05. Malam pesta

7.7K 777 30
                                    

Deral mengerjapkan matanya, ia menggeliat sedikit kemudian bangkit dari tidurnya. Lelaki itu mengamati sekeliling, sepertinya ini bukan kamarnya.

Ceklek

Deral mengalihkan pandangannya menatap seorang wanita yang memang baru keluar dari kamar mandi. Wangi sabun langsung menyeruak memasuki indera penciumannya.

"Gue kira Lo mati suri." kata Xe sambil berjalan menuju meja riasnya, ia mendaratkan bokongnya pada kursi putih itu kemudian beralih mengambil bedak untuk merias wajahnya.

Deral memutar kedua bola matanya malas, lebih tepatnya malas akan berdebat dengan wanita itu.

"Lo mau kemana rapi gitu?"

Xe berbalik, ia menatap bingung Deral. "Apa Lo lupa? Hari ini hari sweet seventeen  Lo sama Geral."

Deral menepuk jidatnya sendiri, ia menoleh kesamping menatap jam kecil yang berada diatas meja nakas. "Anjir! Kok udah jam tujuh?!"

"Lo sendiri yang kebo, udah dibangunin juga, tapi gak mau bangun-bangun. Gue kira lo mati. Tapi pas Gue cek nafas lo masih ada."

Tadi, Deral kecapekan setelah selesai membersihkan taman belakang. Akibat dari suruhan Xe, yang mengharuskan agar dibuat taman bunga.

Deral berdecak kesal, "Tega banget Lo sama calon suami."

"Calon suami bapak Lo! Udah sana keluar!"

"Gue mau ikut."

***

Gedung mewah langsung menyambut mereka, tamu undangan juga sudah sangat banyak yang datang.

Xe berjalan terlebih dahulu, kemudian Deral mengikutinya dari belakang.

"Hai!!!"

Xe langsung cipika-cipiki kepada Rea dan Ayyara. Kedua gadis itu sangat anggun dengan gaunnya.

Xe tersenyum tipis, kemudian mengajak Rea dan Ayyara untuk menemui tuan pesta.

Dari tempatnya, mereka sudah dapat melihat Geral yang berdiri kokoh dengan kemeja putih dibalut jas hitam mahal. Lelaki itu tampaknya sangat sibuk melayani tamu yang semakin banyak berdatangan.

"Gila, Gelal ganteng banget!" Histeris Rea. Ia menatap Geral dengan mata berbinar.

Xe maupun Ayyara sama-sama menoleh dengan mata melotot, "Apa?!"

Diam. Xe dan Ayyara saling berpandangan. Kemudian Ayyara berdehem singkat, ia lupa jika ini adalah tempat umum. Bisa-bisa semuanya terbongkar.

"Lo?"

"Bukan, bukan itu maksud gue. I-itu Ken daritadi melotot mulu, gue takut sama matanya."

Kedua perempuan itu langsung menoleh kebelakang, menatap bingung kearah Ken yang sedang memasang tatapan maut.

Rea menyengir, kemudian berjalan mendekati Ken dan memeluk lengan kekar laki-laki itu.

"Jangan malah."

Ken mendengus kasar, kemudian mengelus puncuk kepala wanitanya itu.

"Idih!" Ayyara mendelik, lalu menarik tangan Xe untuk menemui Geral.

"Ral!"

Lelaki yang merasa namanya dipanggil pun langsung menoleh, seketika wajahnya langsung berseri kala melihat pujaan hatinya berdiri tidak jauh darinya. Gaun putih itu sangat pas membalut tubuh Ayyara sehingga membuat Geral semakin melebarkan senyumnya.

Tidak salah ia memaksa Ayyara agar memakai gaun itu, lihat! Saat ini gadisnya sangat cantik.

Xe tersenyum malu kala Geral tersenyum lebar kearahnya. Tidak tahu saja Xe, bahwa Geral tersenyum menyambut gadis di sampingnya, bukan untuk dirinya. Kemudian kedua perempuan itu langsung berjalan menghampiri Geral.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang