, "Jae in membantu Nara berjalan dan memutuskan untuk mengantar gadis itu pulang.
*******
Namjoon keluar bandara dengan terburu-buru, mengenakan topi dan maskernya. Ia tak boleh ketahuan ataupun membuat orang-orang mengenalinya. Presider Seo sudah sangat marah dan ia tak boleh terlambat. Jae in dengan sigap membantu Namjoon untuk masuk mobil setelah melihat pria itu keluar dari bandara. Sesuai arahan Hyungnya mereka bertemu di parkiran.
Namjoon bisa bernafas dengan lega saat ia duduk di dalam mobil bersebelahan dengan Jae-in yang sedari tadi hanya diam.
"Kau tidak menyetir hari ini?, "tanya Namjoon, tak biasanya Jae in diam, asistennya itu biasa menawarkan makanan ataupun menanyakan keadaannya.
Jae-in tak menjawab, ia mengambil sesuatu dari saku mantel yang ia kenakan.
"Maafkan aku Hyung kemarin Presider Seo terus berada di rumah dan membuat keributan sehingga aku lupa menjemput Nona Nara, dia menunggu Hyung selama lima jam, lalu memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah setelah menaiki Bus. Dia memberikan ini dan mengatakan dia tak akan datang lagi."
Namjoon menerima foto beruang yang diberikan Jae-in, ini adalah foto yang ia buat dengan Yunju delapan tahun yang lalu darimana Nara mendapatkan ini.
"Nona mendengar pembicaraan kami, dia mengetahui Hyung pergi ke Jeju dengan desainer Park."
"Dia bilang dia tak akan datang?."
"Ya."
Kembali dada Namjoon bergemuruh, sekali lagi Nara telah membuat hatinya bereaksi keras. Ia harus menjelaskan semuanya pada Nara. Yunju kembali berbohong pada Jungkook dan berhasil membuat pria itu menyusulnya ke Jeju. Tapi Yunju menahannya untuk kembali ke Seoul dan itu membuat Jungkook marah dan menhubungj Namjoon. Yunju juga menghubunginya, seperti biasa menangis lalu memintanya datang. Namjoon memang ke Jeju tapi tidak untuk menuruti keinginan Yunju, ia pergi untuk menjelaskan keadaannya pada gadis itu. Ia berusaha membuat Yunju mengerti bahwa ia telah mempunyai kekasih.
"Hubungi presider, katakan aku sudah sampai. Kita ke rumah Nara sekarang," Namjoon melihat jam ditangannya, "ah ini jam kuliahnya, kita ke kampusnya sekarang."
"Ya Hyung,"Jae-in terdiam sebentar sebelum melanjutkan, "Kau tahu kan Nona Nara terluka, terlepas dari hubungan kalian, Hyung telah banyak melukainya demi Desainer Park."
Perkataan Jae-in yang terdengar tajam, pria itu tak biasanya mengomentari kehidupan pribadinya, karena itu Namjoon merasa bahwa ia sudah sangat keterlaluan kali ini. Namjoon mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Nara, nomer gadis itu tak aktif. Apa yang sebenarnya terjadi, apa Nara benar-benar menaruh perasaan juga padanya. Namjoon baru ingin menguatkan hatinya karena itu ia pergi ke Jeju, ia ingin menyelesaikan semuanya dengan Yunju dan mengikuti hatinya yang selalu condong ke Nara. Ia ingin tahu perasaannya pada Nara, apakah itu nyata. Tapi kenapa harus terjadi kesalahpahaman lagi saat Namjoon baru hendak memulai.
Jang Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry because loving you "KNJ"
Fanfiction"Saat seseorang hadir dan merubah cara pandangmu pada dunia. Saat seseorang yang membuatmu ingin memberikan seluruh dunia untuknya. Percayalah itu bukan kesalahan tapi CINTA." Korean series, Korea-indonesia Bts -Kim namjoon -Narayana Dewanto -Jeon j...