15. Anjing hitam

5.4K 566 32
                                    







"Sebelum anak-anak kami pulang, sir minta sedikit waktunya untuk berkumpul dilapangan induk. Terimakasih."

Tet.. tet...

"Pelajaran selesai!"

Bel berbunyi, menandakan bahwa mereka sudah boleh pulang.

"Kira-kira kita ngapain ya, disuruh ngumpul?"

"Mana Gue tau!"

Turbo, Deral, Geral, Ken, dan Zayen berjalan beriringan menuju lapangan, dimana sudah banyak siswa-siswi lain berkumpul.

"Wuih.. ayang gue mana nih?" Deral celingukan mencari sosok wanita yang saat ini sedang mengisi hatinya. Eakk!!

"Ah!! Itu dia!" Lelaki itu berlari menghampiri seorang perempuan yang tengah berdiri membelakanginya.

Grep

"Kangen..." rengeknya.

Perempuan itu membeku ditempat, tangannya tremor setelah tau ada yang memeluknya. Terlebih lagi itu most wanted sekolah.

Deral mengendus-ngendus bau perempuan itu, seperti asing. Ini bukan bau parfum Xe, apa wanita itu mengganti parfumnya?

"RAL?!"

Deral terkejut, dengan cepat ia langsung menegakkan tubuhnya. Matanya kembali melotot kala melihat perempuan didepannya bukanlah Xe, melainkan gadis lain.

"G-gue, anu, maaf, s-salah orang." Deral menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"HAHAHAH! SALAH ORANG!! BESOK-BESOK SALAH KAMAR!!"

"TOLOL!"

Deral sungguh-sungguh malu saat ini karena menjadi pusat perhatian satu lapangan, ia menoleh menatap Xe yang berdiri tidak jauh darinya. Parahnya lagi, wanita sedang tertawa terbahak-bahak. Lebih tepatnya, menertawai dirinya. 

Lelaki itu mengusap wajahnya kasar, kemudian sedikit berlari menghampiri Xe dan menarik tangan wanita itu menjauh dari kerumunan.

"Sayang, kangen... pffttt,"

Deral mendatarkan pandangannya, wajahnya memanas. Sudah dapat dipastikan wajah lelaki itu saat ini tengah memerah seperti tomat yang sudah matang.

"Panggil ambulans!! Gue sesek nafas!!"

Dugh

"Gue gak nerima gombalan!"

"Hahahaha, lucu, hahahaha garing!" Deral tertawa garing demi menyembunyikan malunya.

"Kangen..."

"Diem gak lo!"

"Gue kangen... hahahaha"

"Diem gak?!"

"Kang--"

Cup

Tubuh Xe menegang kala benda kenyal nan lembut itu berjumpa dengan bibirnya, matanya berkedip bingung. Jantungnya berdegup dengan kencang, dan kakinya seketika lemas seperti jelly.

"Ral... L-lo--"

Deral tersenyum miring sembari mengusap bibir bawah wanita itu, "Manis."

~○0○~

"Baik. Sir mulai saja, ekhem."

"HARUS DEHEM DULU SIR?! AING KEPANASAN!!"

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang